Chapter 21

1.4K 146 46
                                    


*
*

Itu adalah hari yang sibuk di kementrian. Semua orang menguburkan diri mereka sendiri di tumpukan dokumen dan tugas yang harus selesai sebelum akhir minggu. Harry melepas kacamatanya dan meregangkan tubuhnya. Dia mendesah sebelum memakai kembali kacamatanya dan membuka amplop lainnya.

"Temukan peri rumah yang di aniaya keluarga penyihir tetanggaku --", dia mengerutkan keningnya saat dia melihat konten parsial di depan surat. Dia menyelesaikan membaca surat itu dan menyadari jika surat itu bukan untuknya.

"Coleen?", dia mencoba memanggil asistennya tapi segera teringat jika dia sedang mengirimnya untuk mengantar daftar penemu mantra gelap yang di lacak oleh para Auror untuk segera di tangkap.

Surat itu kemungkinan di letakkan di tempat yang salah, itu seharusnya diantarkan ke devisi binatang RCMC. Dia menutup matanya sejenak dan memakai sepatunya, dia menarik nafas dalam sebelum mengantungi surat itu dan melangkah keluar dari kantornya.

Tidak satupun dari rekan Aurornya yang memperhatikannya, mereka semua sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Dia bahkan tidak melihat Neville atau Ron sejak mereka pergi dari Grimmauld Place, mungkin memang mereka terlalu sibuk ... Terutama Ron yang akan menikah. Harry menghilangkan pemikiran itu dan melanjutkan berjalan ke arah kantor Hermione.

Dia mengetuk tiga kali di pintu kayu. "Masuklah!" sebuah suara menjawab dari dalam.

Harry memutar knop pintu, membuka secukupnya untuk tubuhnya masuk. Lalu dia menutup pintu di belakangnya saat pandangannya jatuh pada penyihir yang sedang mencoret-coret di atas lembaran perkamen.

"Silahkan duduk!" Hermione mengisyaratkan untuk duduk di kursi di depan mejanya tanpa melihat ke arah tamunya.

Harry membersihkan tenggorokannya dan mengambil surat itu dari sakunya. "Se-sebuah surat datang ke kantorku, aku mengira itu seharusnya di antar ke sini," Dia berkata langsung.

Gerakan Hermione tiba-tiba berhenti, Harry memperhatikan bagaimana tangan Hermione tiba-tiba berhenti mencoret di atas perkamen dan membuat tinta menetes di atasnya ... Merusak kata terakhir yang dia tulis. Dia mengangkat kepalanya untuk menatap Harry, keringat muncul di puncak hidung dan keningnya, pipinya memerah dan matanya terlihat lelah.

Dia menatap mata hijau di depannya lagi, Harry merasa tidak nyaman dengan cara Hemiome menatapnya. Dia selalu melakukan itu, seolah dia bisa membaca sesuatu dari matanya. Harry berpura-pura membersihkan tenggorokannya lagi hanya untuk mengalihkan perhatiannya.

"Ah ... Maafkan aku, ada apa?", Hermione terlihat bingung, dia meremas kertas-kertas di depannya dan melemparkannya ke dalam tempat sampah terdekat.

"Surat ini, untuk Departemenmu," Dia meletakkan sebuah amplop di atas mejanya, dia dengan seketika mengambilnya dan membacanya. Harry bisa melihat jika Hermione tegang karena kehadirannya, dia tidak bisa menyalahkannya ... Ini adalah pertama kali mereka benar-benar berbicara setelah kejadian di dalam lift.

"Ah ya, mereka menjadi ceroboh. Aku menerima sekotak kabel, colokan listrik dan baterai beberapa saat lalu," Hermione tertawa palsu. Harry menaikkan alisnya sambil menatapnya dengan bingung. "Ja-jadi? Uhm, terimakasih karema memberikan ini padaku ...."

Harry tidak berbicara, dia hanya menatap wajah Hermione membuatnya merasa gelisah bahkan lebih. "Bukankah kau seharusnya kembali ke tempat kerjamu Tuan Potter?"

Her Chosen One (Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang