Mengingatmu

576 49 8
                                    

Jantung Nadine berdebar cepat mengingat kejadian di tepian sungai saat James menciumnya, wajahnya pun terlihat memerah hingga beberapa kali ia harus tertunduk ketika matanya dan pemuda itu bertemu, entah perasaan aneh apa yang menggelayuti benaknya, kenapa seperti ada sepasang kupu-kupu yang berterbangan di perutnya, hingga aliran darahnya pun mengalir deras saat memikirkan tentang pemuda itu.

"Duh, lo kenapa sih Nad ? lupakan soal tadi iya lupakan. Dia kan nyebelin banget masa' anak Daddy di suruh ambil air sih. Hmm tapi....tapi gue masih penasaran dengan yang dia bilang, kalau setelah acara api unggun selesai dia akan memberikan jawaban siapa dia sebenarnya, sungguh memusingkan" gumam Nadine

"Nad.....Nadine kamu di panggil James tu"

"Eh iya"

"Bengong aja lo, dari tadi Pak ketua manggil lo tu"

"Kenapa ?"

"Tanya aja sendiri, cantik-cantik kok tukang bengong"

"Hey gembul tutup mulut lo ya, siapa juga yang bengong. Gue gak bengong kok cuma melamun aja"

"Lah sama aja dong, hati-hati lo jangan suka bengong di tempat beginian, kan rada angker nanti lo kerasukan lagi. Gak kebayang deh si mulut bawel kalau kerasukan bisa kacau dunia persilatan, rusuh !! hahaha" ledek teman Nadine

"Sialan lo" dengus Nadine seraya menjitak kepala temannya itu

James dan lainnya pun hanya tersenyum melihat tingkah gadis itu.

"Huff gak usah ketawa gitu deh. gak lucu ! Oh ya ada apa kamu manggil aku, kalau mau bicara hal gak penting aku males, mending aku tidur lagian capek banget nih habis ngambil air. Sampai merah begini lagi tangan aku, kalau Daddy aku tau nih bisa-bisa kamu kena omel karna anak kesayangannya di perlakukan begini sama kamu, dasar ngeselin" omel Nadine

"Sudah ngomongnya ?" ujar James yang membuat Nadine melotot

"Ih nyebelin banget sih"

"Kamu itu bawel banget ya, bikin gemes" James mencubit pipi gadis itu hingga membuat Nadine kembali manyun

"Kok di cubit sih, nanti pipi aku makin tembem gimana. Jangan kamu fikir dengan kamu bersikap sok ramah begini aku sudah maafin kamu ya, belum tau. Lain kali kalau kamu minta aku kerja berat lagi, aku gak mau"

"Tapi kerja kamu bagus kok, buktinya persediaan air kita jadi mencukupi. Aku tau kalau kamu itu sebenarnya gadis yang mandiri, di balik sikap jutek kamu itu" ucap James

"Sudah kamu gak usah berbasa-basi lagi, ada apa Pak Ketua yang terhormat ? Kalau sekiranya kamu mau ngomongin masalah yang gak penting, aku mau bobo siang sudah ngantuk"

"Makanannya sudah siap, kamu makan dulu ya. Teman-teman kita sudah menunggu disana" tunjuk James pada teman-temannya yang tengah melahap menu makan siang mereka dengan duduk di rerumputan, mata Nadine pun kembali membulat melihat keadaan teman-temannya yang begitu aneh.

"What ?! Kamu meminta aku buat makan barengan sama mereka, duduk di rumput itu ?"

"Iya"

"Gak pake sendok atau garpu ?"

"Memangnya kenapa ? kan bagus tu berbaur dengan alam, justru kemping ini membuat kita semakin mencintai alam, lebih sederhana dan ramah lingkungan"

"Gak ! aku gak mau, itu kan jorok. Lagian ya yang masak itu Karine kan, teman kamu yang pengkhianat itu. Aku gak mau, bisa-bisa aku sakit perut lagi, jangan-jangan dia malah memberi bubuk racun di dalam makanan itu biar aku sakit perut terus aku kenapa-napa. Pokoknya aku gak mau, biarin aja aku laper deh, dari pada harus makan masakan dia yang gak steril" dengus Nadine hendak pergi

Cinta Di Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang