Chapter 3

3.7K 418 67
                                    

*
*

Thank's atas Vomentnya, semoga kedepannya cerita ini bisa semakin baik. Jangan ragu memberi kritik & saran ...thank's 😊😉


Setelah kelasnya usai, Draco segera berlari menuju asramanya untuk berganti pakaian dan mengambil bukunya.
Di dalam ruang bersama dia melihat Pansy Parkinson dengan Blaise dan teman perempuan yang lainnya.

"Jadi, siapa yang akan menjadi teman belajarmu?." Pansy bertanya.

"Potter dan Granger." Dia membalas dengan dingin.

Ada jeda sebelum seseorang berbicara. "Apakah kau ingin protes pada McGonagall?" Blaise bertanya dengan nada perhatian.

"Nope. Aku baik-baik saja ... Aku akan pergi sekarang, kegiatan belajar kita akan di mulai sebentar lagi."
Dia tidak menunggu jawaban mereka dan melanjutkan jalannya menuju ke perpustakaan.





##############





Harry sedang berbaring di atas karpet berbulu di ruang bersama Gryffindor dengan kepalanya yang sedang beristirahat di atas pangkuan Ginny.
Dia membelai rambut hitam acak-acakannya dengan lembut. "Jadi, siapa teman belajarmu?" Dia bertanya.

"Hermione ... dan Malfoy." Dia menjawab, berpikir apakah dia seharusnya datang 5 atau 10 menit sebelumnya di pertemuan mereka nanti.

"Oh itu bagus jika Hermione bersamamu." Dia berkata.

"Aku pikir kau harus pergi sekarang, dia tidak akan senang jika kau datang terlambat."

Harry bangun dan meregangkan lengannya. "Okay ... Bye Sampai jumpa nanti."
Dia mencium bibirnya untuk beberapa detik dan mengambil barang-barangnya.

Dia seketika melihat rambut cokelat keritingnya dan rambut pirang hampir putihnya dari jarak ia berdiri. Dia melihat Hermione dan Draco untuk sesaat, mereka saling berbicara satu sama lain lalu Hermione terkikik sebentar, ini terlihat seperti Draco sedang mengatakan gurauan atau sesuatu.
Harry merasakan sesuatu di perutnya saat melihat mereka, dia tahu jika Hermione menyukai Malfoy, bagaimana jika Draco menyukai Hermione juga? Apakah mereka akan berakhir bersama? ...

Harry menahan pikiran konyolnya di dalam kepalanya dan melanjutkan berjalan menuju meja mereka.

"Terlambat 15 menit Harry. Sebagai hukuman kau akan membantuku mengerjakan essay tentang pemberontakan goblin di pertemuan berikutnya." Hermione berkata bahkan sebelum Harry duduk di kursi sampingnya.

"What the hell?" Dia menaikkan alisnya.

"Tidak ada lagi bantahan, sekarang aku lupa untuk daftar sejarah sihir jadi kita mulai dari yang itu".
Dia mengambil buku tebal dan membantingnya di atas meja.

Ke dua lelaki itu mengerling satu sama lain sambil mengedikkan bahu mereka, berpikir mungkin malam ini mereka akan bermimpi buruk.

Setelah kira-kira 3,5 jam untuk mendengarkan Hermione membaca tentang pemburu penyihir dan perang raksasa.
Harry dan Draco membuat ringkasan panjang untuk pembahasan mereka.
Tangan mereka rasanya mati rasa dan punggung mereka berdua terasa sakit, mereka berdua kelelahan dan menguap beberapa kali.
Bagaimanapun mereka tidak bisa mengalahkan energi Hermione yang tidak pernah redup dan wajahnya masih sangat segar seperti sebelumnya.

"Ugh! Bisakah kita istirahat sebentar?" Harry berkata di tengah-tengah ia menguap dan meregangkan lengannya, dia melihat jam tangannya dan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 tengah malam.

"30 menit lagi dan kita akan melanjutkan di pertemuan berikutnya." Hermione tersenyum.

"Aku selesai." Draco menyerahkan essaynya pada Hermione.

Her Chosen One (Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang