Tiba-tiba seseorang memberikan sebuah saputangan berwarna putih pada Qrisya
Qrisya pun mendongak dan melihat orang tersebut dengan tatapan sendu
Qrisya langsung menarik orang itu dan memeluknya erat sembari menangis dalam pelukannya
"Kenapa? Hiks... Kenapa ini harus terjadi? Hiks... Kenapa?" Ucap Qrisya terisak dalam tangisnya
"Shttt, kamu yang tenang ya, kakak yakin semuanya pasti akan baik-baik aja!" Ucap Ferza sembari mengelus punggung Qrisya untuk menenangkan gadis yang sedang hancur itu
Saat hanya tinggal isakan-isakan kecil, Ferza pun melepaskan pelukannya dan menatap Qrisya sembari menghapus sisa-sisa air mata Qrisya yang masih ada
"Sekarang kita ke klinik dulu yuk, obatin luka kamu!" Ucap Ferza dan di angguki Qrisya
Ferza pun langsung membantu Qrisya untuk berdiri dan membawa gadis itu menuju klinik rumah sakit ini
Sesampainya di klinik, seorang suster langsung membersihkan luka Qrisya dan membalutnya
"Sudah nona!" Ucap suster itu
Qrisya langsung berdiri dan menghampiri Ferza yang sedang ada di depan pintu klinik itu
Sesampainya di depan pintu Qrisya langsung mengajak Ferza untuk pergi ke ruangan Indri di rawat, karena sebelumnya kedua orang tua Qrisya menghubungi Qrisya dan mengatakan bahwa Indri telah selesai operasi dan sudah di pindahkan ke ruang inap
"Kak, kita ke ruangan Indri yuk!" Ajak Qrisya
"Udah baikan?" Tanya Ferza sembari menatap tangan Qrisya yang berbalut perban itu, Qrisya hanya menjawab dengan senyuman dan anggukan
"Jangan tunjukkan senyum palsu itu Qrisya!" Batin Ferza sembari menatap Qrisya sendu
Mereka pun berlalu menuju ruangan Indri
"Permisi..... " Ucap Qrisya sembari memasuki ruang inap tersebut di susul Ferza yang berada di belakangnya
"Bagaimana keadaan Indri bun?" Tanya Qrisya sembari menatap Indri sendu
"Indri masih belum mau bangun!" Jawab pembantu Qrisya yang bernama Bina itu, ia sengaja menyuruh pembantunya itu untuk berpura-pura menyamar menjadi ibunya, karena tak mungkin ia akan memanggil Hana dengan sebutan bunda, bisa-bisa heboh satu rumah sakit!
Hana langsung meringis melihat tangan Qrisya yang di balut dengan perban itu, putrinya benar-benar frustrasi
"Bagaimana dengan tanganmu sayang? Apa sudah mendingan?" Tanya Bina lagi pada Qrisya
"Sudah bun!" Jawab Qrisya yang masih menatap Indri dengan tatapan sendu
"Lo yang sabar ya!" Ucap Nada sembari mengelus punggung Qrisya
Qrisya hanya menjawab dengan anggukan dan kembali menitikkan air mata
"Ouhhhh, udah dong jangan sedih lagi......" Ucap Viola sembari memeluk Qrisya, begitu juga dengan kedua sahabatnya yang juga ikut memeluk Qrisya
Mereka berharap Indri segera sembuh dan berkumpul lagi dengan mereka
Tiga bulan kemudian
Mereka semua masih setia menunggu Indri agar segera sadar
"Sya, mending sekarang lo mandi, makan ya!?" Ucap Viola yang hanya mendapatkan gelengan dari Qrisya
Matanya tetap menatap Indri sendu dengan tangan dan kaki yang berbalut perban
Ya, Qrisya habis mengamuk setelah mengetahui kalau Indri akan mengalami amnesia, Qrisya langsung memukul kaca hingga pecah dan menendang semua barang-barang yang ada di hadapannya
KAMU SEDANG MEMBACA
MY AND LOVE
RomanceTuhan.... Kenapa kau memberikan cobaan yang begitu berat pada ku? Orang yang ku cintai mengkhianati ku dan di saat itu pula aku merasakan sakit yang sungguh mendalam yang akan membuat ku pergi dari dunia ini! Tapi ku mohon tuhan.... Aku sudah berus...