"Kenapa kamu ketawa Qi? Emang ada yang lucu?, aku tak mau tau kalau kamu tidak memanggil ku kareshi aku akan mencuekkanmu lagi!" Ucap Ferza ngambek lagi yang membuat tawa Qrisya makin pecah
Ferza hanya mendengus kesal
"Haduhhhh, perut aku jadi sakit, kak kita ke ruangan Indri yuk!" Ajak Qrisya yang malah di jawab hardikan bahu acuh dari Ferza
"Ngambek?" Goda Qrisya yang tidak di hiraukan Ferza sama sekali
"Yaudah lah, sus tolong bantu saya ke ruangan Tulip nomor 321 ya!" Ucap Qrisya pada seorang suster yang ada di ruangan itu
"Boleh tuan?" Tanya suster tersebut sembari menatap Ferza
"Tidak!" Jawab Ferza singkat yang di angguki suster tersebut
Qrisya langsung menatap Ferza tajam, apa maksudnya tidak? Ia tidak boleh ke ruangan Indri maksudnya?
"Suster tolong saya!" Tekan Qrisya
"Maaf nona, tapi kalau nona belum mendapatkannya persetujuan dari tuan Ferza maka saya tidak bisa menolong nona!" Ucap suster tersebut yang membuat Qrisya langsung menatap tajam Ferza
"Kak....... " Rengek Qrisya yang hanya di jawab hadikan bahu acuh dari Ferza
Qrisya membuang nafas kasar
"Kak, aku seriusan, aku nggak bisa manggil kakak kareshi kak! Ku mohon mengerti lah!" Ucap Qrisya memberi pengertian namun, tak di hiraukan lagi
Qrisya kembali membuang nafas kasar
"Baiklah kalau kakak tidak mau membantu ku, aku pergi sendiri saja!" Ucap Qrisya sembari menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya
Ferza yang mendengar itu pun langsung membalikkan tubuhnya dan menopang tubuh Qrisya yang hampir saja terjatuh akibat kakinya yang masih belum sembuh
"Lain kali hati-hati Qi, aku nggak mau kamu sakit lagi, rikai dekimasu ka? (mengerti?)" Ucap Ferza sembari membawa Qrisya ke dalam gendongan nya
"Hai, sore o emashita! (Ya, mengerti!)" Jawab Qrisya dan mengalungkan tanganya di lekuk leher Ferza
Ferza yang merasakan tangan Qrisya yang sudah mengalung itu pun langsung berlalu namun langsung di hentikan Qrisya
"Kak! Kak Ferza tunggu! Infus aku belum aku pegang!" Ucap Qrisya membuat Ferza menghentikan langkahnya
"Dah!" Jawab Qrisya ketika kantong infus tersebut sudah berada di tangannya
Mereka pun berlalu menuju ruang inap Indri
Ruang Indri
"Qrisya!" Ucap semua orang yang berada di ruangan Indri kaget
"Lo dah sembuh?" Tanya Nada menghampiri Qrisya yang masih berada di gendongan Ferza
"Belum sembuh banget sih!" Jawab Qrisya sembari menatap kakinya yang masih berbalut perban itu
"Kamu dah makan nak?" Tanya Bina cemas (itu loh pembantu Qrisya yang nyamar jadi ibunya)
"Udah bun!" Jawab Qrisya
"Bohong! Qrisya belum makan sama sekali tante!" Ucap Ferza sembari menatap tajam Qrisya
Qrisya hanya cengengesan sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Nanti deh Qrisya makan bun! Qrisya janji!" Ucap Qrisya sembari mengangkat jari kelingking nya
Semuanya hanya menggeleng kan kepala mereka
"Indri udah sadar belum bun?" Tanya Qrisya yang hanya di jawab gelengan dari Bina
Tiba-tiba.....
"Nggghhh...... Kak Qrisya..... " Gumam Indri pelan namun masih dapat di dengar
Semua orang melengah ke arah Indri dengan senyum dan air mata yang langsung membasahi pipi mereka
Akhirnya setelah sekian lama, Indri sadar dari koma nya
Perlahan Indri mulai membuka matanya, walau masih samar tapi ia tau pasti kalau yang ada di samping nya kali ini adalah kakak sematawayangnya, Feradina Qrisya Arora, kakak yang paling ia sayangi
"Kak..... " Ucap Indri sendu sembari menatap Qrisya yang sedang tersenyum padanya
"Ya?" Ucap Qrisya mengelus kepala Indri dan mengecup nya pelan
"Haqi mana kak?" Tanya Indri membuat Qrisya langsung membulatkan matanya
Qrisya bangun dan berdiri sembari menatap Indri yang sedang menatap nya dengan tatapan ingin tahu nya
"Ha.... Haqi....." Qrisya tidak dapat melanjutkan kata-katanya, hatinya terlalu pedih kalau harus menerima kenyataan kalau Indri akan melupakan Marvell dan semuanya
Indri menunggu dengan was-was, perasaan nya tiba-tiba tidak enak
"Ha.... Haqi udah nggak ada Ndri!" Ucap Qrisya sembari menangis
Indri langsung membulatkan matanya tidak percaya, kekasihnya..... Kekasihnya sudah tiada.....
"NGGA.... INI NGGAK MUNGKIN.... HAQI NGGA MUNGKIN.... HAQI......" Teriak Indri frustrasi dengan air mata yang sudah membasahi pipinya
"Kak, Indri kenapa Kak?" Tanya Marvell panik namun tak di balas oleh Qrisya
"Chagi.... Chagi kamu kenapa?" Tanya Marvell sembari menggenggam tangan Indri
"KAU SIAPA? BERANI-BERANINYA KAU MEMANGGIL KU CHAGI! KAU SIAPA? HANYA HAQI YANG BOLEH MEMANGGIL KU CHAGI!" Teriak Indri sembari menghempaskan tangan Marvell kasar
"Sudah-sudah ya sayang..... Jangan nagis lagi!" Ucap Hana sembari membawa Indri ke dalam dekapan
"Haqi bun..... Haqi......." Ucap Indri terisak di dalam pelukan Hana
"Iya-Iya bunda ngerti..... Tapi jangan kayak gini, kamu membuat kakak mu frustrasi!" Ucap Hana lirih
Tiba-tiba tangis Indri berhenti, ia beralih menatap kakak yang sudah di banjiri air mata
"Kak...... " Panggil Indri yang membuat Qrisya langsung mendongak
"Ya?" Ucap Qrisya sembari menatap Indri dengan tersenyum
Qrisya langsung menghampiri Indri dan membawanya ke dalam pelukannya
"Maaf.... Maaf.... " Lirih Qrisya
5 jam kemudian...
Indri sudah kembali terlelap dalam mimpi indahnya. Setelah kutang lebih 2 jam ia menangis akhirnya ia terlelap dengan mata yang sembab akibat menangis
Perlahan Ferza mendekati Qrisya yang sedang menatap Indri sendu
"Tidak-tidak.... Ini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan nya! Untuk saat ini biarkan Qrisya menenangkan dirinya" Batin Ferza sembari menghentikan langkahnya
"Qi.... Sebaiknya kita ke ruangan kamu lagi yuk! Udah saatnya kamu istirahat!" Ucap Ferza sembari menepuk pundak Qrisya pelan
"Aku masih mau di sini kak!" Ucap Qrisya sembari menatap Ferza dengan tatapan memohon
"Tidak! Kamu harus istirahat sekarang!" Ucap Ferza sembari menarik tangan Qrisya
"Ih kak..... Aku masih mau di sini!" Ucap Qrisya sembari berusaha melepaskan genggaman tangan Ferza
Ferza menarik nafas panjang dan langsung menggendong Qrisya ala bridal style
Qrisya yang kaget langsung menendang-nendang kakinya dengan brutal dan berteriak namun tidak di hiraukan Ferza
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
MY AND LOVE
RomanceTuhan.... Kenapa kau memberikan cobaan yang begitu berat pada ku? Orang yang ku cintai mengkhianati ku dan di saat itu pula aku merasakan sakit yang sungguh mendalam yang akan membuat ku pergi dari dunia ini! Tapi ku mohon tuhan.... Aku sudah berus...