Chapter 38 : Broken

1.9K 205 11
                                    

Vote+comment!!




























Seokjin's

PRAKKK!!

Seketika aku terkejut. Kami sedang membicarakan hal yang sedang kami rahasiakan dari siapapun itu dan suara itu terdengar. Jisoo pun berlari masuk menuju kamar. Di dalam sudah tampak Jennie berdiri dengan wajah pucatnya menatap kami. Aku pun melihat Jisoo yang juga ketakutan.

"Jennie-ya~." Gumam Jisoo. Lalu Jennie pun menunduk mengambil ponsel Jisoo yang terjatuh lalu menyerahkannya.

"Eh.. maaf, Soo. Aku jatuhin hpmu. Nggak tau kenapa aku lemes banget, laper kali ya? Hehe." Katanya masih bisa cengengesan. Akhirnya aku dan Jisoo pun dibuat lega. Kami pun memutuskan untuk membelikannya makanan di luar rumah sakit, di dekat pasar malam yang buka sampai larut malam. Jisoo tampak tidak tenang sejak Jennie menatapnya seperti itu tapi kupikir ia berusaha positif kali ini. Akhirnya kami pun kembali ke rumah sakit dengan mobilku. Di dalam mobil ia kembali bercerita tentang Lee Hyeri yang ternyata adalah adik kandung dari Lee Seunghoon. Akhirnya semua ini jelas, Seunghoon hanya ingin membalas dendam pada Namjoon lewat Jisoo. Tapi apa itu tidak keterlaluan?!

Kami pun sampai ke rumah sakit, di kamar Namjoon, Jennie sudah tidak ada di kamarnya, bahkan tasnya sudah ia bawa. Aku meletakkan makanan untuk Jennie di meja samping tempat tidur Namjoon. Jisoo pun mengecek keadaan Namjoon yang ditinggal sendiri di sini.

"Oppa.. dia nangis." Kata Jisoo terkejut. Aku pun ikut melihatnya, benar saja air matanya telah menetes. Apa dia bermimpi? Entahlah aku saja belum pernah pingsan. Jisoo masih bertanya-tanya kemana perginya Jennie dan ia juga tidak bisa menelfonnya karena ponsel Jennie tertinggal di lokasi penembakkan Namjoon. Akhirnya Jisoo pun tertidur di sofa sembari menunggu Jennie datang. Tiba-tiba saat hampir tertidur, ponselku berdering. Dari Taehyung, mengabarkan bahwa Seungwan sedang melahirkan. Aku pun secepat kilat menuju ke tempat persalinan. Pemandangan umum, suami yang khawatir terpampang nyata. Jantungku tiba-tiba berdebar kencang teringat pada almarhum istriku yang meninggal sesaat setelah menyentuh kaki Jinhye dengan tangannya yang lemas.

"Jinhye mana, Hyung?" Tanya Yoongi. Sepertinya ia menyadari air mataku yang hampir turun.

"Sama emaknya, masih di Namjoon. Tapi kayanya udah dibawa pulang Hoseok sih." Jawabku. Dan Yoongi kembali tidak mendengarkanku dan malah curhat ini itu karena merasa bersalah membawa Seungwan ke rumah sakit ini padahal ada rumah sakit terdekat.

Setelah kiranya 3 jam, akhirnya putra mereka lahir. Seungwan dibawa keluar beriringan dengan bayinya yang akhirnya dibawa ke kamar bayi.

"Kok miripnya ama kamu, Wan? Yoonginya dimananya?" Kataku terkekeh. Seungwan juga tersenyum dengan wajahnya yang masih pucat dan infus yang masih menggantung di atasnya.

"Makasih udah nungguin aku. Kalian pasti capek." Kata Seungwan. Suaranya serak pasti karena teriakkannya tadi yang menggelegar. Akhirnya kami pun masuk ke kamar Seungwan begitupun Taehyung dan Joohyun. Kini aku kembali melupakan bayi sehat Yoongi dan Seungwan yang baru lahir dan memikirkan Namjoon yang sedang sekarat. Aku pun masuk ke kamarnya, menyelimuti Jisoo yang masih memakai blouse kerjanya dengan selimut yang ku bawa dari kamar Seungwan. Hehe.

Pagi pun tiba, aku terbangun oleh perawat yang sedang melakukan kunjungan rutin pagi ini. Jennie belum juga datang. Akhirnya aku membangunkan Jisoo untuk sarapan dengan makanan yang kemarin kami beli untuk Jennie. Aku pun mengambil makanan itu dari meja, beriringan dengan suara jatuhnya sebuah benda kecil ke lantai. Aku pun mengambilnya, itu adalah cincin. Jisoo yang melihatnya langsung menghampiriku dan mengambil cincin itu.

Daylight (JinSoo Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang