25 - Story Heart

203 14 5
                                    

"Di diemin ngelunjak" jessica mengalihkan pandangan nya dan menatap intens ke arah nadine

"Kayak nya kebalik tuh" nadine mengalihkan pandangan nya dan menatap intens ke arah jessica

"Masih kelas sepuluh aja udah sok jago banget lo" sahut kacung jessica yang membela bos nya

"Dasar jalang" ucap jessica sesinis mungkin agar emosi nadine tersulut

Nadine menghela nafas agar ia tak terpancing emosi hanya untuk meladeni orang psikopat seperti jessica

"Di ralat dong masa jalang teriak jelang semua orang juga tau kok mana yang jalang dan mana yang bukan" ucap nadine setenang mungkin namun perkataan nya sangat menusuk ke hati kecil jessica

Pandangan mata willy menemukan sosok gadis yang sudah ia cari dan ternyata gadis tersebut sedang berada di dekat jangkauan nya karna jarak mereka yang cukup jauh willy berlari kecil mendekat ke arah nadine

Willy mengacak acak gemas puncak kepala nadine

"Dari tadi aku cariin ternyata disini"

"Masa kamu nggak liat aku udah lumayan lama lo berdiri disini" nadine memberikan sebotol air mineral yang di bawa nya tadi

"Tau aja kalo aku lagi haus" willy langsung membuka air mineral tersebut dan meminun nya lalu membasahi kepala nya dengan air tersebut dan memercikan nya ke wajah nadine

"Ihh jadi orang rese banget"

"Biarin wlee" willy menjulurkan lidah nya untuk mengejek nadine

"Kalo tau tadi mending gak usah di kasih minum"

"Itu kan tadi tapi sekarang udah beda"

Willy mengacak acak rambut nya dan membenarkan posisi rambut nya dan mulai terdengar terikan dari para fans fans nya

"Mulai deh setan nya balik lagi"

"Setan apaan?" Tanya willy tak  mengerti

"Mau tau aja"

"Ih kamu kok gitu yang"

"Biarin wlee" kini nadine yang menjulurkan lidah nya mengejek willy dan nadine berlari meninggalkan lapangan begitu pula diikuti oleh willy

"Nadine jangan lari lari dong ntar kamu jatuh"

"Biarin"

"Awas ya kalo sampe dapet"

"Coba aja"

"Mau kemana lagi" ucap willy sambil berkacak pinggang nadine sudah tidak bisa berlari lagi karna ia berada di penghujung rerumputan

Huhh huhh huhfh

Nafas nadine ngos ngosan berlari untuk menghindari pertanyaan willy

"Udah ah capek" nadine menjatuhkan bokong di salah satu kursi kayu yang berada di taman belakang

Willy tetap tidak ingin melepaskan tangan nya yang sudah menggenggam pergelangan tangan nadine

"Setan apaan" tanya willy sambil menaikan turun kan alin nya melihat itu nadine justru mentertawai nya

Hahahahah

"Sumpah kamu lucu banget kayak gitu tadi"

"Kamu aja yang baru nyadar kalo aku ini udah ganteng lucu pintar tidak sombong dan suka menabung lagi" nadine memutar bola mata nya mendengar penuturan willy

"Mulai nih setan nya balik lagi"

"Setan apaan sih, masa iya ada setan yang ganteng kayak gini"

"Ada lah"

"Emang siapa"

"Ya orang yang lagi ngomong sama aku"

Willy mencubit gemas kedua pipi nadine dan membuat nadine mengerucut kan bibir nya karna ulah willy

"Lepasin sakit tau"

"Ogah banget ngelepasin nya kamu tau nggak pipi kamu itu kayak bakpau emesh banget buat dicubitin"

"Enak aja" tangan willy berhasil lepas dari pipi nadine, nadine mengalihkan pandangan nya menatap ke arah tanaman yang merambat

"Yang" panggil willy

"Yang jangan marah dong" panggil willy sekali lagi nadine tetap mengacuhkan ucapan willy

"Ih ayang jangan marah dong kalo kamu marah aku jadi makin sayang nih" goda willy namun nadine tetap tidak mengalihkan pandangan nya

"Dasar gombal gembel"

"Nggak gombal yang aku jadi makin cinta makin sayang makin semakin mau sama kam-"

Nadine berbalik dan langsung mencubit kedua pipi willy seenak nya saja tadi nya suara willy yang sibuk berceloteh panjang lebar kini suara nya berubah menjadi jeritan anak tiri, Nama lain nya Jeritan cowok nakal.

Aaaaw ahaaaww awww

"Udah yang stop sakit banget tau"

"Rasain tuh gimana sakit nya pipi aku kamu cubitin kayak tadi"

"Iya iya ampun maaf yang"

"Udah terlambat" ucap nadine sambil tertawa dan tangan nya masih setia memegang kedua pipi willy ralat bukan memegang tapi mencubit.

Suara willy kembali terdengar

"Sakit yang ampun gak lagi deh"

"Beneran?"

"Iya janji gak bakal ngulangin lagi"

"Yaudah" nadine melepaskan tangan nya dan terkekeh melihat pipi willy yang memerah

"Uhh kayak nya ada yang blushing nih" goda nadine willy tidak mengerti ucapan nadine jadi ia tidak menghiraukan nya

"Pipi nya merah banget tuh" nadine menujuk kedua pipi willy menggunakan dagu nya, willy baru tersadar bahwa yang di ejek oleh nadine itu adalah diri nya

"Mulai nakal ya"

"Enggak kok canda aja" tangan nadine mulai meneliti sudut demi sudut wajah willy sehingga membuat deru nafas mereka masing masing terdengar

"Sorry ya will pipi kamu jadi merah kayak gitu"

"Udah gak papa kok yang"

"Sakit ya?"

"Lebih sakit kalo kamu ninggalin dan berpaling dari aku"

Nadine menepuk lengan willy karna setiap ada kesempatan pasti willy selalu menggombali nya

"Alay"

"Gak papa alay yang penting ganteng"

"Ya udah terserah kamu aja"

Nadine beranjak dari kursi kayu tersebut nadine ingin mengambil handuk kecil dan membasahi nya untuk mengompres pipi willy namun langsung di tarik kembali oleh willy sehingga nadine jadi terduduk kembali

Saat nadine sudah duduk kembali willy membenarkan posisi nya dan kepala nya tiduran di atas pangkuan nadine

"Biarin kek gini"

"Hmm"

nadine hanya bergumam kecil nadine mengusap usap rambut willy dengan lembut dan membuat willy terlelap di atas pangkuan pujaan hati nya

Jangan lupa voment nya😘

Story Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang