5. Pewaris tahta

648 22 0
                                    

    
     Begawan Wisrawa beserta rombongan dari Panglebur gangsa telah tiba semenjak hari kemarin di Lokapala, tetapi acara belum bisa dimulai sebab Rahwana belum juga tiba, semua menjadi gundah, gelisah, menunggunya. Mungkin saja Rahwana pulang ke Panglebur Gangsa karena memang belum di beri tahu, namun sang begawan telah berpesan kepada prabu Sumali; jika Rahwana pulang agar segera mengabarkan jika dia ditunggu bapaknya di Lokapala.

Bahkan karena tidak sabar, Bagawan Wisrawa telah menyampaikan semua maksud dan tujauannya tentang kedatangan rombongannya ke Lokapala, kepada anaknya Danaraja, Sang Penguasa Lokapala. Dengan bahasa yang lembut, Wisrawa mendesak Danaraja agar dirinya — anaknya dengan Dewi Lokawati itu untuk segera lengser keprabon, mengundurkan diri jabatannya — dan menyerahkan tahta Lokapala kepada Rahwana dengan alasan, Danaraja tidak mempunyai keturunan.

    Semula Danaraja merasa bingung karena kerajaan Lokapala satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dari Asta-wasu atau satu bagian dari kedelapan wasu milik trah Indra. Tentu saja Danaraja kebingunggan, adalah; bagaimana ia mempertanggung jawabankannya jika dewan Asta-wasu menayakannya hal itu' karena sesungguhnya anggota asta Wasu semua rajanya berasal dari keturunan Indra, sedang Rahwana — meskipun sama dengannya, anak Wisrawa, — namun dia bukan dari darah Indra. Tetapi tak sedikitpun hati Danaraja memberontak.

    Hanya butuh berfikir yang agak lama, menimbang maju-mundur bagaimana baiknya, yang memakan waktu dua hari penuh, pun akhirnya dengan rendah hati Danaraja menyetujui usulan ayahnya. meskipun Rahwana terlahir bukan dari trah Indra, — sebab yang punya darah Indra bukan Bagawan Wisrawa melainkan istrinya yakni Dewi Lokawati atau ibu dari Danaraja — namun semua itu demi masadepan Lokapala, demi kesejahteraan rakyat Lokapala agar sepeninggalan dirinya tidak terjadi kekosongan pimpinan dan kemudian diserahkan secara suka rela kepada Indrapura.

      Dan atas persetujuan itu, kini mereka semua berkumpul di pendapa Lokapala, sama-sama menunggu kedatangan Rahwana, menunggu kesanggupannya untuk memikul tanggung jawab sebesar itu.
Dan ketika hari agak siang sedikit semua yang ada di pendapa Lokapala hatinya menjadi gelisah tak menentu, karena sudah sesiang itu Rahwana belum juga muncul.

"Bagaimana ini....?" Tanya Danaraja gelisah. "Apakah Bopo tidak berpesan supaya Rahwana  kesini?"

"Sudah, ngger.... Bopo-mu sudah berpesan kepada ayahanda prabu Sumali.... Mungkin ada sedikit rintangan di jalan yang menghambat perjalanan nya."

"Bagaimana kalau dia tak datang hari ini?"

"Sabarlah sedikit aku yakin dia pasti datang." Jawab Sang Begawan menenangkan.

"Bagaimana ayahanda yakin...?" Tanya Wibisana yang berada tak jauh darinya.###$

"Ya, karena tak mungkin Resi Gohmuka membohongiku..." tapi meski demikian lagi-lagi begawan Wisrawa mendesah, dari mulutnya nafasnya mendengus, terdengar.

"Bukan. Bukan masalah sang resi tetapi bagaimana jika ada satu rintangan di perjalanan," tambah Danaraja.

"Selain aku percaya kepada sang resi aku jauh lebih percaya kepada takdir. Tak mungkin keputusan yang menentukan ini Rahwana tak akan tiba, karena itu adalah takdirnya."
Mendengar perkataan begawan Wisrawa maka meskipun semua yang ada di pasewakan Lokapala merasa gelisah namun semua nemilih terdiam tanpa banyak bercakap. Ya mereka semua telah di beri tahu oleh Bagawan Wisrawa, jika hari itu adalah hari yang menentukan bagi Rahwana dimana dia telah berjanji akan pulang dari pengembaraannya dan akan langsung menuju Lokapala.

    Padahal siang itu adalah siang yang sangat panas menyengat, sinar matahari seperti hendak mendekat, menyayat, membakar kulit bumi, dan debu-debu jadi kian berterbangan kesegala penjuru, dan membuat semua tubuh jadi kuyup berkeringat.
Namun pada saat semua merasa setengah putus asa itu, tiba-tiba saja Rahwana menampakkan dirinya, ia telah tiba, pulang dari pengembaraan panjangnya, dan menepati janjinya kepada resi Gohmuka untuk langsung datang menginjakkan kaki di kerajaan Lokapala. Karena itu seperti yang telah ayahnya pesankan kepada sang resi Gohmuka.

RahwanaYanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang