"Lan, gue belum siap Lan. Lo tau gue kan? Gue masih berhubungan sama Delvin," ucap Retta sambil menatap Lani–sahabatnya. Di dalam hati wanita itu berharap semoga Lani dapat mengerti keadaan dan perasaannya karena tidak ada satu pun orang yang dapat mengertinya.
Lani mengambil bantal lalu menaru bantal itu tepat di belakang tubuhnya. "Lagian lo sih, udah tau pengen nikah masih aja berhubungan." Bukannya membela, Lani lebih memilih menyalahkan.
Retta memutar matanya malas, memang tiada lagi orang yang mengerti dirinya. "Gue masih sayang dan suka dia." Retta memberikan pembelaan.
"Yaudalah enggak perlu dipikirin. Mendingan lo tidur sekarang, besok lo udah jadi pengantin." Lani mematikan lampu secara sepihak lalu menutup matanya, biarkanlah Retta merenungkan semua nasipnya yang akan segera terjadi besok.
.
.
."Lan, bantuin gue kabur dong!" ucap Retta sambil menatap Lani memohon. Lani mencoba membetulkan kembali make up yang luntur di wajah Retta yang diakibatkan gadis itu menangis.
"Maaf gue ga bisa. Lagian lo kenapa sih? Arven kurang apa lagi coba?ganteng? Iya. Baik? Iya. Kaya? Iya."
"Tapi gue enggak suka Lani!" jawab Retta dengan nada tinggi.
"Cinta datang karena terbiasa kok. Dari cerita wattpad yang gue pernah baca, semua cerita pasti kedua pasangan itu saling jatuh cinta. Percaya deh Ret sama gue, lo bakal suka sama dia." Lani mencoba meyakinkan.
"Terserah lo deh, emang ga ada lagi yang mengerti gue."
Lani menatap Retta dengan seksama. "Udah lo udah cantik. Jangan nangis lagi, gue cape benarin lagi."
Beberapa menit kemudian,di kabarkan dari lantai bawah kalau pengantin pria sudah datang. Mendengar kabar itu membuat jantung Retta berdetak tidak karuan. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Kabur?tidak mungkin. Retta hanya bisa berdiam di dalam kamar rias ini sambil menunggu ijab kabul selesai.
Waktu sangatlah lama untuk Retta dan sampai akhirnya Lani menepuk bahu Retta pelan. "Ayo turun, gue udah dikabarin dari bawah."
"Tapi gue belum siap Lan."
Lani memandang Retta kesal. "Lo belum siap apaan sih? Ijab kabul sudah selesai dan lo sekarang udah jadi istri Arven."
Dengan beberapa kali helaan nafas akhirnya Retta dan Lani pun turun ke bawah. Retta menggunakan gaun pengantin berwarna cerah dan malam nanti dia akan menggukan gaun berwarna gelap. Aura kecantikan memang tidak bisa ditutupi lagi dari pengantin itu.
"Senyum Ret," ucap Lani mengingatkan.
Retta tersenyum memadang semua tamu undangan yang menandang Retta dengan tatapan iri. Bagaimana tidak? Di dalam gedung ini aura kecantikan Retta memang yang paling mendominasi.
Lani membawa Retta menuju bangku pelaninan. Ketika sampai disana Arven langsung mengambil alih genggaman tangan Retta dari Lani. Serangkaian acara akan segera mereka lewati.
.
.
.Malam ini, tema dari pernikahan ini semakin terlihat. Perpaduan warna hitam dan pink menjadi perpaduan yang sangat indah. Bunga-bunga terpasang dimana saja yang membuat tema dipernikahan ini semakin cantik.
Kini,Retta dengan gaun pernikahan yang berwarna gelap tengah terduduk di bangku dengan wajah yang sangat kelelahan. Acara dari tadi pagi sampai malam hari tidak kunjung berhenti. Arven yang berada tepat di sebelah Retta mulai memahami keadaan wanitanya itu. Dengan gerakan cepat, dia menggeser duduknya lebih dekat lalu mengusap puncak kepala Retta.
"Kamu kenapa? Lelah ya?" tanya Arven dengan nada yang sangat lembut. Retta memandang Arven lalu menjauhi duduknya dari Arven, keadaan mereka tadi terlalu deket untuknya.
"Iya, masih lama ga sih?" tanyanya.
"Engga sih, kamu kalau mau istirahat duluan aja di kamar apartemen atas."
"Yaudah mana sini Card id nya." Arven mengambil Card id dari kantung jasnya lalu mengasihnya kepada Retta. Tanpa berpikir lama,Retta langsung mengambil Card id dari tangan Arven lalu bergegas ke lantai atas meninggalkan tamu-tamu yang tidak terlalu ramai.
"Itu Retta mau kemana Ven?"tanya mama Karin–mamanya Arven yang merasa aneh karena menantunya itu pergi sendirian tanpa ditemani oleh anaknya.
"Dia mau istirahat Mah di apartemen atas, kasian dia." Mamanya hanya mengangguk mengerti.
Bersambung.....
Vote dan komen....
REVISI 👍🏼
Salam,
TheDarkNight_
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Dress
Teen Fiction"Kamu kenapa milih warna gaun yang gelap?" tanya Arven dengan tatapan lurus ke depan. Retta mengangkat bahunya acuh. "Untuk menggambarkan keadaan gue nanti saat sama lo," ucapnya sarkastis. Arven tersenyum lalu mengusap puncak kepala Retta. "...