*
*Hermione mengoleskan lip gloss tipis di atas bibirnya dan sedikit mascara di bulu matanya, hanya cukup untuk mempertegas keritingnya. Dia juga merawat rambutnya terlebih dahulu dan itu tidak membutuhkan usaha yang sulit, rambutnya sudah lurus dan halus, tidak seperti rambutnya yang dulu berantakan dan susah di atur. Dia memakai sebuah gaun baby blue tanpa lengan dan sepatu high heels berwarna cream.
Hermione menatap bayangannya di cermin, dia mengamati wajahnya seolah dia sedang melihat wajah orang asing sebelumnya. Banyak pertanyaan yang menjauhkannya dari kenyataan lagi, dia ingin berbicara pada dirinya sendiri di masa lalu dan bertanya bagaimana hidupnya sebelum ini. Hanya jika itu memungkinkan.
Dia tersentak kaget saat dengan tiba-tiba dia merasakan jari-jari yang dingin di bahu telanjangnya. Dia menatap bayangan pria yang berdiri di belakangnya, wajah pucatnya dan bibir tipisnya, garis rahangnya yang indah yang membuat orang-orang berdecak kagum saat melihatnya. Draco sangat tampan dan sangat baik, tapi dia tidak bisa merasakan apapun selama ini, itu seolah dia sudah tidak tertarik lagi pada suaminya. Hermione hanya menatapnya lalu dia memperhatikan sesuatu yang berkilau di tangan Draco.
Draco memakaikan sebuah kalung emas di lehernya, liontinnya ber ada diantara tulang selangkanya, ada sebuah lubang yang memiliki ukiran seekor ular di tengahnya. Dia menatap penyihir berambut pirang di belakangnya dari cermin di depannya, mata mereka bertemu lalu Draco menunduk dan memberikan kecupan kecil di atas bahunya. "Siap?" Dia bertanya.
Hermione mengatupkan bibirnya dan mengangguk sebagai jawaban. Dia mengambil tasnya dan menggenggam tangan Draco, mereka berjalan ke luar Manor untuk ber-Apparate.
*
*
Pasangan itu mendarat beberapa kaki dari keramaian, para anggota keluarga Weasley dengan jelas berusaha keras untuk merubah The Burrows. Hermione menggenggam erat tangan Draco, matanya menelusuri di sekitarnya. Di tempat ini sebuah rasa familiar datang lagi menyerangnya, setiap dia melihat hal-hal atau orang-orang di sekitarnya.
"Hermione!" matanya mencari asal dari suara itu.
"Luna!" dia menjadi gugup. Penyihir berambut pirang itu berjalan ke arahnya dengan seorang gadis asia berambut hitam. Luna memakai gaun magenta yang memiliki tali berwana hijau di atasnya dan topi musim panas yang mempunyai pegas dan daun nanas di bagian atasnya. "Ini Cho Chang, apa kau mengingatnya?" Luna bertanya.
Hermione mencoba untuk mengalihkan rasa takjubnya pada pakaian pilihan Luna dan beralih menatap Cho di belakang Luna, kepalanya dengan seketika terasa sakit tapi dia tidak menunjukkannya di depan mereka. Dia merasa sangat sakit karena orang-orang memperlakukannya seolah dia tidak tahu banyak hal. Dia tersenyum pada Cho dah mengulurkan tangan padanya, "yep! Teman sekelas kita dari Hufflepuff kan?" Dia bertanya.
Cho menatap Luna dan Draco secara bergantian, kebingungan jelas terukir di wajah cantik khas asianya. "Err ... Aku dari Ravenclaw Hermione, dan ah ... Aku satu tahun lebih tua darimu," Cho berkata dengan canggung.
Hermione merasa leher dan telinganya memanas, dia menaikkan alisnya pada Cho dan menurunkan tangannya. "Oh ya, maafkan kebodohanku, aku tidak bisa cukup mengingat beberapa orang yang tidak penting sebenarnya," Dan dengan itu dia menarik lengan Draco menjauh dari mereka.
"Hey, itu kejam!" Draco berbisik di telinganya.
"Dia mempermalukanku!" Hermione menggeream.
"Kalian di sini!" pasangan itu berhenti berjalan saat Nyonya Weasley mendekati mereka. "Kami sudah menunggu kalian, ayo masuk," Nyonya Weasley memimpin jalan ke dalam The Burrows.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Chosen One (Terjemahan)
RomanceKisah cinta fanfiction antara Harry X Hermione X Draco Semua karakter milik J.K Rowling , kecuali plotnya hanya sebuah fiksi karya Excruciate_24 , & saya hanya menerjemahkan.... Trio emas memutuskan untuk kembali ke Hogwarts setelah perang usai , Ki...