Chapter 15

1.8K 133 1
                                    

"Selir Choi, apa kau menyuruh dayang mu untuk menaruh racun kedalam minumanku?"

Selir Choi memandang Kwangsun dengan tatapan tak mengerti, ia sama sekali tidak tau.

"Jangan berpura-pura tidak tau Selir Choi, kau mengaku didepanku atau kau akan diintrogasi oleh pihak kepolisian?"

"Jeonha aku sama sekali tidak mengerti, kenapa aku menaruh racun pada minumanmu? Apa keuntungan ku?"

"Kau cemburu pada Selir In bukan, sehingga kau ingin merusak reputasi nya didepanku."

Selir Choi menggeleng kuat, tak terima atas tuduhan itu, "jeonha hamba bahkan tidak ada niat untuk melakukan itu."

Kwangsun sama sekali tidak mempercayai ucapan Selir Choi, ia masih menatap Selir Choi dengan tatapan tidak suka.

"Jeonha, kenapa jeonha berubah? Bukan kah jeonha hanya mencintai Ratu Kim, lalu kenapa kau mulai sangat peduli pada Selir In yang merupakan Dayang dari Ratu Kim?"

Kwangsun terdiam membisu, tak lama terdengar suara Kasim Oh dari luar, "Jeonha, bolehkah hamba masuk."

"Masuklah Kasim Oh."

Kasim Oh memasuki ruangan Kwangsun, ia langsung membungkuk hormat.

"Jeonha, Dayang dari Selir Choi mengakui kejahatan nya, namun ia berkata bahwa yang menyuruhnya bukanlah Selir Choi."

Selir Choi membulatkan mata nya terkejut, "Siapa Dayang itu Kasim Oh?."

"Dayang Ahn, mama."

Setelah mendengar nama itu Selir Choi langsung memberi hormat pada Kwangsun dan langsung keluar tanpa persetujuan nya.

"Dayang Ahn."

Selir Choi menghampiri Dayang Ahn yang dibawa oleh prajurit istana.

"Dayang Ahn, katakan padaku bahwa itu tidak benar bukan?"

Selir Choi menatap Dayang Ahn dengan penuh harap, dia berharap jawaban tidak adalah kata yang keluar dari mulut Dayang Ahn.

"Maafkan hamba mama."

Setelah mengucapkan kata itu, Dayang Ahn dibawa oleh prajurit itu. Selir Choi memandang kepergian nya sambil menangis, tak terima dayang kesayangan nya dibawa.

"Selir Choi."

Selir Choi menoleh kearah suara itu, Yoon min hwa dan rombongan nya datang mendekat ke Selir Choi.

"Choi sook-ui."

"Mama."

*^*^*

"Selir In kenapa rencana ini tidak berhasil?" Tuan Yoon menatap Selir In dengan tatapan marah.

"Maafkan hamba tuan, rencana ini bukan nya tidak berhasil hanya saja keberhasilan nya tertunda."

Tuan Yoon mengernyitkan alis nya, merasa tak mengerti ucapan Selir In.

"Tuan tunggu saja."

*^*^*

"Ryung, panah dengan benar, berkonsentrasilah."

Ryung menganggukkan kepala nya, ia memandang sasaran dengan penuh ketelitian.

Ia menarik busur panah dan

Shoot....

"Yeeee akhir nya tepat." Ryung meloncat kegirangan, Seul bi ikut tersenyum melihat nya.

"Wahh Anak ini sudah pandai memanah rupa nya." Seul bi dan Ryung memandang kearah suara, Han Tae jin datang bersama Kasim nya dengan membawa buah dan makanan.

Ryung yang melihat Han Tae jin datang langsung berlari kearah Han Tae jin dan melompat ketubuh nya.

Han Tae jin tertawa dan menyeimbangkan tubuh nya, ia menggendong tubuh Ryung dan berjalan kearah Seul bi.

"Paman dari mana saja?, aku merindukan mu"

Han Tae jin mengelus pelan rambut Ryung, "Paman juga merindukanmu."

"Dari mana saja kau?" Tanya Seul bi ketus.

"Ahh kau ini selalu ketus kepadaku." Han Tae jin memajukan bibir nya.

"Ryung, ibumu." Rengek Han Tae Jin pada Ryung.

"Paman sudah besar, jangan merengek seperti anak kecil." Han Tae jin berhenti merengek, Seul bi yang melihat nya tertawa mengejek.

"Seul bi-ah kau ini."

"Oppa." Suara panggilan seorang anak kecil membuat mereka memandang kearah suara itu.

"Ha Neul" Ucap Ryung yang terlihat senang akan kehadiran gadis kecil itu.

"Oppa, aku membawakan mu ini." Ha Neul menyodorkan ubi kayu kepada Ryung, yang langsung diambil Ryung dengan senang hati.

"Aww panas." Ryung melempar-lemparkan Ubi itu dari tangan yang satu ketangan yang lain nya.

Ha Neul yang melihat tangan Ryung kepanasan tertawa, namun kemudian ia mengambil ubi itu dari tangan Ryung dan meniupi nya.

"Ini."

"Terima kasih."

Seul bi dan Han Tae jin yang melihat interaksi kedua nya tersenyum, mereka berdua seakan-akan adalah orang tua dari kedua anak itu.

Ya, orang-orang yang melihatnya pasti akan berpikiran seperti itu.

MOON IN THE JOSEON'S SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang