[35]

567 21 0
                                    

Sudah ada 1 jam Kathryn duduk menemani Kenzy di samping ranjang. Kathryn terus menerus mengajak Kenzy berbicara seolah olah Kenzy sudah sadar. Doa tidak henti hentinya dipanjatkan untuk Kenzy.

Sudah 2 kali dokter memasuki ruangan Kenzy untuk memeriksa keadaannya. Kata dokter benturan di kepala Kenzy yang membuatnya belum sadar sampai sekarang.

Bahkan, setelah Kenzy sadar nanti, dia tidak boleh terlalu banyak diajak berbicara karena akan merasa pusing. Dokter juga menyarankan untuk saat ini selalu mengajak Kenzy berbicara agar cepat sadar

"Zy bangun dong. Masa dari tadi aku bicara sendiri. Ntar aku dikira orang gila. Zy.. Bangun... "

Kathryn menatap wajah Kenzy. Kenzy tertidur dengan sangat nyenyak. Tapi Kathryn gak mau Kenzy yang kaya gini. Jujur Kathryn kangen sama candaannya Kenzy.

"Aku kangen kamu manggil anak kucing lagii.. Anak kucingnya Kenzy udah disini, kamu gak mau liat anak kucingmu?"

Dengan sekuat tenaga Kathryn menahan tangisnya. Tidak henti hentinya Kathryn mengusap wajah damai Kenzy yang tertidur pulas. Mengusap telapak tangan Kenzy. Maupun menggenggam tangannya.

Orang tua Kenzy sudah kembali ke rumah sakit walaupun kemaren sempat pulang karena kondisi mama Kenzy drop tidak kuasa melihat Kenzy dengan keadaan seperti ini.

"Kathryn.. " Kenzy kembali mengigau

"Iya aku di sini Zy. Bangun, buktiin sendiri kalo aku beneran disini. Semua orang kangen sama kamu. Aku mohon bangun" Kathryn mengusap telapak tangan Kenzy

Samar samar Kathryn merasakan pergerakan dari tangan Kenzy.

"Hei hei, buka matanya pelan pelan aja. Nanti pusing, gak usah dipaksain" kata Kathryn

Perlahan Kenzy mulai membuka matanya. Rasanya cahaya yang ada di sekelilingnya sangat menyilaukan. Menyusahkan Kenzy untuk menyesuaikan keadaan. Perlahan tapi pasti, Kenzy akhirnya bisa menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

"Kathryn.. " kata Kenzy lagi

Spontan Kathryn memeluk Kenzy yang masih tertidur di ranjangnya. Betapa bahagianya dirinya mendapati Kenzy yang akhirnya sadar. Kathryn tidak henti hentinya memanjatkan puji syukur kepada Tuhan

"Kamu beneran Kathryn?" tanya Kenzy dengan dahi yang dikerutkan

"Iya, aku beneran Kathryn. Pegang deh" Kathryn mengarahkan tangan Kathryn untuk memegang wajahnya

Seketika Kenzy menariknya ke dalam pelukannya lagi. Kathryn pun dengan senang hati membalas pelukan Kenzy. Kathryn menangis bahagia di pelukan Kenzy

Deheman dari Greyson menyadarkan Kathryn bahwa diruangan ini tidak hanya ada dirinya dan Kenzy. Saking bahagianya, Kathryn lupa bahwa ada sahabatnya, orang tua Kenzy, dan juga... Clara

"Aku sama yang lain dulu ya"

"Enggak, aku gak mau kamu pergi lagi" Kenzy mencekal tangan Kathryn saat Kathryn hendak meninggalkannya

Deg!

'Ada apa sama Kenzy?'

Ada rasa bahagia dan juga bingung karena Kenzy bersikap seperti itu pada Kathryn. Tetapi di sisi lain, hati Clara sangat sakit menyadari bahwa kini dirinya tidak berharga lagi buat Kenzy. Dia hanyalah bongkahan dari masa lalu Kenzy. Sekarang Kenzy lebih memilih Kathryn sebagai masa depannya

"Zy, ada banyak yang mau menyapa kamu. Aku cuma duduk di sofa sama yang lain" kata Kathryn berusaha melepas tangan Kenzy

"Biarin, tapi kamu tetep disini" kata Kenzy bersikeras

Kathryn menghela nafas. Tidak ada gunanya melawan kemauan Kenzy. Akhirnya Kathryn kembali duduk di kursi yang ada di pinggir ranjang Kenzy

"Aku gak enak sama Clara" kata Kathryn sedikit berbisik

"Aku sama Clara udah putus"

Perkataan Kenzy sukses membuat Kathryn terkejut. Pasalnya, kurang dari 1 tahun semenjak kepergian Kathryn hubungan Kenzy dan Clara masih baik baik aja. Tapi kenapa sekarang mereka malah putus? Apa Kenzy berulah lagi?

"Kenapa putus?" tanya Kathryn penasaran

"Karena.. Aww" Kenzy meringis sambil memegangi ujung kepalanya. Kathryn lupa kalau Kenzy masih cidera di daerah kepalanya

"Maaf maaf, gak usah dijawab gapapa. Sekarang kamu istirahat, jangan mikir macem macem. Kepalamu masih rawan dan gak boleh mikir terlalu banyak" kata Kathryn

Kenzy membalasnya dengan senyuman.  Senyuman yang manis dan tulus. Entah mengapa Kathryn merasa sangat nyaman bila Kenzy memberikannya senyuman semacam itu

"Hai sayang, akhirnya kamu udah sadar. Dari kemaren kita semua di sini nungguin kamu sadar" kata mama Kenzy dengan suara lembut

"Maafin Kenzy ya ma karena buat mama sama papa khawatir" jawab Kenzy dengan nada menyesal

"Makanya lain kali kalo bawa mobil hati hati. Gak usah keburu buru" nasihat papa Kenzy

Kathryn hanya terduduk diam disebelah ranjang Kenzy. Sebenarnya Kathryn merasa canggung di sini, kalau bisa, Kathryn ingin bergabung dengan sahabatnya yang duduk di sofa. Tetapi tangannya sedari tadi di genggam oleh Kenzy. Seakan akan cowok itu memang takut kehilangan dirinya.

"Kathryn" panggil mama Kenzy lembut

"Iya tante?"

"Gimana sekolahnya di Canada?"

"Baik tante"

"Rencana balik ke Indonesia kapan?"

"Belum tau sih tante, soalnya urusan pekerjaan ayah di sana belum selesai"

"Kathryn udah disini ma, dia gak boleh balik ke sana lagi" kata Kenzy ngotot

"Kathryn gak bisa ninggalin sekolahnya di sana. Kathryn juga harus sekolah" kata papa Kenzy

"Nah ya gini keseharian Kenzy waktu kamu gak ada disini. Selalu cerita sama tante tentang kamu dan mengharapkan kamu buat cepet balik ke Indonesia"

Kathryn tersenyum kikuk. Dia tidak tau bahwa Kenzy akan bertingkah seperti ini. Seperti anak yang takut kehilangan ibunya

Ya semacam itulah perbincangan hangat Kenzy dengan keluarganya. Mau tidak mau Kathryn ikut di dalam perbincangan ini karena Kenzy tidak mengijinkannya pergi walaupun hanya sebentar

"Hay Zy, apa kabar?" tanya Clara yang kelihatan canggung

Kathryn hendak menarik tangannya dari genggaman Kenzy karena tidak enak dengan Clara. Tetapi Kenzy menahannya, malah genggaman Kenzy semakin erat membuat Kathryn harus tersenyum kikuk kepada Clara

"It's okay Kathryn. Yang dibilang Kenzy emang bener, kita udah putus. Tolong jaga Kenzy ya" kata Clara sambil tersenyum.

"Ah, tentu saja" Kathryn salah tingkah karena bingung harus bagaimana

"Yaudah, kalau gitu aku pamit pulang. Cepat sembuh Kenzy" Clara memberikan senyumannya kepada Kenzy dan juga Kathryn sebelum meninggalkan ruangan

"Hati hati di jalan" jawab Kathryn ramah

Don't Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang