Pemuda Misterius

511 46 3
                                    

Wajah Nadine terlihat di tekuk mengingat semua ucapan pemuda iseng yang berani menasehatinya, tentu karna selama ini tak ada satu pun orang yang berani dengannya, dan entah kenapa ia harus sial bertemu dengan orang menyebalkan yang berani menentangnya di kampus ini, apalagi yang membuatnya semakin emosi melihat pemuda itu justru menolong orang yang sudah mengkhianatinya, Karin"

"Kesel.....kesel.....kesel, kenapa sih tu cowok harus nolongin Karin segala, pake nasehatin gue juga. Helloooo emang dia siapa coba, sok banget jadi orang, gak terima gue pokoknya gak terima !! Lihat aja kalau Daddy nanti pulang, bakal aku suruh Daddy buat mengeluarkan cowok menyebalkan itu dari kampus" omel Nadine panjang lebar yang membuat teman-temannya cuma diam saat emosi gadis ini kembali meledak.

"Nad hehe sudah dong marahnya, katanya kita tadi mau jalan-jalan ke Mall keburu nanti kesorean nih"

"Iya Nadine yang cantiknya kayak bidadari, kan kamu sendiri yang bilang kalau mau selalu cantik gak boleh marah-marah"

"Bener tu Nad, nanti muncul kerutan loh di bawah mata, kamu pasti gak mau kan ?" sambung Tara

"Habisnya guys ini sama aja kayak penghinaan, kalian tau sendiri kan selama ini gak ada satu pun orang yang berani sama gue, bahkan Daddy sama Mami juga selalu menuruti kemauan gue, tapi kenapa gue harus ketemu sama cowok menyebalkan itu di kampus disini, siapa tadi namanya ?"

"James Nad, James cowok tampan dan pintar. Pangeran jenius lah kalau yang lainnya bilang "ucap teman-temannya kompak

"Tampan dari Hongkong muka pas-pasan begitu, sok pahlawan juga. Kalian gak lihat apa penampilannya juga biasa aja, dan yang buat dia makin norak karna dia nolongin Karin, pokoknya mereka itu selevel yang satu sok dan satunya norak"
"Sabar Nad, sabar"

"Iya nih, lo minum dulu ya biar fikiran lo tenang"

"Iya Nad nih sekalian juga ada cemilan, biar aku kipasin kamu ya biar hati kamu adem, oke" ucap Dina, ketiga teman Nadine pun cuma menggeleng saat gadis manja ini mulai mengeluarkan tanduknya, tentu untuk mengembalikan mood Nadine yang sudah rusak mereka harus memutar otak saat ini.

"Kenapa lo ? bibir pake di manyunin segala, perlu karet buat gue kuncirin" ledek Daniel dengan menghampiri Nadine

"Nyebelin banget sih, eh numpang hidup gue lagi gak mood ya, mending lo jauh-jauh deh dari hadapan gue. Jangan buat gue semakin kesal"

"Teman kalian kenapa nih ? Habis makan mercon ya mulutnya, ngomel mulu sampai kedengaran di depan"

"Daniel gue bilang diam, awas aja kalau lo masih berkomentar gue kasih tau Daddy nanti, biar lo gak di kasih uang jajan"

"Ya....ya....ya ngadu terus aja manja, itu kan yang lo cuma bisa ckck kapan lo berubah sih Nad, gak di rumah, di kampus selalu rusuh hhh aneh banget gue"

"Eh lo gak usah ikut campur urusan gue ya" ujar Nadine menginjak kembali kaki Daniel hingga pemuda itu meringis kesakitan, teman-teman Nadine pun cuma tertawa seraya mengikuti gadis itu yang keluar dari Kantin.

"Ya Tuhan, Nadine lo keterlaluan banget ya. Apa gak cukup kaki gue lo injak pagi tadi hhh awas lo ya"

"Biarin, suka-suka gue dong. Sekali lagi lo berkomentar, kepala lo jadi sasarannya"

"Ckck nih anak susah banget sih di bilangin, kepala lo terbuat dari batu apa baja sih ?"

"Lo tanya sendiri aja sama Tuhan, kenapa nanya sama gue hhh. Sudah mending sekarang balikin kunci mobil gue sekarang"

"Buat apa ?"

"Gue bilang balikin kunci mobil gue Daniel, lo denger gak sih ! Lama banget sih lo, sini kunci mobilnya" teriak Nadine segera mengambil kunci mobilnya dari saku pemuda itu.

Cinta Di Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang