Chapter 10 : Caught Up (Seokjin's)

2.6K 282 4
                                    

Pagi sebelumnya.

"Maaf, saya mau berhenti. Minggu depan saya menikah. Ini undangannya. Maafkan saya tidak bisa mengabdi terlalu lama." Kata seorang wanita berumur 30-an di pagi buta sembari membawa kopernya siap untuk meninggalkanku dan Jinhye sendirian. Rasa sedih karena ditinggalkan tidak melebihi perasaan bingungku mau dibawa kemana putriku kalau aku kerja?

"Ahjumma.... kenapa baru bilaaang..... kalau bilang lebih awal kan aku bisa cari penggantinya ahjumma duluuu...." Kataku lesu. Baru satu bulan ahjumma ini datang ke rumahku dan mulai menjaga baby girl-ku.

"Maaf, Tuan. Habisnya semenjak saya kerja di sini membuat saya semakin mantap untuk menikah sama kekasih saya. Maaf, Tuan!" Dia menunduk selamat tinggal lalu ngacir meninggalkanku sendiri bersama putri kecilku. Ah bagaimana inii! Tidak mungkin juga Jinhye yang masih 3 tahun jalan ini aku tinggal sendirian di rumah sebesar ini. Dia juga selalu menangis kalau aku minta dia tinggal sementara di rumah mertua atau orang tuaku tanpa nanny kesayangannya itu. Akhirnya dengan selicik-liciknya, aku mengantar Jinhye yang masih tertidur pulas ke rumah ibuku. Biar ibuku yang menangani jika dia menangis seharian minta pulang. He.he
.
.
.

"Akhirnya aku ketemu adikmu." Aku tidak kuasa menahan tawa. Rasanya seperti Namjoon terkena jebakannya sendiri.

"Nggak apa-apa, lagian aku bakal segera mempublikasikannya. Tapi ingat, dia bukan buat Hyung, bukan buat siapapun." Namjoon menekan ringan kata-kata terakhirnya.

"Gimana kalau dia yang memintaku?" Candaku padanya.

Namjoon menatapku sekilas. "Nggak bakal selagi aku masih kakaknya."

Over protective? Ya. Aku mengerti alasannya. Namjoon tipikal sosialita yang sayang keluarga. Tapi apa tidak boleh aku dan Jinhye ingin menjadi bagian dari lingkup protektifnya?

.
.

Karena ternyata Namjoon tidak bawa mobil karena tadi nebeng managernya, akhirnya dia memintaku untuk menebenginya.

"Nebeng sampe mana, mas?" Aku membuka topik.

"Rumah Yoongi. Ikut?"

Aku menggelengkan kepalaku slow motion, belagu. "Bicarain bazar itu ya? Tau jadi aja deh"

"Cihh~ Jinhye bukan alasan ya." Namjoon menyunggingkan senyuman jahatnya.

Aku menggeleng cepat. "Jinhye hari ini di neneknya, baru di jemput nanti malem. Aku mau ngegalau aja ke Hyera."

Namjoon terdiam. Ia terlihat memikirkan sesuatu. Semoga ia mempertimbangkan aku untuk menjadi adik iparnya Ya Tuhaaaan.

"Aku harap kamu bisa mempertimbangkan aku untuk Jisoo. Aku bersumpah tidak akan mempermainkan hatinya." Kataku dengan nada serius yang tidak di tanggapi Namjoon.

Aku mengusir Namjoon tepat didepan rumah Yoongi yang dulu rumahnya.

"Salam buat semua, ya~"

Namjoon melambaikan tangannya gentle tidak seperti biasanya. Ya, karena kami sedang ada konflik pribadi. Dia tidak akan menjadi banci sampai konflik kami selesai.

Aku memutar mobilku menuju area penyimpanan abu elite untuk menjenguk istriku tercinta dan sedikit bercurah hati kepadanya. Mungkin Hyera merestui aku mengakhiri masa dudaku dan membantuku mendapat restu Namjoon.
.

Esok harinya.

Namjoon's Hotel Resto, 02:00pm.

Seungwan? "Wan?" Aku menyempulkan kepalaku dari balik sandaranku ke kursi belakang.

"Hey! Lagi nge-date? Sama Jinhye?" Tanyanya

Aku menggelengkan kepalaku lalu inisiatif memigrasikan pantatku ke tempatnya beserta seluruh makanan pesananku. "Pindah sini ya?" Tanyaku setelah semua perabotan makanku pindak ke mejanya.

Daylight (JinSoo Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang