Genap sudah satu tahun Nada bekerja sebagai dokter di rumah sakit. Tak lama setelah itu, Nada dan juga Harris melangsungkan pernikahan mereka.
Hari-hari Nada kini tinggal bersama dengan Harris, suaminya. Mereka tinggal di sebuah apartement yang mereka beli bersama. Kebahagiaan mereka bertambah setelah mengetahui bahwa Nada hamil.
~~
Harris menghampiri Nada di dalam kamar. Istrinya yang sedang hamil besar itu sedang merapikan baju dan memasukkannya ke dalam almari. Harris datang dengan wajah khawatir, ia segera duduk di samping Nada.
"Ris? Kok khawatir gitu, sih? Kenapa?" Tanya Nada pada suaminya.
"Nad.. em.."
"Apa, Ris? Cerita aja."
Harris menatap wajah Nada yang terlihat sangat penasaran. Sebenarnya ia khawatir apa yang akan ia katakanjustru membuat Nada bersedih.
"Ini tentang ayah dan ibu kamu. Ayah Ahsan dan ibu Ranti, Nad." Ucap Harris.
Seketika Nada terdiam tak berkata dan menatap Harris. Sudah lama Harris tak menyinggung apapun pada Nada mengenai ayah dan ibunya. Baru kali ini Harris berani mengatakan terlebih dulu pada Nada.
"Ayah? Ibu? Maksud kamu? Ada apa dengan mereka, Ris?" Tanya Nada dengan mata berkaca-kaca.
"Aku dapat informasi kalau ayah dan ibu kamu ada di PENJARA."
DEG!
Hati Nada serasa terhempas jauh dari badannnya mendengar perkataan suaminya. Nada menutup mulut dengan kedua telapak tangannya tak percaya.
"Ris! Kamu.. kamu.. kamu jangan bercanda, Ris. Ini nggak lucu. Kamu bohong, kan? Ini nggak bener kan, Ris?"
Air mata menetes perlahan membasahi pipi Nada. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya masih tak percaya. Harris mendekap tubuh istrinya itu dan berusaha menenenagkan Nada.
"Nad.. ini bener. Ayah dan ibu kamu ada di dalam penjara sejak dua tahun lalu. Yang aku dengar karena mereka tidak bisa melunasi hutang kepada lelaki yang pernah hampir menikahi kamu. Mereka justru kabur untuk menghindari lelaki itu. Tapi mereka berhasil ditangkap dan di jebloskan ke penjara."
Mendengar perkataan Harris, tangis Nada justru pecah. Air matanya kini juga membasahi baju bagian dada Harris.
"Antarkan aku bertemu ayah dan ibu, Ris. Antar aku, sekarang!" Ucap Nada yang masih menangis.
Harris mengagguk dan bergegeas mengantar Nada menemui Ahsan dan juga Ranti ke lapas tahanan tempat mereka di penjarakan.
~~
Ahsan dan Ranti keluar bersamaan menemui orang yang ingin bertemu mereka. Dan tak lain juga bukan adalah Nada dan Harris yang duduk di ruang tunggu. Bagi mereka ini adalah kunjungan pertama, padahal sudah dua tahun mereka mendekam di penjara.
"Ayah! Ibu!"
Nada sedikit berlari menghampiri Ahsan dan Ranti. Tak ada keraguan dalam hati Nada untuk langsung memeluk ibu dan ayahnya itu.
"Nad..Nada.."
Pelukan itupun terjadi di anatara mereka bertiga. Suasana haru pun ikut menyelimuti anak dan orangtua angkatnya itu.
"Nada.. maafkan kami, nak. Maafkan kami.. Kami terlalu banyak berbuat salah sama kamu. Kami ini jahat! Kami tega menjual kamu untuk melunasi hutang kami! Kami jahat, nak.. maafkan kami.." Ucap Ranti yang terus memeluk Nada.
"Tidak, bu. Tidak. Ayah dan ibu tidak jahat. Ayah dan ibu baik. Apapun yang ayah dan ibu pernah lakukan tidak pernah membuat Nada sedikitpun melupakan kasih sayang kalian. Nada teteap menyayangi kalian."
Tangis Ranti pecah mendengar jawaban putrinya yang mulia. Begitupun Ahsan yang menitikan air mata.
"Ayah juga benar-benar menyesal, Nada. Ayah menyesal telah menyia-nyiakan kamu. Ayah minta maaf , nak."
Ahsan meraih tubuh anaknya yang tengah hamil besar dan memeluknya dalam-dalam. Tidak disangka bahwa dua tahun ini mereka tidak bertemu sama sekali. Dan kini mereka bertemu di dalam penjara.
"Nada rindu ayah dan ibu. Nada rindu kalian. Nada sayang ayah dan ibu.." Ucap Nada dengan isakannya.
"Ibu sayang kamu, nak. Maafkan ibu.."
Nada duduk di tengah-tengah ayah dan ibunya. Ia meminta ayah dan ibunya untuk menceritakan apa yang terjadi dan bagaimana mereka bisa dipenjara.
"Kami berniat untuk kabur dengan menjual rumah dan ditambah perhiasan kamu yang pernah ibu minta. Tapi beberapa hari setelah kami pergi, Ardi memebawa polisi dan menemukan kami, nak. Semenjak itu, kami benar-benar menyesal. Kami pernah berpikir untuk menemui kamu, tapi rasanya itu tak pantas. Kami telah mengusir kamu, bahkan kami juga telah menjual kamu." Ucap Ranti dengan terisak.
"Tapi sekarang ayah senang,ayah bisa bertemu kamu dan meminta maaf langsung dengan kamu. Ayah berjanji setelah keluar dari sini, ayah akan jadi orang yang lebih baik. Kalau kamu mengizinkan, ayah akan mencoba memperbaiki diri ayah sebagai ayah kamu lagi, nak."
"Kenapa 'lagi', yah? Selama ini ayah dan ibu tetap menjadi orangtua Nada walaupun kita sudah lama tidak bertemu. Kasih sayang yang kalian berikan akan selalu Nada ingat. Kalau sekarang Nada boleh jujur, Nada rindu masa kecil Nada. Nada rindu pelukan kalian saat Nada tidur. Nada rindu ayah dan ibu mengejar Nada dan ikut berlari bersama Nada agar Nada mau makan. Nada rindu itu semua, yah.. bu.."
Nada yang ada d tengah-tengah ayah juga ibunya dengan mudah mendapat pelukan dari mereka.
"Tapi, rasanya Nada tidak pantas jika harus terus menangis dan mendapat pelukan seperti anak kecil lagi, yah.. Cucu kita yang ada di dalam kandungan Nada pasti iri kalau kita terus memeluk ibunya."
Ucap Ranti yang mencoba menghapus air matanya dan mencoba tersenyum.
"Iya.. iya, bu. Ibu benar. Bahkan ayah tidak menyangka kalau Nada akan memberikan kita cucu."
"Berapa usia kandunganmu, nak?" Tanya Ranti sambil mengusap perut besar Nada.
"8 bulan, bu. Nada harap ibu bisa menemani Nada sewaktu nanti Nada melahirkan."
"Ibu tidak yakin nak, bisa menemani kamu melahirkan bayi kamu. Tapi, bukankah kamu sudah bersama orangtua kandungmu? Pasti dia sangat bahagia bisa bertemu anaknya yang sangat mulia."
Nada meraih kedua tangan ibunya lalu berkata. " Nada sudah bertemu ibu kandung Nada, juga ayah dan adik tiri Nada. Nada belum bisa bertemu bahakan melihat wajah ayah kandung Nada. Ibu juga tidak tau kemana ayah Nada pergi. Tapi apapun keadaannya sekarang, yang ayah danm ibu perlu tau, kalian tetap jadi orangtua Nada. Nada selalu menyayagi kalian. Semenjak Nada tidak tinggal bersama kalian, Nada mula mencari jati diri Nada sebenarnya. Harris yang sekarang juga menjadi suami Nada sangat banyak membantu Nada waktu itu. Dia memberikan tempat tiggal sementara untuk Nada di rumah neneknya, kita juga sama-sama cari orangtua Nada. Kita pergi ke panti asuhan ibu Kasih, kita keliling mencari alamat, hingga Harris juga yang menemukan tempat tinggal ibu Nada. Semenjak lulus kuliah, Nada bekerja di rumah sakit sebagai dokter, bu."
Nada bercerita mengenai kisahnya selama terpisah dari Ahsan dan Ranti. Harris pun tak banyak bicara dalam situasi seperti ini.
"KAMI BANGGA DENGAN KAMU, NAK!" Ucap Ahsan dan Ranti bersamaan.
Kalimat itu adalah kaliamat yang selama ini di dambakan Nada. Kalimat dimana ayah dan ibunya bisa mengaakan kalau mereka bangga pada Nada.
Jam kunjung pun habis. Nada dan Harris harus segera pergi.
"Nada akan selalu menunggu ayah dan ibu keluar dari sini."
Ucap Nada sebelum pergi. Senyum Ahsan dan Ranti tak tertahan. Ditariknya kembali tubuh Nada dan didekapnya dengan penuh kasih sayang.
"Jaga kesehetanmu dan juga bayimu. Ibu dan ayah berjanji akan segera menemui kamu di luar."
Harris pun mengajak Nada untuk segera keluar. Asan dan Ranti juga harus kembali masuk ke dalam sel tahanan. Sesekali Nada menoleh kebelakang dan menamati ayah juga ibunya yang berjalan masuk ke dalam tahanan.
~~
Nih, author percepat ceritanya >,<
The Story By,
-LOVESTA-
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped In Your Love
Teen FictionNamanya Nada. Namun, ia tidak memiliki nada indah dalam hidupnya. Bermula dengan kisah hidupnya bersama ayah dan ibu yang ternyata bukanlah orangtua kandungnya. Namun,mereka dengan berani menyerahkan Nada pada Ardi untuk dijadikan istri agar huta...