9 - The Feeling (2)

287 15 0
                                    

Karena luka, bisa merubah sikap seseorang. —Tumblr.

• • •

"Yakin, gak apa-apa, Rel?" tanya Adrel saat Marel hendak turun dari mobilnya.

"Nggak, Le. Gue nggak apa-apa, udah. Sana, berangkat. Bye!" balas Marel setelah itu ia buru-buru keluar dari mobil Adrel dan memasuki sekolah.

Marel berjalan dengan santai, tidak mengindahkan tatapan-tatapan yang melihatnya dengan—entahlah. Marel hanya mengendikkan bahunya.

Saat ingin menaiki tangga menuju kelasnya, Marel mendengar seseorang menyanyi di ruang musik. Karena penasaran, Marel mengintip dari balik pintu.

You and I
We're like fireworks and symphonies exploding in the sky
With you, I'm alive

Betapa terkejutnya Marel, karena melihat Fanya sedang memetik gitar dan bernyanyi sambil menangis. Seakan meresapi isi lagunya.

Like all the missing pieces of my heart, they finally collide
So stop time right here in the moonlight
'cause I don't ever wanna close my eyes

Akhirnya, Marel menunjukkan dirinya dengan ikut bernyanyi yang membuat Fanya terkejut, namun, Marel menyuruhnya untuk tetap melanjutkan.

Without you, I feel broke like I'm half of a whole
Without you, I've got no hand to hold
Without you, I feel torn like a sail in a storm
Without you, I'm just a sad song
I'm just a sad song
With you I fall
It's like I'm leaving all my past in silhouettes up on the wall
With you I'm a beautiful mess
It's like we're standing hand in hand with all our fears up on the edge
So stop time right here in the moonlight
'cause I don't ever wanna close my eyes
Without you, I feel broke like I'm half of a whole.
Without you, I've got no hand to hold
Without you, I feel torn like a sail in a storm
Without you, I'm just a sad song
I'm just a sad song

Marel bertepuk tangan dengan semangat. Membuat Fanya mengernyit heran sambil menghapus air matanya. "Kenapa?"

"Gak apa-apa. Kak Fanya keren, bisa sampe nangis gitu. Lagi berantem sama Mario, ya?"

"A–ah, enggak. Gue lagi gak berantem sama Mario kok."

"Oh, gitu, ya? Yaudah, aku ke kelas duluan, ya, Kak. Kapan-kapan kita kaya tadi lagi, boleh?"

Fanya mengangguk, "iya, boleh."

Marel langsung pamit, dan berjalan terburu-buru ke kelasnya karena bel sudah berbunyi.


× × ×


"Lo udah enakan?" tanya Mario.

Marel langsung menengok ke Mario dan menatapnya bingung. "Kenapa?"

"Kan dua hari yang lalu, lo gak masuk, dan alesannya sakit."

Marel langsung menggeleng. "Gak, gue udah enakan."

Mario mengangguk. "Jadi, lo kemana aja? Akhir-akhir ini, gue gak liat lo. Lo gak ngehindarin gue, 'kan?"

"Hindarin lo? Buat apa?"

Mario mengendikkan bahunya. "Gak tau, tapi gue ngerasa lo ngejauh. Lo sombong, jarang sapa gue sekarang."

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang