Vote+comment!!
"Dia.. sekarat." Kata Taehyung dengan air mata yang sudah jatuh dari pelupuknya. Lagi-lagi wajah tampan itu ia usap kasar dengan tangannya sendiri, bahkan saking tidak kuatnya, ia jongkok menangis di hadapanku.
"Maksudmu apa?" Tanyaku dan ia semakin tertunduk. "Oppa kenapa?! Kenapa kamu nangis kaya gituu?!" Tanyaku kini mulai mengguncang tubuhnya.
"Dia ketembak di punggungnya. Aku nggak tau apa yang terjadi, Jennie masih bungkam. Tiba-tiba dia udah pingsan gitu aja di pelukan Jennie waktu aku dateng." Katanya benar-benar ketakutan. Aku pun gemetar, otakku seakan berhenti bekerja aku tidak tau apa yang harus kulakukan dan kini rasa bersalah menghantuiku. Kenapa aku harus mengatakannya? Kenapa aku harus mabuk? Kenapa aku tidak ikut pulang saja bersama Jinyoung? Semuanya mengalir di otakku.
"Oppa dimana?" Tanyaku pada Taehyung.
"Ikut aku." Katanya lalu berdiri dan mulai melangkah. Aku pun mengikutinya di belakang, kami berjalan sangat lambat karena masing-masing kami pasti lelah raga, jiwa, hati, pikiran karena masalah ini. Sampai di tempat, mataku terpaku pada sosok gadis berambut panjang dengan coat kuningnya berjalan mondar-mandir di depan ruang operasi sesekali berjinjit mengintip apapun yang ada di dalam sana. Di tangannya masih ada bercak darah kering yang menempel. Aku pun mengambil air dan meminjam handuk pada seorang perawat yang kebetulan lewat dan mulai melangkah menuju sahabat sepenanggunganku itu.
"Jen." Panggilku. Ia pun menengok ke belakang.
"Jisoo-ya~" gumamnya. Matanya kembali berkaca-kaca saat melihatku, aku bahkan tak berani menatap matanya. Aku meraih tangannya mengajaknya duduk. Kuusap tangan kanannya yang berlumur darah milik kekasihnya itu dalam hening. Aku tidak ingin menangis di hadapannya, supaya dia bisa tenang tapi apa daya mata ini sudah tidak sanggup lagi membendung air mataku dan akhirnya menetes begitu saja dan seketika Jennie mulai terisak keras sambill menjatuhkan kepalanya di pundakku.
"Aku harus gimana? Gimana caraku hidup tanpa dia, Soo?" Katanya terputus-putus karena tangisannya. Aku pun memeluknya erat.
"Aku juga. Kita cuma bisa berdoa buat keselamatannya." Kataku sok tegar.
"Semua gara-gara aku~~" rengek Jennie.
"Nggak, gara-gara aku. Kalo aku nggak mabuk tadi oppa nggak akan kaya gini." Aku.
"Gara-gara Namjoon hyung." Kata Taehyung menyela. Benar-benar menyebalkan lelaki ini, sangat merusak suasana. Aku menatapnya sinis selagi Jennie menangis lebih keras.
"Kalo Namjoon hyung nggak abaiin kita nggak akan ada yang terluka, baik kamu, dia, dan Seokjin hyung." Kata Taehyung.
"Bisa nggak sih nggak omongin masalah ini sekarang?" Sela-ku.
"Nggak, kamu harus tau. Kita selama ini nggak tau kalo kamu menderita, Soo. Makanya kita nggak bilang apa-apa, tapi setelah Hoseok hyung cerita, Seunghoon bener-bener kelewatan. Dulu Hoseok hyung punya pacar, namanya Moonbyul, akhir-akhir ini dia muncul lagi ke hidupnya gara-gara Namjoon hyung tunangin kamu sama Seunghoon. Moonbyul berkali-kali bilang ke Hoseok kalo si brengsek itu bukan manusia, dia cuma cowok yang terobsesi balas dendam." Kata Taehyung panjang lebar.
"Balas dendam? Emangnya oppa salah apa sama Seunghoon?" Tanya Jennie sembari masih sesenggukkan.
"Aku nggak tau kalo itu, tapi yang jelas, dulu Seunghoon pacarin Moonbyul emang karena sengaja biar dia dan Hoseok putus dan Moonbyul sengsara, karena dia punya dendam sama ayah Moonbyul." Katanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daylight (JinSoo Ver.)
Fiksi PenggemarAuthor : Ailees Lee (EXO Ver.) Editor : Park Hanna (BTS Ver.) Genre : Romance Character : Kim Jisoo (BP Jisoo), Kim Seokjin (BTS JIN), Kim Namjoon (BTS RM), Jennie (Blackpink),Hoseok, Taehyung, Yoongi, Jungkook, Jimin, Jinyoung (Got7) Length : Chapt...