[17]

571 21 0
                                    

Kathryn : Bun, Kathryn mau ijin ke rumah sakit jenguk Kenzy sepulang sekolah. Soalnya Kenzy belum sadar dari kemaren

Bunda : iya sayang, hati hati di jalan ya. Jangan lupa makan, kamu masih belum terlalu sehat

Kathryn : baik bun

Kathryn menutup telfon Bundanya setelah mendapat ijin untuk ke rumah sakit
Mereka berencana menjenguk Kenzy sepulang sekolah

Bel pun berbunyi, para murid mulai membereskan alat tulisnya masing masing dan berjalan keluar kelas

Kathryn, Angel, Zazi, Wizky, dan Greyson berjalan ke parkiran menuju mobil masing masing untuk segera dikendarai menuju rumah sakit

Sesampainya di rumah sakit, Kathryn langsung masuk ke ruang inap Kenzy. Menunggu Kenzy duduk di sisi ranjang

"Ryn, bukannya kamu masih sakit? Belum makan siang juga kan?" tanya Angel khawatir

"Aku udah sembuh kok" Kathryn sebenarnya masih tidak enak badan dan sedikit pusing. Tetapi dia harus bisa tahan untuk menunggu Kenzy di sini

"Coba sini liat" Angel menaruh punggu tangannya ke dahi Kathryn untuk mengecek suhu tubuhnya

"Badanmu masih anget Ryn. Sekarang kamu ikut aku ke kantin buat makan siang sama cari obat"

"Gak. Aku mau nunggu Kenzy disini"

"Kamu juga harus jaga kesehatan juga" sambung Zazi

"Aku udah sehat Zi" jawab Kathryn ngotot

"Yaudah kalo gitu aku beliin makanan sama obat di kantin. Ntar kamu makan di sini ya" tawar Angel

"Aku ikut, laper" kata Greyson yg masih sempat sempatnya memikirkan makanan

Bahkan, sebenarnya kini Kata tidak merasakan lapar sedikit pun. Kathryn terlalu panik memikirkan keadaan Kenzy

"Yaudah, kalo gitu kita ke kantin dulu ya. Kamu tunggu Kenzy disini" kata Zazi kemudian keluar menuju kantin rumah sakit. Kathryn mengangguk tanda setuju

Sekarang tinggal Kathryn dan Kenzy berdua di dalam kamar rawat. Keadaan begitu hening karena Kenzy yang masih belum sadarkan diri

"Kamu lama banget sih Zy sadarnya, udah dari kemaren juga" kata Kathryn memecah keheningan dengan mengajak Kenzy berbicara walaupun dia tau tidak akan ada jawaban dari Kenzy

"Jangan jadi pendiem kayak gini Zy, aku kangen debat sama kamu, gak cocok Zy kalo kamu jadi pendiem kayak gini"

Mata Kathryn mulai memanas. Alhasil, matanya mulai berkaca kaca walaupun sudah berusaha untuk menahannya agar tidak menangis. Dia tidak mau terlihat lemah di hadapan Kenzy. Dia harus menjadi sosok yang ceria seperti biasanya agar bisa menyemangati Kenzy

"Zy aku minta maaf. Gara gara aku kamu jadi kayak gini. Coba aja kamu gak nganter aku semalem, pasti kamu gak kayak gini"

Kathryn seperti orang gila yang berbicara sendiri tanpa ada sahutan dari pihak lain

Kathryn menundukkan kepala di tepi ranjang Kenzy sambil menggenggam tangan kanan Kenzy. Terlalu sakit bagi Kathryn untuk melihat keadaan Kenzy saat ini, apalagi penyebabnya adalah dirinya sendiri

Cukup lama Kathryn menangis dalam keadaan seperti ini

Tiba tiba, Kathryn merasa tangan Kenzy mulai bergerak. Dengan segera, Kathryn menegakkan kepalanya memastikan dugaannya tersebut. Dilihatnya Kenzy secara detail untuk melihat pergerakan yang dirasakan Kathryn

Betapa bahagianya Kathryn saat dugaannya benar. Kenzy mulai sadar. Bagaimana Kathryn bisa menyimpulkan hal tersebut? Karena Kenzy mulai mengernyitkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.

Kathryn segera memencet bel diatas ranjang Kenzy untuk memanggil suster. Tak butuh waktu lama, kini seorang dokter yang ditemani oleh suster memasuki kamar Kenzy. Dokter tersebut pun mulai memeriksa keadaan Kenzy

"Gimana dok?" tanya Kathryn tak sabaran setelah dokter itu selesai memeriksa Kenzy

"Keadaan Kenzy sekarang sudah stabil. Hanya perlu istirahat dan pastikan jangan banyak bergerak apalagi di bagian kakinya yang patah" nasihat dokter

"Baik dok. Terimakasih" jawab Kathryn dengan senyuman sumringah

"Kamu perhatian banget sama Kenzy. Pacarnya ya?" tanya dokter tiba tiba yang sukses membuat Kathryn kaget

"Engga dok, saya sahabatnya" jawab Kathryn

"Sayang sekali, padahal kalo Kenzy dapet pacar kayak kamu saya yakin dia akan menjadi lelaki yang beruntung karena pacarnya sangat perhatian" goda dokter yang kemudian pergi meninggalkan kamar Kenzy

Setelah dokter pergi, Kathryn memutuskan untuk duduk di kursi samping ranjang

"Gimana keadaan kamu?" tanya Kathryn memulai pembicaraan

"As u see" jawab Kenzy dengan memaksakan sebuah senyuman

Entah mengapa, kini mata Kathryn kembali memanas melihat Kenzy yang terlihat kesusahan dengan keadaannya saat ini. Lagi lagi dia merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Kenzy sekarang

"Kamu kenapa nangis?" tanya Kenzy menyadarkan Kathryn bahwa kini air matanya sukses mengalir dengan sendirinya

"Aku.. Aku minta maaf. Hiks.. Karena aku kamu jadi hiks.. kayak gini..."

Kathryn menundukkan kepalanya karena tidak sanggup melanjutkan perkataannya, sedangkan Kenzy membiarkan Kathryn sejenak untuk menyelesaikan perkataannya

"Gara gara nganter aku pulang.. Kamu jadi hiks.. kecelakaan. Coba aja hiks.. kamu gak nganter aku. Pasti hiks.. kamu sekarang baik hiks.. baik aja"

Kathryn menangis sejadi jadinya setelah berhasil menyelesaikan perkataannya

"Ssttt.. Kamu gak salah Ryn. Ini namanya musibah" jawab Kenzy berusaha menenangkan Kathryn sambil mengusap rambutnya pelan

Seketika Kathryn mengangkat kepalanya dan berkata

"Kenapa semua orang bilang kalo ini musibah. Jelas jelas ini terjadi karena aku. Aku cuma pembawa sial buat kamu Zy. Aku gak pantes -" kata Kathryn setengah berteriak karena frustasi, tetapi perkataan Kathryn dipotong oleh Kenzy

"Hei, kamu gak perlu salahin diri kamu sendiri. Ini juga salahku karena gak hati hati di jalan. Aku nganter kamu karena itu juga kemauan aku  sendiri. Jadi kamu gak perlu merasa bersalah lagi. Oke?" Kenzy berusaha menenangkan Kathryn saat ini. Dia tidak mau melihat orang lain menyalahkan diri sendiri atas apa yang tidak diperbuatnya

Kenzy menarik kepala Kathryn untuk menyandarkan ke dadanya sambil mengusap lembut rambut Catherine. Kathryn sempat menegang karena perlakuan Kenzy yang begitu lembut padanya. Namun, Kathryn merasa nyaman di posisi seperti ini, Kathryn menumpahkan segala perasaannya di dada Kenzy. Dia membiarkan air matanya mengalir sekarang sambil meremas baju Kenzy. Kathryn menangis di dada Kenzy tanpa mempedulikan baju Kenzy yang nantinya basah karena air matanya. Kenzy pun sepertinya tidak merasa keberatan dengan hal tersebut. Terbukti,tangan Kenzy masih setia mengusap rambut Kathryn untuk menenangkan gadis tersebut

Zazi menghentikan langkahnya untuk memasuki ruangan bersama yang lain karena melihat keadaan Kathryn dan Kenzy saat ini. Mereka membiarkan Kathryn dan Kenzy untuk berbicara secara privasi. Akhirnya, mereka menunggu di kursi tunggu luar kamar.

"Kenapa gak jadi masuk?" tanya Wizky

"Liat aja sendiri. Aku mau kasih waktu buat mereka berdua. Jadi kita tunggu aja disini dulu" jawab Zazi

Wizky ber-oh- ria mendengar jawaban dari Zazi

Don't Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang