Chapter 9

3.2K 224 24
                                    

"Haruskah aku memanggilmu yang mulia atau Kwangsun saja?. "

Tae jin yang mendengar nama itu tercekat nafas nya.

"Seul bi bukankah itu nama Yang mulia Raja."

Seul bi menganggukkan kepala nya. "Kita harus kesana."

Tae jin menggelengkan kepala nya, "jumlah mereka tidak sedikit."

"Kita bisa mengalahkan mereka semua."

"Aku tau, tapi kita juga harus cepat mengobati nya. Kau lihat wajah nya, panah yang menembaknya terdapat racun dan racun nya tidak membuatnya langsung mati tapi akan membuat nya merasa tersiksa terlebih dahulu."

Seul bi mengernyitkan alis nya, "Lalu?"

"Aku akan mengalihkan perhatian mereka dan kau harus cepat obati dia." Seul bi menganggukkan kepala nya mengerti.

"Dan berhati-hati lah melawan mereka semua."

"Aku akan membunuh kalian semua." Kwangsun memegang pedang nya dan mengayun-ayunkan ya.

"Aaah, kau masih bisa sombong rupa nya. Dol sae serang dia."

Salah seorang dari mereka menyerang Kwangsun dengan pedang nya namun serangan itu di blokir oleh sebuah panah.

Mereka yang berada di situ memandang ke arah Tae jin yang menyerang sekelompok orang itu.

"Kejar dia."

Beberapa dari mereka segera mengejar Tae jin dan beberapa lagi tetap tinggal.

Seul bi langsung menyerang mereka semua saat mereka lengah, gerakan nya cepat namun tepat. Seul bi menyerang bagian tubuh vital yang membuat mereka kalah seketika.

Setelah mereka kalah, Seul bi langsung menghampiri Kwangsun dan memapah nya pergi.

"Jeonha, bertahanlah."

Seul bi memasuki sebuah gua dan kemudian membaringkan Kwangsun dengan hati-hati.

"Jeonha, aku mohon bertahan." Seul bi membuka pelan pakaian Kwangsun dan memeriksa luka nya.

"Ini..."

"Kau siapa?" Kwangsun berucap lemah.

"Jeonha jangan tertidur. Aku akan kembali." Seul bi berlari pergi dari goa, dengan wajah panik ia mencoba mencari dedaunan yang menurutnya bisa dijadikan obat.

Setelah mendapatkan beberapa daun, ia mencoba mencari daun lain yang merupakan bahan utama dari obat itu, namun ia sama sekali tak menemukan nya, "Ahhh kenapa daun yang satu itu sangat sulit dicari"

Seul bi mengerang kesal, ia terdiam mencoba mengingat sesuatu dan kemudian berlari kerumah nya.

"Seul bi, kau dari mana?" Seul bi memandang Kakek nya sekilas dan beberapa bangsawan yang langsung berdiri ketika melihat nya.

Seul bi mengacuhkan mereka semua, dan langsung masuk kekamar nya.

"Dimana daun itu?."

Seul bi menggeledah kamar nya mencari-cari daun itu.

"Ahh ini dia."

Setelah mendapatkan apa yang di cari nya Seul bi bergegas keluar.

"Nyonya."

Seul bi memandang Tuan Kwan yang sedang menjadi tamu di rumah nya.

Seul bi membungkukkan badan kepada nya dan beberapa bangsawan lain nya.

Setelah itu ia bergegas ke goa itu, namun kemudian ia teringat dengan Tae jin dan segera pergi kepenjahat yang telah ia lumpuhkan.

"Jo Wal."

Jo Wal Salah seorang penjahat itu memandang Seul bi dengan tatapan bersalah.

"Nyonya, maafkan hamba."

"Itu akan di bicarakan nanti, sekarang cari Tae jin."

"Nyonya apakah orang yang tadi di kejar itu, Tuan muda Tae jin?."

Seul bi menganggukkan kepala nya, "Kalian cepat lah menyusul nya, dia memang pintar bela diri tapi dia ceroboh. Lagi pula orang-orang itu, orang baru kan? Mereka pasti tidak mengenali Tae jin."

"Ye, Nyonya."

*^*^*

"Jeonha, tahanlah sedikit mungkin ini akan sakit."

Seul bi meletakkan dedaunan yang sudah diracik nya keluka Kwangsun.

"Siapa kau?" Kwangsun berucap dengan nada lemah, Seul bi hanya tersenyum dan tidak menjawab nya.

"Jeonha, minumlah." Seul bi menuangkan air kemulut Kwangsun dengan pelan, setelah itu ia bersandar di dinding goa.

"Terima kasih."

Seul bi tersenyum dengan mata tertutup, butiran air mata turun namun Seul bi segera menghapusnya dan beranjak berdiri.

"Jeonha tidurlah, kau harus menstabilkan kekuatanmu."

"Aku berhutang padamu, apa yang harus kubayar untuk ini?."

"Kau sama sekali tidak berhutang padaku jeonha. Namun jika kau menganggapnya hutang, berjanjilah untuk selalu sehat dan bela terus rakyat mu. Dan jangan jadi boneka mereka lagi.  "

"Baiklah."

*^*^*

"Jungjeon mama."

Seorang dengan pakaian hitam berlutut dihadapan Yoon min hwa, Yoon min hwa yang menunggu kedatangan nya bertanya dengan nada cemas, "Bagaimana dengan jeonha, kau berhasil menyelamatkan nya kan?"

"Maafkan hamba mama, hamba tidak berhasil menyelamatkan nya."

Yoon min hwa mengepalkan tangan nya kuat.

"Tapi mama, jeonha diselamatkan oleh seorang wanita. Dia melawan semua penjahat itu dan membawa lari jusang jeonha."

"Siapa dia?"

"Hamba tidak tahu mama, tapi seperti nya dia adalah wanita yang sedang dibicarakan di Joseon ini."

Yoon min hwa mengernyitkan alis nya, "baiklah aku mengerti, laporkan ini pada Kapten Choi."

"Baik mama."

"Tapi jangan beritahu tentang wanita itu, bilang saja pada nya bahwa jeonha berhasil kabur dari penjahat itu. Kau mengerti."

"Ye mama." Pria itu memberi hormat pada Yoon min hwa kemudian pergi.

"Abeoji sudah keterlaluan, kembalilah secepat nya adikku."

*^*^*

MOON IN THE JOSEON'S SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang