The story of NADA part 5
Aku dan Harris pergi mencari alamat yang diberikan oleh ibu Kasih. Kami sempat beristirahat di masjid saat waktu sholat tiba. Aku hanya bissa berdo'a semoga aku bertemu dengan ibu kandungku di alamat tersebut.
"Nada, nggak usah khawatir. Insyaallah kita bissa bertemu orangtua kandungmu."
Ucap Harris saat kita kembali ke mobil. Tapi jujur saja, kami bingung mencari alamat rumah yang ibu Kasih beri.
"Tapi kita belum nemuin tempatnya, Ris. Alamat init uh kaya alamat lama. Bissa aja kan sekarang nama nya berubah." Ucapku yang mulai putus asa.
"Kamu tenang aja. Kalau kita yakin, kita pasti bissa, kok. Sekarang kita cari alamat ini lagi."
Harris melajukan mobilnya. Kami menyususri jalan yang sudah mulai gelap. Harris sempat beberapa kali turun dari mobil dan menanyakan alamat tersebut pada warga. Tapi tak ada yang tau dimana alamat tersebut.
Bukan Harris yang aku kenal kalau dia mudah putus asa. Harris berusaha mencari dan menanyakan alamat tersebut pada orang-orang yang sekiranya tau.
"Permisi, pak. Boleh saya bertanya alamat ini?" Tanya Harris pada seorang bapak-bapak.
"Oh. Alamat ini. Iya saya tau, nak. Sekarang nama jalannya berubah, mungkin sulit untuk mencarinya. Tapi saya juga pernah tinggal di jalan ini."
Aku dan Harris terbelalak senang. Bapak tersebut menunjukkan arah menuju alamat tersebut. Benar saja, tempat itu sudah berubah nama. Untunglah kami bertemu dengan seseorang yang juga pernah tinggal di jalan yang sama.
"Kalau kalian bertanya sesuai alamat itu pada anak-anak muda, kalian tidak akan mendapatkan jawabannya. Nama jalan tersebut sudah resmi diubah sekitar 18 tahun lalu."
"Terimakasih banyak, pak."
Ucap Harris. Kami bergegeas pergi dan menuju alamat tersebut sesuai petunjuk dari bapak tadi.
Kami sampai di sebuah rumah kecil yang alamatnya sama dengan alamat yang kami bawa.
Aku dan Harris mengetuk pintu rumah tersebut. Disaat itu aku benar-benar berharap dan memohon agar ibu kandungku benar-benar ada di dalam.
Tapi tidak. Seorang wanita muda yang sedang hamil yang membukakan pintu. Tidak mungkin itu ibu kandungku karena dia masih sangat muda.
"Maaf, cari siapa ya?" Tanya wanita tersebut.
"Saya ingin bertemu ibu Aisyah, mbak. Apa benar ini rumah ibu Aisyah?" Jawabku.
Aku benar-benar khawatir karena takut kalau ibu kandungku sudah tidak tinggal di sana.
"Ibu Aisyah? Rumah ini sudah dikontrakan sejak lama. Ibu Aisyah yang mengontrakannya."
"Dikontrakan?" Tanyaku tak percaya.
Aku menatap Harris yang ada di sampingku. Aku menggeleng pada Harris. Seakan paham maksudku, Harris langsung bertanya pada wanita tersebut.
"Lalu ibu Aisyah sekarang dimana ya, mbak?" Tanya Harris. Memang itulah yang ingin aku tanyakan.
"Saya sendiri kurang tau, mas-mbak. Yang saya tau ibu Aisyah sekarang sudah menikah."
Jawaban wanita itu membuatku tak berkedip. Apa ibuku sudah menikah lagi? Apa ibuku tak mengingat anak nya yang pernah ia titipkan dip anti asuhan?
"Tapi ibu Aisyah juga masih sering kemari, mbak. Tapi tidak menentu. Kadang lima bulan sekali, kadang satu tahun sekali." Lanjut wanita tersebut.
"Mbak, apa boleh saya minta tolong? Saya mau titip pesan untuk ibu Aisyah. Tolong beri tahu ibu Aisyah kalau anaknya, Nada. Mencari ibu Aisyah." Jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Your Love
Teen FictionNamanya Nada. Namun, ia tidak memiliki nada indah dalam hidupnya. Bermula dengan kisah hidupnya bersama ayah dan ibu yang ternyata bukanlah orangtua kandungnya. Namun,mereka dengan berani menyerahkan Nada pada Ardi untuk dijadikan istri agar huta...