Di tegah rimbun pepohonan yang menjulang tinggi, kini berkumpulah beberapa orang berbentuk kelompok dengan lambang angka 3 di salah satu baju yang di yakini adalah pemimpin kelompok tersebut.
Nian termasuk di antaranya. Wajahnya nampak sangat serius tat kala mendengar intruksi per-intruksi yang di ucapkan Evan.
"Oke, jadi ini titik kumpul kita, karena disini terdapat enam orang jadi gue bagi aja ya. Gue, Nian, Habibi ke arah utara dan Availa, Askara, Terreo ke arah selatan."
Semua mengangguk paham, "Jadi kita cuma perlu nyari bendera merah yang kesebar di sini 'kan?" timpal Terreo memastikan.
"Yap, jadi semua udah paham pembagian kelompok masing-masing 'kan?semua siap?" sahut Evan cepat.
"Siap!"
Lalu pada menit berikutnya mereka berpencar dan mulai mencari bendera berwarna merah yang sudah tersebar di penjuru hutan ini. Nian sedikit berlari menyamai langkah Evan dan Habibi yang setiap langkahnya semakin cepat.
Nian sedikit terengah, "Van, Bib, pelan-pelan dong!" pekik gadis itu lantas memegang dadanya yang semakin sesak itu.
"Kita harus cepat Nian, kita harus menangin lomba ini, gue ngga mau tau pokoknya," sahut Evan yang sudah berada sedikit jauh di depan sana sedangkan Habib hanya mengangguk menyetujui meninggalkan Nian yang semakin tertinggal jauh di belakang.
Sudah. Nian bahkan kewalahan mengejar 2 pemuda itu. Ia mendengus keras lantas menyender pada pohon beringin besar yang menyejukkan itu.
"Halah, bodo amat dah! gue cape!"
----
"Neo, akhirnya kita bisa dua-duaan kayak gini ya!" gadis bersurai gelap itu terus saja menggeliat manja di lengan Neo. Risih. Gadis itu bahkan tidak memberi ruang untuk Neo bergerak.
"Kera! lo itu niat nyari ngga sih!" teriak Hasina geram, ia merasa juga sama risihnya, matanya itu seolah tertusuk sebelah belati di kala melihat bagaimana gadis itu bertingkah.
"Nama gue Kiera!" balas gadis tersebut lalu melotot tidak suka.
Hasina memutar bola mata malas, "Bodo amat!" lanjutnya jengah, "Lo juga, mau aja sih di tempelin si Kera! dasar ya, cowok emang gitu, semua-semua di sikat!" tutur Hasina lagi sembari menunjuk-nunjuk Neo yang kini memasang wajah polos seolah tak mengerti situasi.
"Kiera woi! ki-e-ra! bukan Kera!"
Kelompok 1; beranggotakan 4 orang, termasuk dalam kelompok yang memiliki anggota paling sedikit di antara lainnya,yang diantaranya bermulut pedas semua, layaknya Hasina yang sibuk menceramahi orang sepanjang jalan, bahkan Leo yang sebagai ketua kelompok merasa jengah. Ia berbalik lantas menatap anggotanya satu-satu dengan pandangan tak bersahabat, keningnya yang berketingat memberi satu pertanda di mana saat ini ia merasa sangat lelah.
"Berisik!" hardik Leo cepat, "Jangan banyak omong! gue tau kalian semua cape, tapi ya seenggaknya bisa nggak sih kerjasama sebentar!? ini hutan, kita nggak tahu bahaya apa aja yang udah nunggu kita! ini udah hampir jam lima tapi kelompok kita dari tadi nggak nemuin itu bendera sama sekali!"
Leo menjelaskan setengah berteriak, menatap jengah pada seluruh anggota. Bahkan, Kiera dan Hasina yang tadinya sibuk berdebat itu terdiam dengan terus mengulum bibir kedalam.
Neo menghela berat, ia berjalan ke arah Leo lantas menepuk bahu pemuda itu pelan, "Sabar Le, ini cuma permainan nggak lebih, jadi kalau kelompok kita nggak nemu-nemu benderanya ya kita balik aja, oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
NEONIAN
Teen Fiction"Kalau lo pergi, gue nggak menjamin eksistensi gue ada di dunia ini lagi," tersenyum getir pemuda berkaos olahraga yang telah banjir keringat itu berbicara lemah. Mengulum bibir dalam. Beberapa kejadian pahit yang menimpa mereka cukup membuat ia ban...