Nadine adalah gadis cantik yang selalu ingin terlihat perfect hingga semua mata terpanah padanya, memang secara fisik ia terlihat begitu sempurna, bukan hanya sekedar cantik seperti putri di dalam dongeng atau pun bidadari impian semua pemuda, tapi dia juga berasal dari keluarga yang kaya raya. Semua kemauannya pun pasti di turuti oleh orang tuanya, karna ia sendiri merupakan anak tunggal di keluarganya, di balik kesempurnaannya itu Nadine memiliki sifat yang begitu manja dan kadang bisa di bilang seenaknya sendiri, faktor dari kesibukan orang tuanya lah yang membuat perubahan drastis sifat di masa remajanya, hingga orang-orang di sekitar gadis itu banyak mengeluh dengan tingkahnya itu atau lebih tepatnya TAKUT.
"Mbaaakkkk " teriaknya yang mengegerkan seisi rumah megahnya, asisten rumah yang bekerja di tempat itu pun terlihat saling tatap ketika suara yang lebih menyeramkan dari suara harimau itu mengagetkan mereka, bagaimana tidak ? Tentu jika Nona besar mereka sudah berteriak sekeras itu akan ada masalah besar yang terjadi.
"I.....iya Non, iya ada apa ?" ujar asisten rumahnya segera menghampiri gadis itu.
"Ada apa....ada apa ?! Mbak letakin dimana wedges aku yang warna biru, aku mau kuliah Mbak nanti kalau aku telat gimana" omel gadis itu dengan suara nyaringnya
"I....itu Non, ada kok tadi di rak sepatu Non, be....beneran"
"Eh Mbak jangan bohong ya, gak ada tu aku lihat atau jangan-jangan Mbak mau jual ya wedgesnya, awas aja kalau beneran. Gaji Mbak tu gak akan cukup buat membelinya"
"Gak Non beneran, saya gak mungkin berani sama barang-barang Non Nadine"
"Sudah jangan banyak alasan, pokoknya sekarang Mbak cari wedges kesayangan aku, 5 menit dari sekarang, kalau gak dapat aku bakal suruh Daddy buat memecat Mbak, mengerti !"
"Iy ma...maaf Non" ujar asisten rumah itu segera pergi
"Buruan jangan lama-lama ! 4 menit lagi waktu buat Mbak buat cari wedges aku" teriak Nadine
Dengusan pun terdengar dari lantai dua mendengar suara yang teramat berisik, siapa lagi kalau bukan si mulut cempreng yang sering sekali menganggu di pagi ini. Mata Nadine pun menatap sepupu menyebalkannya yang terus memandanginya seakan mengejek.
"Ngapain lo ngeliatin gue kayak gitu, gue cantik ? emang kenyataan hhh"
"Siapa juga yang ngeliatin lo bawel, lo gak berubah ya Nad pagi-pagi begini selalu aja bikin kerusuhan. Gak bisa gitu dalam sehari aja rumah ini tentram, gak di rumah, gak di kampus ngomel mulu kerjaannya"
"Hey sepupu yang cuma numpang hidup ! terserah gue dong, mulut punya gue, rumah milik gue. Apa urusannya sama lo hhh, kalau hidup lo cuma numpang jangan banyak omel deh, mending sekarang lo siap-siap buat anterin gue ke kampus. Paham kan lo ?"
"Gue nganterin lo ? Hhh lo pergi aja sendiri"
"Ih nyebelin banget si Daniel, gue kasih tau Daddy nanti, kalau lo itu cuma numpang makan tidur aja disini, tapi gak mau bantuin gue. Hhh gue yakin Daddy pasti ngusir lo"
"Yakin banget lo, yang ada kelakuan lo yang semakin menyebalkan itu membuat Om Tito bertambah pusing, dulu Mami lo ngidam apa sih sampai punya anak yang mulutnya kayak kaleng kerupuk gini hhh" omel Daniel
"Danieeellll !!! Lo nyebelin banget" ujar Nadine kesal seraya menginjak kaki pemuda itu, Daniel pun terus berteriak ketika sepupunya kembali menghukumnya seperti ini, entah sudah berapa kali selama tinggal di rumah ini kakinya harus menjadi korban kemarahan Nadine.
"Awhhh sakit tau Nad, lo gak bisa sehari aja gak nginjek kaki gue, di kira kaki gue terbuat dari besi apa"
"Biarin, itu belum seberapa. Ini buat lo biar makin lengkap"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Langit Senja
RomanceNadine merupakan Primadona di Kampusnya, kecantikan yang di milikinya pun membuat banyak pemuda berusaha mencari perhatiannya. Terbiasa hidup dalam kemewahan dan di perlakukan bak Putri Raja membuat Nadine menjadi gadis manja dan juga besar kepala...