*
*Harry berjalan menuruni tangga, dia tidak bisa merasakan kakinya dan langkah yang dia ambil.
Jantungnya berdetak aneh di dalam dadanya selama dia mendekat ke pintu masuk.
Dia mendesah keras sebelum melanjutkan berjalan kearah lapangan Quidditch.Dia melihat Ginny, duduk dengan canggung di bagian atas tempat duduk penonton.
Dia melihat kedatangan Harry dan melambai padanya.
Harry tidak mengeluarkan reaksi apapun selama dia memanjat kearah di mana dia berada."Selamat sore Harry." Ginny menyambutnya dengan senyum hangat di bibirnya.
"Sore." Harry membalas dengan nada dingin, dia hanya tidak tahu bagaimana atau di mana harus memulai, dia tidak berharap akan sesulit ini.
Dia akan memberi apa saja untuk sebuah Time Turner hanya untuk kembali pada saat dia akan menangkap Ginny malam itu."Jadi ... Ada apa? Hermione bilang kau ingin bertemu denganku di sini."
Dia melihat wajah Ginny seolah sedang mempersiapkan untuk kejutan yang romantis."Er ... A-aku inginputusdengan ..." Dia tergagap diantara kata-katanya.
"Maaf?!" Ginny mengerutkan keningnya.
Harry mendesah keras lalu menatap Ginny.
"Aku ingin putus denganmu Ginny." Dia berkata cukup jelas.Ginny tidak berbicara selama beberapa saat, ini terlihat seolah dia menunggu Harry untuk meneriakkan 'Just kidding' tapi dia tidak melakukannya, matanya penuh dengan kebulatan tekad pada saat ini.
"Ah ... Aku tidak mengerti, a-apakah kau bercanda denganku Harry?" Suaranya terbata di kata-kata terakhirnya."Tidak ... aku melihatmu malam itu ... dengan seseorang." Harry duduk di bangku penonton, matanya fokus pada kakinya.
Ginny bergeser mendekatinya, keningnya sekarang berkeringat sama seperti pipinya yang memerah.
Dia tidak membalas, sampai dia merasa sebuah cairan hangat meluncur dari matanya. "Ah ... Aku...""Jangan ... aku tidak butuh penjelasan, Aku tahu kau sulit bersamaku terutama dengan surat-surat bodoh itu dan hadiah yang yang aku terima dari gadis-gadis setiap hari, Aku tidak bisa menyalahkanmu ... tapi, Aku hanya berharap kau mau memberitahuku lebih awal." Harry berkata, berusaha untuk menyembunyikan kegetiran dalam suaranya.
"I'm So Sorry!" Ginny menangis keras.
Dia seketika jatuh berlutut di depan Harry dan membenamkan wajahnya di lutut Harry."Hey, bangun Gin. Ayolah," Dia memegang tangannya dan menyuruhnya untuk tenang.
Harry lupa dengan perasaannya sendiri, Dia hanya tidak ingin membuatnya merasa bersalah karena semuanya.
Dia mencintainya, sebenarnya."Harry, Aku minta maaf, Aku merusak hubungan kita ... Ah ... Aku seperti kekasih yang bodoh,
Ayo, Sakiti aku atau kutuk aku! Berteriaklah padaku! Apapun, Aku akan menerimanya. Ayolah!"
Dia berseru sementara air matanya mengalir deras di pipinya.Meskipun hasrat Harry sangat ingin melakukan seperti yang dia katakan, dia tidak bisa.
Dia tersenyum dan menghapus air mata di pipi Ginny dengan ibu jarinya."Aku sudah memaafkanmu, hanya saja ... ini sakit Gin ... kau tahu ... ini terasa seperti kau menikamku di sini." Harry menunjuk dadanya sambil terenyum palsu.
Ginny merasa lebih bersalah dari sebelumnya, air matanya keluar lagi.
Ini seperti siksaan untuknya, lebih baik jika dia berteriak di depan wajahnya daripada bersikap sopan dan sabar seperti ini."Kau membuatku merasa lebih buruk ... Tolong katakan padaku apa yang kau rasakan, aku patut di salahkan di sini Harry! Jangan berakting seolah kau malaikat, Please!" Dia berteriak mencoba memprovokasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Chosen One (Terjemahan)
RomanceKisah cinta fanfiction antara Harry X Hermione X Draco Semua karakter milik J.K Rowling , kecuali plotnya hanya sebuah fiksi karya Excruciate_24 , & saya hanya menerjemahkan.... Trio emas memutuskan untuk kembali ke Hogwarts setelah perang usai , Ki...