Rion hanya menatap datar kakaknya yang mulai kewalahan. Maniknya kembali berkilat, tangannya yang sedari tadi terulur perlahan mengepal.
"Maaf, Ayah."
Kratakkk ....
.
.
.
"Ugghhh!" Alis Danta semakin menaut kala retakan di barriernya semakin menyebar. Dan beberapa detik kemudian ....
Pyaarrrr!!
Barrier itu pecah karena tak mampu lagi menahan kekuatan Rion. Melemparkan sang raja hingga menabrak jajaran kastil di belakangnya.
BRRAAKKK!
BOOOMMMM!!!
Ledakan dahsyat menggema, membuat seluruh tanah Lucifer bergetar dan membuat para rakyat mengiba karena berpikir kiamat telah datang.
Hingga beribu-ribu mil jauhnya, ledakan itu masih kentara. Tampak seperti jamur yang membumbung tinggi dengan api biru yang menguar menyelimutinya, membuat langit yang semula gelap kini memancarkan warna yang sama.
Sang Pangeran Lucifer masih melayang di udara dengan sayap legam yang mengepak. Menatap pekatnya kabut yang tercipta akibat ledakan. Matanya semakin memicing saat melihat tangan yang tergeletak lemah di balik reruntuhan akibat serangan yang ia ciptakan.
Rion menapakkan kakinya di atas retakan tanah, melangkah perlahan mendekati selimut kabut yang mulai memudar, menampakkan sosok pria tegap yang kini terbaring lemah di antara reruntuhan.
Terpaan angin membuat sayap Rion yang tampak seperti kelelawar itu perlahan terkikis dan berubah menjadi jubah kebesaran yang sebelumnya ia kenakan. Maniknya yang sempat menggelap kini berubah kelabu seperti sedia kala, masih dengan beberapa goresan di tubuhnya.
Tangan itu bergerak, membuat Rion sontak menghentikan langkah dan menatap kian lekat.
"Ughk!!"
"Uhukh.. Uhukh.."
"Hah ... Hahhh ... Hahh ...."
Desahan napas berat terdengar lirih di telinganya. Membuat Rion akhirnya melanjutkan langkah mendekat.
"Jadi kau masih hidup? Sayang sekali," ucapnya di hadapan Danta yang tengah berusaha menyenderkan punggung diantara puing-puing di belakangnya.
Danta membalas tatapan datar Rion dengan napas terengah dan tubuh berlumuran darah. Tangannya terus meremas dadanya yang seakan remuk dan memanas, bahkan saat ini pun kakinya sudah tak lagi kuat menopang tubuh tegapnya.
Senyum miring terulas di sudut bibirnya,"Kau ... terkejut?"
Suara serak sang kakak membuat Rion menaikkan kedua alisnya, sedikit memiringkan kepala.
"Tak ku sangka kau akan menyerangku dengan kekuatan itu hanya untuk seorang gadis manusia. Bahkan kau tak ragu untuk menghancurkan kastil lucifer yang telah dibangun turun-temurun oleh Raja Lucifer terdahulu-"
"Sesuai janjiku, Kakak." ucapan Rion memotong kalimat Danta.
"Kau adalah satu-satunya alasan mengapa aku melakukan semua ini. Jangan bilang aku belum memperingatkanmu-" Ia menggantung kalimatnya.
"Dan saat Azzuri memberi tahumu aku mencintai seorang gadis manusia, itu bukan bualan semata." Terangnya membuat kedua alis Danta ikut menaut.
"Asal kau tahu, aku benar-benar mencintainya. Sama seperti kau mencintai Azzuri."
KAMU SEDANG MEMBACA
LILY & The DEMON PRINCE ✔️[diterbitkan]
Fantasy(18+) Bayangan yang mengisi kesunyian dalam kegelapan.. Mengisi kekosongan jiwa akibat luka terdalam.. Memberikan kehangatan dalam rengkuhan di setiap deraian air mata.. Kau... mengingatkan bahwa aku tak sendirian. Selalu ada dirimu meski dalam baya...