Bermuka Dua

317 29 23
                                    

James terlihat begitu gelisah memikirkan pelaku yang berusaha meneror Nadine, masih ada sesuatu yang terus mengganjal benaknya saat orang tersebut belum juga diketahui identitasnya, entah apa maksud dari orang tersebut kenapa sasaran dari perbuatan liciknya adalah Nadine calon istrinya. Pemuda itu pun memutuskan untuk keluar tenda seraya memandangi api unggun dihadapannya, seharian mencari bendera dalam game terakhir pun membuat fisiknya begitu lelah apalagi saat kecemasannya semakin bertambah karna keadaan Nadine.

"Apa yang sebenarnya terjadi Tuhan, kenapa orang itu begitu ingin melukai Nadine" benak James masih tak habis fikir

James meraih gelang yang berada di saku celananya, ia sendiri tak bermaksud untuk menuduh, namun James cukup mengenali siapa pemilik gelang di genggamannya kini yang menimbulkan ribuan tanya di benaknya.

"Apa mungkin semua itu perbuatan dia" batin James bingung

Helaan nafasnya yang begitu berat pun seakan menggambarkan jika masalah ini cukup serius karna tak menutup kemungkinan jika pelaku yang belum diketahui identitas itu akan kembali melakukan aksinya.

"Aku gak akan pernah membiarkan itu terjadi. Aku gak akan membiarkan siapa pun juga menyakiti calon istri aku" lirih James

Pandangan pemuda itu pun tiba-tiba mengabur saat seseorang menutup matanya.

"Siapa ? hmm aku lagi gak mau main-main sekarang, aku minta singkirkan tangan kamu sebelum aku....."

"Sebelum apa ?" Nadine tersenyum memandangi James yang begitu kaget melihat kehadirannya

"Nadine"

"Duh, calon suami galak banget sih, ngapain kamu malam-malam disini sendirian ? bukannya acara api unggunnya sudah selesai, terus orang-orang sudah pada tidur. Hmm ya ya aku tau, kamu pasti lagi nungguin tante kunti ya ?" tawa Nadine terkekeh yang membuat James menggeleng mendengar omelan calon istrinya itu

"Kok tau sih, iya nih aku lagi nunggu tante kunti malah sekarang orangnya sudah ada di depan aku" ledek James

"What ?!! Apaan sih, jadi maksud kamu aku tante kuntinya ? huff nyebelin banget" omel Nadine seraya memukul dada James dengan kesal, James pun tertawa menatap kekasihnya itu dengan raut manyunnya, hal yang selalu membuatnya bahagia jika melihat Nadine mengambek seperti ini.

"Hehe aku bercanda kok sayang, sampai segitunya bibir kamu, gak takut jatuh tu bibirnya"

"Bercanda sih bercanda tapi kok aku disamain dengan tante kunti sih, dasar kamu nyebelin. Sudah ah jadi males ngomong sama kamu" Nadine beranjak dari kursi

"Sayang tunggu dulu" ujar James meraih tangan kekasihnya itu, ia membawa Nadine kepelukannya hingga membuat jantung gadis itu berdetak kencang saat jaraknya dan James sedekat ini, apalagi saat calon suaminya itu mendekap erat tubuhnya. Heningnya malam pun seakan menandakan hangatnya cinta mereka, pandangan mereka pun cukup lama menyatu hingga getaran-getaran di hati mereka tak bisa lagi di tepis saat cinta keduanya terasa semakin dalam saat ini.

"Aku selalu bahagia melihat kamu dengan jarak sedekat ini sayang" ucap James hingga membuat dada Nadine menghangat mendengarnya, tak bisa Nadine pungkiri hal yang sama pun juga ia rasakan saat menatap calon suaminya itu, ia pun bisa melihat setiap lekuk wajah James yang begitu meneduhkan dan juga mata coklatnya yang sangat menenangkan.

Nadine melingkarkan tangannya di leher James dan memeluk erat calon suaminya, membiarkan perasaan yang ia simpan tersampaikan saat itu juga, entah apa yang terjadi dengannya jika tak ada James yang menemani dan melindunginya selama berada disini, ia pun sangat beruntung memiliki James.

"Aku yang lebih bahagia karna memiliki kamu sayang, aku gak tau bagaimana keadaan aku sekarang kalau tanpa kamu" lirih Nadine

James mencium kening Nadine cukup lama seakan meyakinkan kekasihnya itu jika situasi yang dihadapinya akan baik-baik saja, walau James sendiri belum bisa menemukan siapa pelaku yang meneror Nadine selama ini, tapi ia berjanji tidak akan pernah meninggalkan Nadine.

Cinta Di Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang