Part 6

1.6K 89 0
                                    

Sudah beberapa hari aku dan Harris berusaha menemukan ibu kandungku. Tapi masih saja belum bisa berhasil. Aku sempat putus asa karena kami tak kunjung menemukan tempat tinggal ibu kandungku.

Pikiran yang kacau membuat tubuhku sakit. Tiga hari belakangan aku merasa lemas dan kepalaku terasa pusing. Ya. Karena aku kelelahan.

Aku yang masih tinggal di rumah nenek Anjum tak bissa pergi kemana-mana. Harris melarangku ikut bersamanya untuk mencari tempat tinggal ibu kandungku.

Nenek Anjum sangat perhatian padaku. Beliau merawatku selama aku sakit dan tak berdaya seperti sekarang.

Harris, lelaki itu tak putus asa membantuku menemukan ibu kandungku. Dia memang lelaki baik yang patut aku pertahankan.

Disaat aku sakit, nenek Anjum dan Harris begitu memperhatikan diriku. Ada kalanya aku senang, karena masih ada orang yang memperdulikan diriku. Tapi juga aku merasa telah membebani mereka. Aku tinggal di rumah nenek Anjum, tapi nenek Anjum dan Harris masih harus merawatku.

Sore hari Harris datang ke rumah nenek Anjum. Dia berlari menuju arah kamarku.

"Ris? Kenapa kamu lari-lari?"

Tanyaku. Harris menarik napas nya panjang. Sepertinya ia baru saja menemukan sesuatu yang membuatnya bahagia.

Harris duduk di sebelahku. Ia tersenyum lebar dan menggemnggam kedua tanganku. Lelaki itu menatapku tajam dengan senyum mengembang.

"Nada. Kamu tau. Aku mendapatkan apa yang kamu harapkan."

Ucap Harris. Aku memasang wajah penasaran. Harris masih menatapku dengan senyum lebar.

"Maksud kamu?"

"AKU MENEMUKAN TEMPAT TINGGAL IBU KANDUNGMU SEKARANG!"

Ucap Harris tegas. Aku terbelalak tak percaya. "Apa kamu bilang?"

"Iya, Nad. Aku menemukan alamat ibu kandung kamu. Tadi aku langsung pergi ke alamat itu. Dan ternyata benar. Ibu yang ada di rumah itu bernama Aisyah."

"Harris. Kalau memang itu ibu kandungku, bawa aku kesana."

"Nggak sekarang, Nada. Aku akan ajak kamu kesana besok pagi."

"Tapi, Ris. Aku ingin segera bertemu ibu kandungku."

"Nada. Ini udah sore. Kalau kamu kena angin malam, kamu bakal sakit lagi. Percaya sama aku, besok aku akan bawa kamu ke sana."

Aku mengangguk pada Harris. Harris menceritakan padaku secara rinci bagaimana ia bissa mendapatkan alamat rumah ibu kandungku dan bagaimana ia bissa sampai di rumahnya.

"Apa kamu lihat wajah ibu kandungku?" Tanyaku.

Harris menggeleng. "Tapi aku yakin kalau itu emang ibu kandung kamu. Aku Tanya sama pembantu rumah itu tadi. Dan yang dia katakan bahwa istri dirumah itu bernama Aisyah dan ia sudah menikah selama enam tahun."

"Ris. Ibu kandungku menikah lagi. Enam tahun lalu, berarti aku berumur 13 tahun. Tapi kenapa ibuku tidak mencariku lagi dip anti asuhan. Apa dia lupa padaku? Kalau memang ia meninggalkanku dipanti asuhan untuk menitipkanku, kenapa ia tidak berusaha mencariku lagi."

Ucapku pada Harris. Aku kembali meneteskan air mata. Harris memelukku dan menenangkan diriku.

"Nada. Kamu harus hilangin prasangka buruk kamu. Kamu nggak boleh berpikiran kaya gitu." Ucap Harris. Aku terisak dalam pelukannya.

"Ibuku meninggalkanku dip anti asuhan, aku dirawat sementara oleh ibu Kasih, hingga akhirnya aku di adopsi oleh ayah dan ibu ku yang menyayangiku saat aku masih kecil."

Trapped In Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang