Chapter 8

2.1K 234 29
                                    

Minal aidzin wal faidzin ...
Mohon maaf lahir dan batin semua ...

*
*


Di ruang bersama Slytherin


Sam sedang menghangatkan tubuhnya di depan perapian, kakinya terbaring di atas meja dan secangkir teh ada di tangannya.

"Sekarang katakan padaku kenapa kau tiba-tiba tertarik dengan Potter?" Draco bertanya sambil duduk di lengan kursi di seberang sepupunya.

"Dia tampan, terkenal, kaya dan semuanya ... kenapa tidak?" Sam menyeringai.

"Aku cukup mengenalmu Sam, sekarang dengar ... jika kau merencanakan sesuatu lebih baik kau menghentikannya sekarang.
Kita sedang membicarakan Harry Potter di sini, Aku benci mengakuinya tapi dia terlalu kuat, kemungkinan menjadi penyihir yang tak terkalahkan di masa depan." Draco berkata dengan serius.

"Sekarang Draco ... Tenang ..." Dia meletakkan cangkir di atas meja dan meletakkan tangannya di atas pangkuan Draco. "Aku tidak merencanakan apapun, Okay?"

"Aku hanya ... Aku tidak tahu ... Aku memiliki perasaan aneh yang tentangmu. Seperti yang kau lihat ... Aku tidak lupa apa yang kau ..." Draco tidak bisa melanjutkan kalimatnya ketika Sam menekan jari telunjuknya pada bibir Draco.

"Shh ... Aku tahu ... Aku tidak bodoh Draco. Kau tidak perlu khawatir, Aku tahu apa yang aku lakukan dan segera kau akan membantuku." Dia mengedip pada Draco sebelum bangkit dan memanjat ke Asrama putri untuk mengambil barang-barangnya.

Draco terus memperhatikan Sam, banyak pertanyaan mengisi pikirannya sekarang. Dia tidak tahu apakah ia harus percaya pada sepupunya atau tidak, Draco tahu banyak rahasia hitam tentang Sam tapi dia sudah berubah, benarkan?
Sam melanjutkan belajarnya dan berjanji jika dia akan berkelakuan baik sekarang ... Draco harap Sam bisa memegang kata-katanya, karena jika tidak ... Meskipun darah lebih kental dari air, Draco cukup tahu di sisi mana dia harus berjuang. Dia berdiri dan keluar melewati pintu.

*
*

Beberapa hari telah lewat


Peringatan hari jadi Draco dan Hermione telah tiba, mereka sekarang berada di depan pintu masuk dengan tangan mereka saling terjalin.
Hermione menggunakan mantel biru tebal dan celana jeans Denim dengan sepasang sepatu hitam dan scarf.
Draco juga menggunakan mantel coklat yang indah, wajahnya pucat seperti rambutnya.

"Aku punya kejutan untukmu" Draco berbisik di telinga Hermione.

"Benarkah?" Hermione bertanya dengan dingin. Matanya memperhatikan sekelilingnya untuk mencari tanda keberadaan Harry.

"Apa kau baik-baik saja Hermione?" Draco meremas tangannya dengan lembut untuk mendapatkan perhatiannya.

"Y-ya Aku pikir kita harus pergi sekarang, Ayo!" Hermione menarik tangan Draco ke arah jalan bersalju.

"Hermione!" Dia berhenti dengan tiba-tiba sambil menutup matanya, mengutuk gangguan yang datang.

"Sam?" Draco menaikkan alisnya.

Her Chosen One (Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang