Prolog

8.5K 493 37
                                    

Kualanamu International Airport, North Sumatra

Hyra baru saja mendarat di bandara. Ia merenggangkan bahunya yang pegal setelah penerbangan dari Moscow yang cukup panjang.

Hyra berencana akan menetap di kota Medan untuk batas waktu yang tidak bisa ia tentukan. Ia sendiri telah terdaftar sebagai dokter fellow di Kim International Hospital pada Department Neurosurgery sejak awal minggu depan. Sehingga ia harus sampai di Medan seminggu sebelum ia masuk ke KIH secara resmi.

Hyra menghembuskan napas berat saat menatap dua koper dihadapannya. Ia benar-benar meninggalkan Moscow pada akhirnya. Ia benar-benar harus menempuh jarak ribuan mill untuk menghindari keputusan pelik yang akan mempertaruhkan masa depannya.

Bukan tanpa maksud mengapa Hyra bisa terdampar hingga berada di sini. Ia sebenarnya dalam usaha pelarian diri. Ia sudah muak dengan perjodohan yang direncanakan Mamanya. Wanita jawa itu terus-terusan memaksa Hyra menikah. Alasannya karena Hyra harus move on.

"Mama ndak mau tau ya nduk, pokoknya kamu harus coba dulu kenalan sama Marshall, dia anaknya baik kok. Nanti kalau oke kita bicarain lagi untuk tahap selanjutnya sama keluarganya." kata Mama Hyra dengan penuh harap.

"Dia tau kalau Hyra janda Ma? I'm that's my status... So dia harus tahu hal itu." Hyra mendengus.

Hyra sebenarnya malas menanggapi Mama nya namun ia tidak mau di cap anak durhaka karena mengabaikan ibunya saat ngobrol seperti ini.

"Yo uwis toh nduk, Mama sudah bicarakan status kamu. Marshall bilang ndak papa. Dia oke aja tuh. Lagian kamu kan belum punya anak. Jadi kamu mau toh?" Wajah Mama Hyra terlihat bahagia saat membicarakan rencana perjodohannya.

"Tapi Hyra sebenernya bisa cari sendiri calon suami Hyra, Ma." Hyra memelas agar sang Mama tidak terus memaksanya.

"Ya itu kamu ngeyel banget, dulu kamu cari sendiri tapi apa malah dapet bajingan salah jalan gitu. Sekali aja kamu dengerin Mama, Mama yakin pilihan Mama ini gak akan nyakitin kamu lagi." Mama Hyra mulai emosi.

"Terserah Mama aja deh, atur aja sesuai maunya Mama... Hyra mau tidur." Hyra beranjak dari dapur menuju kamarnya. Ia penat dan muak membicarakan perjodohan.

Hyra mengusap kasar wajahnya. Ia tidak habis pikir dengan keputusan Mama nya yang mau menjodohkan dirinya dengan Marshall, seorang arsitek. Arsitek lagi...? Tamatlah riwayat Hyra kalau harus bersanding dengan arsitek lagi.

Awalnya Hyra sudah pasrah dan akan menerima perjodohan itu namun ketika mengetahui bahwa Marshall adalah seorang arsitek, hati Hyra bergolak marah. Hyra berusaha sebisa mungkin untuk menjauhi profesi itu. Luka yang diciptakan mantan suaminya belum sembuh.

Hyra bersumpah tidak akan jatuh ke pelukan seorang Architect lagi.

Tidak akan lagi...

Mr. AkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang