*
*Setelah dua minggu, gossip itu masih belum mereda di setiap koridor Hogwarts. Setiap murid memiliki cerita mereka sendiri tentang Samantha Malfoy, ini membuat Draco mendapat banyak perhatian dari para siswa dan para guru yang dia anggap menjengkelkan. Mereka terus bertanya padanya di kelas atau bahkan saat dia berjalan di koridor.
Bagaimanapun, jika ada hasil yang bagus dari kejadian sebelumnya, itu adalah Draco dan Harry yang kembali berbicara lagi satu sama lain dan hampir seluruh siswa Gryffindor sudah mengembangkan hubungan pertemanan yang baik dengan Slytherin.
Ada kalanya jika kau bisa melihat beberapa siswa Slytherin sedang duduk di meja Gryffindor dan begitu juga sebaliknya, Hufflepuff dan Ravenclaw juga bergabung dengan mereka. Dan di tengah kegembiraan, McGonagall tidak keberatan akan kekacauan yang mereka sebabkan di Aula besar."Bisa kau percaya itu?! Milicent Bultsrode berbicara padaku?!" Seamus berseru dan menerima kikikan dari gadis-gadis Slytherin.
"Oh diamlah Seamus!" Dean berseru, lengannya melingkari bahu Daphne Greengrass.
Neville sedang tersenyum dengan gugup di sisi lain, mengangguk dengan malu-malu saat mulut Pansy Parkinson tidak berhenti berbicara. "May I have your attention please!" McGonagall berseru, para siswa terdiam seketika.
"Kami perhatikan jika semua asrama sudah bersatu pada akhirnya! Kami sangat bersyukur di sini dan atas nama siswa dan guru Hogwarts kami ingin mengucapkan selamat pada kalian semua! Kami berharap jika dengan penyatuan ini semua murid tahun ke lima dan ke tujuh bisa melewati ujian N.E.W.T.S. dan O.W.L.S." Ada rentetan tepuk tangan yang mengikuti.
"Sekarang, Aku hanya ingin memberitahu kalian jika kami memutuskan untuk memberi sedikit hak istimewa karena bersatunya para asrama. Murid-murid dari setiap asrama sekarang bisa mengunjungi ruang bersama asrama lain!" McGonagall mengumumkan, ada sorak sorai di setiap meja.
"Tapi ..." Senyap kembali. "Tapi hanya di ruang bersama! Prefek akan bertanggung jawab untuk melarang murid dari asrama lain untuk naik ke asrama putra atau putri! Kami juga akan meletakkan mantra hanya untuk memastikan." McGonagall berkata, murid-murid bersorak lagi, mereka tidak keberatan dengan pembatasan, mereka sudah bersyukur dapat mengunjungi asrama lain.
Setelah pengumuman, setiap murid melanjutkan makan mereka, Harry tersenyum melihat teman-temannya, tapi dia tidak bisa mengabaikan bagian dari hatinya yang terasa seolah di remas menyakitkan saat melihat Draco dan Hermione. Mereka duduk di depannya, terkikik satu sama lain saat Draco membisikkan sesuatu di telinga Hermione.
"Harry? Kau keberatan jika aku mengambil ini?" Luna bertanya sambil tersenyum tulus padanya.
"Oh tidak, sama sekali tidak luna." Dia berkata. Memberikan sepiring puding padanya. Luna melihat Draco dan Hermione lalu Harry.
"Ini, ambil ini ... Ini akan membantumu ... Jika kau sudah memutuskan untuk mengatakan kejujuran padanya, telan saja pil itu, itu akan membantumu." Dia berkata sambil menawarkan sebotol pil berwarna merah muda.
"Er ... Well thanks." Harry hanya tersenyum kembali untuk menutup percakapan mereka.
"Kau selalu di terima. Satu pil saja okay." Dia mengedip sebelum berjalan kembali ke arah meja Ravenclaw. Harry hanya menggelengkan kepalanya dan memasukkan botol itu ke dalam saku jubahnya.
*
*Setelah pagi itu, semua orang pergi ke kelas mereka. Beberapa saat telah lewat. Draco, Harry dan Hermione akhirnya bisa duduk bersama lagi di perpustakaan untuk belajar Sejarah Sihir. Hermione membanting tumpukan buku tebal itu ke atas meja . "Okay ... Kalian tahu harus melakukan apa." Dia mendesah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Chosen One (Terjemahan)
RomanceKisah cinta fanfiction antara Harry X Hermione X Draco Semua karakter milik J.K Rowling , kecuali plotnya hanya sebuah fiksi karya Excruciate_24 , & saya hanya menerjemahkan.... Trio emas memutuskan untuk kembali ke Hogwarts setelah perang usai , Ki...