PART 9

1.6K 79 0
                                    

Kring..Kring..Kring..

Nada ponselku berbunyi. Aku yang sedang melipat baju segera meraih ponselku yang ada di atas bantal.

"Ibu Aisyah" nama yang tertera di layar ponselku. Aku segera mengangkat telepon dari ibuku.

"Assalamualikum, bu."

"Waalaikumsalam, sayang. Kamu lagi apa? Ibu ganggu kamu tidak malam-malam telepon?"

"Ah, tidak, bu. Nada baru lipat baju."

"Syukurlah, nak. Nada. Besok ibu minta kamu datang ke rumah, ya. Tadi ibu sudah bicara sama suami ibu, dan besok kamu dsuruh datang ke rumah."

Aku tersenyum lebar mendengar ucapan ibu ditelepon. Ternyata ibu langsung membicarakan tentangku dengan suaminya.

"Baik, bu. Besok Nada akan datang ke rumah ibu."

"Sudah malam, nak. Kamu secepatnya tidur."

"Iya, bu. Nada akan lekas tidur setelah ini."

"Selamat malam, sayang."

"Selamat malam, bu."

Setelah menutup telepon dari ibuku. Aku segera memberitahu Harris bahwa ibu menyuruhku datang kerumah besok. Tanpa basa-basi, Harris siap untuk mengantarku ke rumah ibu besok.


~~


"Bawa temanmu masuk, nak." Ucap ibu saat melihat Harris menunggu di depan gerbang.

Aku menghampiri Harris dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah suami dari ibuku sudah menunggu. Aku dan Harris bersalamna dengan beliau.

"Yah, ini Nada. Putriyang sempat aku ceritakan." Ucap ibuku pada suaminya.

Aku tersenyum pada suami ibuku.Dari usianya sepertinya sebaya dengan ibuku. Jujur saja, aku bingung harus memanggil lelaki itu siapa. Jika aku panggil ayah, aku merasa malu apalagi ini pertemuan pertamaku.

"Ini Nada yang ibu ceritakan?"

"Iya, yah. Ini Nada. Putri ibu yang sudah lama kami tidak bertemu."

"Ternyata sudah dewasa. Ayah pikir Nada masih gadis sekolah." Ucap suami ibuku disertai tawa nya.

"Nada, ini ayah adik kamu. Namanya Johan." Ucap ibuku memperkenalkan suaminya.

"Jangan bilang kamu bingung mau panggil apa." Bisik Harris. Lelaki itu tau saja pa yang aku pikirkan.

"Nada senang akhirnya bias bertemu 'om' dan juga ibu."

Ucapku tanpa sadar. Aku memanggil suami ibuku dengan sebutan om. Ibu dan suaminya memandangi wajahku yang tampak kikuk.

"Panggil saja saya ayah. Kamu anak istri saya, jadi kamu juga anak saya. Tidak usah sungkan seperti itu."

Jawab 'ayah Johan'. Aku tersenyum linglung. Aku menggaruk tengkukku yang terasa gatal setelah mendengar ucapan dari suami ibuku.

"I-iya. Baik. Yah.."

Ayah Johan kembali tertawa. Dari tawanya, aku tau dia adalah lelaki yang humble . Aku kembali tersenyum.

"Oh iya, siapa ini?" Tanya ayah Johan memandang Harris.

"Saya Harris, om."

"Teman? Pacar?"

Harris menunduk tapi terlihat senyum di bibirnya. Aku harap dia tidak akan bicara macam-macam.

Trapped In Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang