Kecewa

529 49 4
                                    

Teriakan Nadine menggema di seisi kamar saat gadis itu mendapati dirinya kesiangan, tentu ia tak mungkin bersiap-siap pergi ke kampus saat ini ketika harus di kagetkan pada weker yang sudah menunjukan pukul 10 pagi.

"Mbaaakkkk kenapa gak bangunin aku sih, aku jadi telat kan ngampusnya. Awas aja ya kalau aku di kasih SP sama dosen, Mbak yang bakal aku pecat" omel Nadine panjang lebar

Namun saat ia membuka matanya lebar-lebar, ada sesuatu yang aneh di sekitarnya.

"Siapa yang membawa aku ke gudang ? kok tempatnya sempit banget, aku gak lagi mimpi kan ?" Nadine menepuk pipinya

"Lo sudah bangun ? pagi-pagi kok sudah teriak aja. Apa gak capek Nona Nadine ?" ujar suara yang mengagetkan Nadine, ia pun melotot menatap James yang berada di tempat ini, entah apa yang terjadi dengannya. Nadine pun kembali berteriak saat menyadari kehadiran pemuda itu.

"Elo ? Hhh lo kenapa berada disini, jangan-jangan lo menculik gue ya, dan mau balas dendam karna gue menghina lo kemarin, atau lo sengaja buat........hmm" ucap Nadine terhenti saat James menutup mulutnya, matanya pun kembali membulat karna sikap pemuda ini, sedang James cuma tersenyum melihat tingkah Nadine yang sepagi ini sudah membuat kerusuhan di rumah kostannya.

"Ckck lo lupa ya, semalam kan lo menginap di kostan gue. Sayang banget sih cantik-cantik kok pikun"

"Apa ?! lo bilang gue pikun. Enak aja, gue masih muda bukan Nenek-Nenek, ih ngeselin banget sih" ujar gadis itu dengan manyun

"Lo lucu, coba deh lo ingat-ingat lagi kenapa lo bisa berada disini ?"

"Ya Tuhan, pemuda brengsek itu. Iya gue ingat hhh, ini gara-gara pemuda brengsek itu jadi gue menginap di rumah mirip gudang lo ini kan. Awas aja tu orang kalau nanti Daddy sama Mami pulang bakal gue tuntut biar dia mendekam di penjara, dia gak tau apa kalau gue ini anak orang penting di negara ini, kalau Daddy tau anak kesayangannya di jahatin beliau bisa marah besar" cerocos Nadine

James hanya memandang fokus gadis itu, entah apa yang ia fikirkan hingga Nadine menatapnya dengan bingung saat tatapan James terlihat tak biasa.

"Lo ngapain ngeliatin gue kayak gitu, memangnya ada yang aneh dengan muka gue. Hey ingat ya Mas-Mas tukang ceramah. Lo itu temannya pengkhianat Karine, jadi jangan harap gue bakal menerima lo menjadi teman gue, walau lo sudah bantuin gue semalam, temannya musuh gue berarti dia juga musuh gue. Tapi lo tenang aja, gue ini tipe orang yg tau balas budi, gue juga gak mau berhutang budi sama lo, nanti gue pasti balas deh perbuatan lo karna sudah menolong gue"

"Gue gak butuh semua itu, gue ikhlas kok nolongin lo karna apapun yang terjadi sama lo itu juga menjadi urusan gue" ucap James berlalu dari kamar itu, Nadine pun kembali bingung dengan ucapan James

"Dia makan apa ya ? kok ngomongnya aneh begitu, hhh dasar cowok aneh"

"Gue sudah buatin nasi goreng buat lo, sekarang lo siap-siap nanti gue akan antar lo pulang ke rumah"

"Nasi goreng, duh pagi-pagi itu gue biasanya makan roti. Bukan makanan lokal begitu Mas, gak mau ah nanti sakit perut gue"

"Coba aja dulu, siapa tau nanti lo suka"

"Gue bilang gak mau ya gak mau, gue mau buruan pulang aja dan ingat ya lo jangan masuk ke kamar sewaktu gue ganti baju. Awas aja ya !" ancam Nadine

"Tenang aja, gue gak seburuk itu kok. Lagian ngapain juga gue ngintipin lo kayak gak ada kerjaan lain aja" ujar James segera menuju ke ruang tamu dan kembali fokus pada tugas kuliahnya yang menumpuk

Selang 15 menit kemudian Nadine sudah datang menghampiri James yang masih fokus pada tugasnya, ia pun terlihat bingung sendiri untuk mengatakan apa pada James.

Cinta Di Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang