y

1.1K 38 5
                                    

Aku terbangun dengan sendirinya, benar saja aku sekarang sudah berada diruang rawat, aku hendak berdiri Bryan langsung mucul dengan membawa bucket bunga.
"fan, lo mau ngapain? " Bryan langsung membopong badanku, dan mendudukan ku di atas kasur.
"kok lo pagi-pagi udah disini? Gak sekolah? "
"gimana mau sekolah, lo nya masih disini"
"kok gue? Udah lo pulang aja"
"denger ya, selama lo masih disini gue bakal ada disini juga"
"apaan sih lo, gak usah drama deh"
Bryan tersenyum saat melihatku tersenyum.
"ini buat lo" Bryan memberikan bucket bunga itu.
"makasih ya" aku menerimanya.
Seorang suster masuk, dengan membawakan sarapan.
"selamat pagi, stefi. Waktunya sarapan ya"
"iya, Sus. Terima kasih ya"
"iya, semoga cepat sembuh" suster itu tersenyum dan pergi.
"lo udah sarapan? " aku bertanya kepada Bryan.
"udah. Lo sarapan dulu, biar sehat. Apa mau gue suapin? " canda Bryan.
"boleh"
Bryan terkejut dengan jawabanku dan terdiam.
"nih" aku memberikan buburnya kepada Bryan.
Namun Bryan masih saja terdiam.
"hei, katanya mau suapin" kata ku mengejutkan Bryan.
"udah, lo makan aja sendiri" kata Bryan.
Aku pun menyuap bubur itu sendiri hingga habis. Setelah bubur itu habis, aku meminta untuk keliling rumah sakit.
"Bryan, gue mau keliling. Bosen disini"
"ya udah, gue temenin ya" Bryan mengambil kursi roda dan membopong ku ke kursi roda itu.
"lo mau ke tempat Andrian? "
"apa Andrian sudah mendingan? "
"hmm, gak tau deh. Coba aja kesana"
"ya udah, yuk"
Bryan mendorong kursi roda ku ke tempat Andrian. Dan saat aku membuka pintu. Aku terkejut melihat Andrian sudah siuman.
"Andriaan! " aku menyorak bahagia untuk dia, namun dia terlihat bingung dan aku tidak peduli, aku hanya ingin pergi ke tempat dia. Bryan mendorong kursi roda ku.
"sayang, aku kangen banget" aku hendak memeluknya, namun Sharon menahan ku.
"eh eh, enak aja peluk-peluk pacar orang"
Aku terkejut.
"apa? Pacar? Aku adalah pacarnya. Dan dia juga udah ngelamar aku"
"ha? Lo mimpi? Dia aja baru siuman"
"emang bener, tadi malam dia ngelamar aku. Ya kan Andrian? "
Andrian masih terlihat bingung.
"maaf, tapi aku gak pernah ngelamar siapapun. Dan kamu siapa? " tanya nya.
Aku terkejut bak tersambar petir disiang bolong. Andrian melupakan aku.
"lo denger kan? Dia aja gak kenal sama lo" Sharon memperkuat kedudukannya.
"Andrian, kamu benar-benar lupa sama aku? Aku Stefi pacar kamu. Dan kamu bilang kita bakal menikah"
"maaf ya, aku bahkan baru siuman. Dan bagaimana bisa aku melamar kamu" Andrian sedikit menaikkan nada suaranya.
"aku kecewa sama kamu"
"lo benar-benar ya, pacar sendiri lo lupa! " Bryan membelaku. Aku hanya menangis.
"Bryan, kita pergi"
"tapi? "
"biar aja. Aku mau pergi"
Bryan langsung mendorong kursi roda ku.
"udah pergi sana. Jangan balik lagi" Sharon mengusir ku.

Dengan perasaan berat aku pergi meninggalkan Andrian bersama perempuan lain. Aku sempatkan untuk menoleh ke belakang, berharap dia menahan ku. Namun, hal yang ku tunggu tak terkabul, dia hanya menatap ku bingung.

"sudahlah fan, lo ngeliat ke depan aja" Bryan mengingatkanku agar jangan melihat ke belakang, sesaat sebelum menoleh ke depan air mata ku menetes dan Andrian melihat itu.

Bryan berhenti di depan sebuah tempat duduk di taman rumah sakit.
aku duduk dikursi itu dan mulai menangis.

"lo nangis aja sepuasnya, sampai perasaan lo mendingan"
Aku menangis sepuasnya, dan mulai merasa membaik.
"fan, lo harus tau, di dunia ini masih banyak yang menyayangi lo, jadi jangan cuma stuck disini"
"iya, gue tau. Tapi, kenapa gue cuma nangis buat dia? Sedangkan dia sedang bersenang-senang dengan yang lain disana"
"karena lo gak pernah memandang orang lain yang care sama lo. Lo hanya melihat dia, sedangkan orang yang sayang sama lo ada di depan mata lo"
"maksud lo apa sih? Gue gak ngerti. Dari tadi lo bilang gue gak pernah memandang orang lain. Siapa maksudnya? "
"ya, lo gak pernah liat ke gue"

Aku langsung terkejut, begitu mendengar Bryan bilang itu, aku hanya terpaku memandang dia.

"haha.. Lo ngomong apaan sih" aku memecahkan suasana tegang itu.
"udah lupain aja" kata Bryan.
"Bryan, gue mau pulang hari ini"
"tapi kan, lo aja baru mendingan"
"lo mau gue tambah drop kalau satu rumah sakit sama Andrian? "
"ya gak lah. Ya udah, kita beresin barang lo dulu ya"
Bryan mengantarku ke ruangan ku. Setelah selesai dia mengurus asministrasi ku.

My lovely teacher [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang