Karena pada akhirnya, orang yang di sia - siakan akan menjadi sosok yang paling dirindukan nantinya. —Tumblr.
•••
Karena ajakan konyol yang ditawarkan Deni, membuat Mario bingung harus menonton film apa. Dia hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal melihat jadwal tayangan film.
"Yo, nonton fast and furious 8 aja." Marel yang melihat raut bingung di wajah Mario memberikan saran.
Mario akhirnya mengangguk, dan memesan tiket.
15 menit kemudian, Mario sudah kembali dengan dua tiket yang ada di genggamannya. "Dapet jam berapa?"
"Kita langsung ma–suk." Mario terdiam sejenak melihat Marel dari atas sampai bawah. Jeans robek, kaos putih polos yang diselimuti cardigan hitam, dan jangan lupakan kaca mata bulat yang menghiasi wajah cantiknya.
Marel terlihat imut. Pikirnya.
"Mario!" Panggilan Marel membuat Mario tersentak. "Eh, kenapa?"
"Penampilan gue salah, ya?"
Mario langsung menggeleng cepat. "A-ah, enggak kok. Lo cantik."
Percayalah, pipi Marel langsung merah dengan pujian itu.
"Yaudah, ayo masuk, keburu mulai," ajak Mario.
Marel dan Mario jalan beriringan menuju studio empat.
× × ×
"Halo, Bunda?"
"Kenapa, Leo?"
"Marel udah pulang?" tanya Adrel gusar.
"Belom, dia tadi pergi sama Mari—"
"KOK BUNDA IZININ?!" Suara Adrel naik satu oktaf.
"Kamu gak boleh teriakin bunda kaya gitu, Leo. Biar aja, mereka cuma jalan, kamu ini kenapa?"
"Bun, aku minta maaf, ya udah teriak sama bunda. Aku cuma ngerasa gak enak, gak tau kenapa, bun."
Terdengar helaan napas ditelpon. "Bunda percaya sama Mario, kok. Kamu kenapa? Lagi kangen sama Tiara, ya?"
Mati gue! "Ah, nggak, bun. Yaudah, aku tutup ya telponnya, assalamuaikum, bunda."
"Waalaikumsalam."
Adrel mengacak - acak rambutnya frustasi. Ia tidak mengidap brother complex, jika kalian ingin tahu. Namun, feeling-nya mengatakan bahwa Marel akan menangis, dan itu semakin kuat. Walaupun, Adrel tahu Marel bukan tipikal cewek cengeng.
Jam sudah menunjukkan pukul 9.35, dan Mario berjanji padanya bahwa ia akan memulangkan Marel pukul 10. Walaupun Mario sudah meminta padanya baik - baik, namun entah mengapa, Adrel selalu merasa bahwa Mario itu tidak pernah bisa menjaga Marel.
× × ×
Hujan deras membuat Mario dan Marel langsung buru - buru meneduh di halte yang sepi. Sehabis menonton tadi, Mario langsung mengajak Marel pulang, karena jam sudah menunjukkan pukul setengah 10.
Marel membuka ponselnya, dan melihat banyak notifikasi dari Adrel.
Why you gotta hug me like that
Everytime you see me
Why you always making me laugh
Swear you catching feeling
I love you from the sta—
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagination
Teen Fiction* * * Karena mengejar angan lebih sulit dibandingkan mengejar mimpi. Karena khayalan lebih rumit dibandingkan mimpi. Karena imajinasi belum tentu terjadi. Jadi cewek bukan berarti gak bisa untuk berjuang. Jadi cewek bukan berarti gak bisa untuk mera...