Kamu jangan pernah cari yang nggak ada, apalagi yang nggak pasti. —Pak Ridwan.
• • •
"Kamu kenapa?" tanya Mario.
Fanya menggeleng, lalu bertanya, "Yo, kamu sayang sama aku, 'kan?"
"Kamu kenapa ngomong kaya gitu? Nya, kamu kenapa?" tanya Mario mulai khawatir.
Fanya kembali menggeleng. "A-aku mau kita putus, Yo."
"Nya, ini gak lucu! Kamu ke jedot dimana?"
"Aku gak ke jedot atau apapun, aku emang pengen putus sama kamu, Yo. Aku—" Fanya memberi jeda. "—ngerasa beda sekarang. Kita udah beda, Yo."
Mario menghela napas. "Kamu lagi capek, Nya? Kalo iya, kamu istirahat dulu. Besok kita omongin lagi."
"Nggak, Yo. Aku nggak capek. Aku emang pengen putus sama kamu, karna kita udah beda, Yo." ucap Fanya final, lalu ia meninggalkan Mario di Café.
× × ×
Marel menepuk-nepukan gulingnya dengan harapan perasaan sesak yang sejak tadi siang melandanya, hilang. Airmata sudah membanjiri guling itu.
"Salah, semuanya salah! Kapan lo bisa liat gue? Kapan lo bisa kasih gue perhatian? Segitu jeleknya gue sampe lo gak bisa liat gue?" Pertanyaan-pertanyaan tidak jelas lolos dari bibir Marel. Sambil sesegukan, Marel kembali melontarkan pertanyaan yang sama, entah untuk siapa.
Tiba-tiba Melinda datang sambil membawa makanan di nampan. Ia langsung menghampiri putri satu-satunya itu.
Meletakkan nampan di meja, Melinda duduk di samping Marel dan memeluknya.
"Bun, aku gak cantik, ya?" tanya Marel masih sesegukan.
"Siapa yang bilang? Kamu gak boleh ngoming gitu, kamu ada masalah?"
Marel menggeleng. "Terus, kenapa orang yang Marel suka gak pernah liat Marel? Marel kurang apa?"
Melinda mengelus rambut Marel sayang. "Setiap orang punya tipe masing-masing, sayang. Kamu gak bisa suruh orang itu buat suka sama kamu. Cinta gak bisa di paksain, tapi bunda juga gak bisa salahin kamu karna suka sama dia.
Mungkin ada saatnya, kalo kamu masih mau sabar dan terus berjuang. Karena nggak ada yang nggak mungkin, kalo ada usahanya. Allah gak pernah tidur, dan nggak buta. Setiap hal yang kamu lakuin, pasti ada balesannya. Intinya cuma satu, sabar."
Penjelasan Melinda membuat Marel diam, bundanya benar, jika ada kemauan harus ada usaha, sesulit apapun itu. Allah gak pernah tidur.
"Yaudah, jangan di pikirin. Kamu makan dulu, nanti di lanjut lagi galaunya."
"Bunda jahat!"
Melinda hanya tertawa, lalu mengambil nampan makanan—menyuruh Marel untuk makan.
× × ×
Mario menatap langit-langit kamarnya, kemudian ia mengambil ponselnya, dan membuka aplikasi LINE.
Mario F : rel? 19.27
Setelah menulis pesan kepada Marel, entah untuk apa, Mario kembali menatap langit-langit kamarnya. Tidak lama kemudian, Mario memegang dada kirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/94869338-288-k229198.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagination
Подростковая литература* * * Karena mengejar angan lebih sulit dibandingkan mengejar mimpi. Karena khayalan lebih rumit dibandingkan mimpi. Karena imajinasi belum tentu terjadi. Jadi cewek bukan berarti gak bisa untuk berjuang. Jadi cewek bukan berarti gak bisa untuk mera...