6. Perang Dahsyat

625 20 0
                                    

       Namun agaknya ada satu hal yang terjadi di luar pengamatan siapapun, karena dua hari sebelum penobatan Rahwana, rencana tersebut sudah tercium oleh Kerajaan terdekat; yakni kerajaan Maeswapati yang juga termasuk salah satu anggota dewan Asta-wasu, yang rajanya adalah Harjunawijaya.

     Tentu saja raja Maeswapati menjadi sedikit emosi ketika mendapat laporan dari pasukan pengintai, bahwa dua hari lagi akan ada pelantikan raja baru di Lokapala, apalagi ketika dia tahu bahwa yang menggantikan Danaraja adalah adik tirinya, Rahwana, seorang yang bukan dari trah Indra.

      Kemarahan Harjunawijaya bukan tanpa alasan, sebab jika saja di Lokapala terjadi kekosongan kekuasaan pastilah keuntungan ada padanya, dewan Astawasu sudah pasti akan menyerahkan kekuasaan tersebut kepada Maeswapati, sebab kerajaan terdekat adalah Maeswapati.

"Kita harus mengambil tindakan secepat mungkin." kata Harjunawijaya di tengah pasewakan sehabis mendapat laporan dari pasukan telik sandi.

"Tentu." sahut patih Suwanda, yang ada di antara mereka, "Tetapi apakah kita akan memberi tahukan hal ini kepada Paduka Indra, Raka?"

"Tak perlu... Karena paduka Indra pasti akan senang jika kita melapor tetapi Lokapala telah kita kuasai."

"Sekarang aku percayakan tanggung jawab besar ini kepadamu Rayi Suwanda, bawalah pasukan secukupnya, serang, hancurkan, dan kuasai Lokapala."

"Hancurkan...?"

"Ya,"

"Apa itu tidak berlebihan?"

"Tidak ada yang berlebihan itu.... adalah perang, Rayi."

"Apakah tidak ada cara yang lebih baik, seumpama kita taklukkan Rahwana saja, menurutku itu sudah cukup."

"Tidak semudah itu, Rayi Suwanda."

"Maksud Raka....?"

"Negara lain mungkin bisa seperti itu tapi, tidak untuk Lokapala yang sekarang telah berganti menjadi Alengka."

"Mengapa begitu.....?"

"Ya. Karena di lain tempat masih ada Danaraja koera serta Begawan Wisrawa yang senantiasa mengamatinya." Kata Harjunawijaya lebih lanjut, sambil menarik nafas panjang "Satu-satunya cara yang bisa kita lakukan adalah menghancurkannya dan menguasai sesegera mungkin."

"Tapi perang itu memakan waktu lama. Bisa seminggu, bisa sebulan, atau juga bertahun-tahun."

"Ada cara yang lebih baik untuk meluluh lantak-kan Alengka..."

"Cara apakah itu, Raka?"

"Membendung sungai Yamuna, karena letak Alengka yang agak sedikit rendah akan memungkinkan air sungai meluap lalu terjadilah banjir bandang yang akan merontokan kerajaan beserta seisi-isinya dengan sendirinya,"

"Ya itu memang lebih efektif, tapi membutuhkan waktu agak lama."

"Tak jadi masalah yang penting misi ini berhasil, dan setelah seisi Alengka rontok, porak-poranda, barulah kita serang."

"Baiklah, jika demikian maka sekarang juga hamba akan menyiapkan pasukan dan berangkat, Raka Prabu."

      Maka segeralah hari itu juga patih Suwanda berangkat menjalankan tugas dari rajanya yang tak lain adalah kakak sepupunya sendiri.

     Kabar suksesi kepemimpinan terendus oleh Telik sandi Maeswapati tepat saat jeda, ketika Prabu Danaraja berfikir selama dua hari lamanya.
Gerakan pasukan Maeswapati yang dipimpin oleh Patih Suwanda tepat sesuwai dengan rencana. Hari itu adalah hari pelantikan Rahwana menjadi raja.

RahwanaYanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang