*
*Hermione bangun lebih pagi seperti rutinitas setiap harinya, dia mendudukkan dirinya di kursi berlengan di depan perapian sambil membawa segelas coklat panas. Dia membuka sebuah buku novel yang baru dia beli di toko buku muggle.
Saat itu masih gelap di luar dan salju masih memukul jendela dengan lembut.Mata Hermione memang seolah melihat setiap kata di halaman novelnya, tapi dia tidak benar-benar mengerti tentang isinya. Fokusnya tidaklah ber ada di cerita novel itu, pikirannya sedang melayang pada malam sebelumnya.
Bukan malam dengan Draco, tapi dengan sahabat baiknya Harry Potter.Apakah masih benar untuk memanggilnya sahabat baik setelah apa yang mereka lakukan? Setelah apa yang Hermione lakukan?! Dia menghianati Draco dengan sahabat baiknya sendiri.
Hermione menyerah dan menutup bukunya, dia tiba-tiba merasa tenggorokannya kering.
Seluruh kejadian dengan Harry semalam adalah salah! Tapi kenapa itu terasa sangat benar?Hermione membenamkan wajahnya pada bantal dan mulai menumpahkan semua emosinya, air matanya dengan cepat tercetak di atas bantal, tapi dia tidak perduli ... Dia harus melepaskannya, atau dia akan meledak.
"Mione?" Sebuah suara yang familiar dari Harry Potter.
Hermione merasa jantungnya seolah merosot ke bawah kaki kursi yang dia tempati, Dia di sini lagi! Damn! Mereka hanya ber dua di sebuah ruangan kosong lagi! Hermione menggerutu pada bantal dalam pelukannya yang membuat Harry mengerutkan keningnya.
"A-apa kau baik-baik saja?" Harry bertanya sambil berjalan ke arahnya.
"Jangan mendekat!" Hermione berseru, suaranya teredam bantal karena dia mendongakkan wajahnya, bagaimanapun tangannya di regangkan di depan Harry untuk menghentikannya.
"Baiklah ... Aku hanya akan duduk di sini ... Er ... Enam kaki jauhnya darimu," Harry berkata dengan canggung saat dia duduk di kursi berlengan yang ke empat dari Hermione.
Sebelum Harry ke datang, dia mengambil dua pil dari botol kecil yang Luna berikan padanya minggu lalu. Dia butuh meminjam keberanian dari pil itu, tapi nyatanya lidahnya menghianatinya."Bagus." Hermione mendesah saat dia mengangkat wajahnya dari bantal, dia tidak melihat ke arah Harry.
"Aku pikir kita harus berbicara tentang semalam," Harry berkata dengan serius.
"Tidak, kita tidak harus membicarakannya. Tidak ada yang terjadi, kita bertemu satu kali, kau mengambil sesuatu, dan kita berpisah setelah itu." Hermione berkata dengan sangat cepat dan Harry tidak dapat memahami kata terakhir Hermione.
"Apa? Hermione mari kita hadapi ini! Kita telah berciuman ...."
"Tidak! Stop!" Hermione mengangkat tangannya lagi untuk menghentikan Harry.
"Kau menarikku! Kau menciumku! Kau hampir merobek pa ...."
"Aku bilang berhenti Harry! Diamlah!" Hermione berseru dan menutupi telinganya dengan ke dua tangannya.
Harry merasa sangat frustasi, dia melarikan jarinya pada rambut berantakannya dan melihat wajah Hermione meskipun dia hanya bisa melihatnya dari samping.
Harry mendesah keras dan mencoba menenangkan dirinya sendiri, "Dengar, Aku tahu kau merasa bersalah Aku juga. Tapi Hermione, kau tidak bisa mengatakan padaku jika itu adalah sebuah kecelakaan atau tidak di sengaja," Harry berkata dengan gusar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Chosen One (Terjemahan)
RomanceKisah cinta fanfiction antara Harry X Hermione X Draco Semua karakter milik J.K Rowling , kecuali plotnya hanya sebuah fiksi karya Excruciate_24 , & saya hanya menerjemahkan.... Trio emas memutuskan untuk kembali ke Hogwarts setelah perang usai , Ki...