"Singkirkan tangan kotormu, atau aku yang akan menyingkirkannya bersamaan dengan abumu."
.
.
.
Manik hazel Hime masih menatap pria di seberang sana tanpa berkedip. Bibir tipisnya samar-samar mengulas senyuman manis. 'Jika harus mati detik ini pun aku sudah siap. Karena orang terakhir yang kutatap adalah dirimu.'
Lacreimosa semakin bersiaga kala melihat Rion berdiri di hadapannya dengan tatapan membunuh yang mengerikan.
"Lepaskan dia, Lacreimosa!" Rion berucap seraya langkahnya yang semakin mendekat.
"Berhenti! Atau kau ingin melihat kepala gadismu putus saat ini juga!" Gertakan Lacreimosa sukses membuat Rion menghentikan langkahnya.
"Ri-Rion. Akhh!!"
Suara Hime memekik saat kuku-kuku tajam itu kembali menusuk dan menggores leher jenjangnya hingga mengeluarkan darah. Ia hanya bisa mengernyit saat merasakan perih mulai menjalari tubuhnya.
Kepalan tangan Rion semakin mengerat melihat Hime yang semakin kesakitan. Tapi ia sama sekali tak beranjak. Jika maju selangkah, alih-alih Rion akan membuat nyawa gadis yang dicintainya melayang.
Rion tak punya pilihan selain menuruti iblis gila di depannya.
"Lepaskan dia, dan aku akan menuruti semua keinginanmu," ucap Rion mencoba mengalihkan perhatian Lacreimosa agar cekikan di leher Hime sedikit merenggang.
Wanita iblis itu tersenyum sinis menanggapi ucapan yang baru saja dilontarkan Rion. "Apa kau pikir aku bodoh? Kau mengikat kontrak mati dengan gadis ini, 'kan? Jika aku melepaskannya, sama saja aku memberikanmu kesempatan untuk bisa bersamanya."
'Sial! Jadi bajingan itu juga memberitahunya tentang kontrak yang kubuat? Aku benar-benar akan membuat perhitungan dengannya setelah ini."
"Apa yang membuatmu tergila-gila dengan manusia tak berguna ini, Rion? Apa kau buta? Lihatlah baik-baik, dia hanya gadis jalang yang lemah!"
Teriakan Lacreimosa mengalihkan perhatian Rion. Pria itu tak menjawab. Masih diam dengan raut datar.
"Katakan padaku?! Apa yang membuatmu lebih memilihnya? Apa karena tubuhnya, hah? Lihatlah baik-baik, tubuhku bahkan lebih indah darinya." Lacreimosa terus meracau tak karuan.
'Wanita iblis ini benar-benar tidak waras. Di mana otak Zavian saat menyetujui perjodohanku dengannya? Ini benar-benar gila!' Kali ini Rion memijat pelipisnya dengan embusan napas kasar.
"Jawab, Damarion! Atau kau ingin aku benar-benar mematahkan leher gadis brengsek ini?!"
"Jika kau berani melakukannya, maka-"
"Maka apa, hah?! Apa yang bisa kau lakukan sekarang?!" Lacreimosa semakin menggeram marah. Manik legamnya menyorot tajam memperlihatkan betapa besar kebencian yang ia rasakan.
"Aku akan mengakhiri kontrak kalian saat ini juga." Ia menyeringai.
Manik Lacreimosa berkilat, taringnya memanjang.
Seketika tubuh Hime menegang dengan manik membelalak kala taring itu dengan cepat menembus dan merobek kulit lehernya. Rasa perih dan panas yang teramat sangat semakin menyengat hingga ke seluruh tubuhnya.
Perlahan, Hime merasakan kantuk yang luar biasa. Pandangannya memburam dan tenaganya seolah terkuras habis hingga tak dapat mempertahankan keseimbangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LILY & The DEMON PRINCE ✔️[diterbitkan]
Fantasy(18+) Bayangan yang mengisi kesunyian dalam kegelapan.. Mengisi kekosongan jiwa akibat luka terdalam.. Memberikan kehangatan dalam rengkuhan di setiap deraian air mata.. Kau... mengingatkan bahwa aku tak sendirian. Selalu ada dirimu meski dalam baya...