Chapter 23 : Birthday Party (Jisoo)

1.9K 206 10
                                    

Vote!!!







Sepanjang perjalanan pulang ke Seoul, hatiku campur aduk, tentu saja sedih karena harus meninggalkan orang-orang tercintaku itu hanya dalam waktu kurang dari 24 jam. Namun, sedikit tersirat rasa bahagia saat Jinhye-ku memanggilku eomma dan ini pertama kalinya aku mencium pria terlebih dahulu. Rasanya ingin saja aku membuka pintu pesawat ini dan terjun bebas kembali ke rumah Seokjin dan hidup bahagia selamanya. Jika saja aku bisa melupakan Namjoon Oppa.

.

Aku memoles wajah mulusku dengan bedak dan seperangkat make up lainnya untuk mempercantik diriku di acara ulang tahun oppa-ku tercinta. Hari ini, ia merayakan ulang tahunnya yang ke-25 dengan begitu mewah dan meriah dengan tamu undangan yang tidak lain adalah CEO-CEO perusahaan lain yang usianya jauh lebih tua darinya. Tentu saja karena appa-ku memang memutuskan untuk pensiun lebih muda dan memutuskan untuk pindah ke desa menikmati masa tuanya dengan alam bersama eomma dan meninggalkanku dan Namjoon oppa di dunia yang kejam ini.

Bisa dibilang semua orang dari seluruh penjuru dunia hadir disini namun bagiku tetap saja sangat sepi karena apa? Tentu saja karena tidak ada dua pelengkap jiwaku yang kini masih berdiam diri di negeri seberang. Akhirnya demi kebebasanku untuk beberapa jam kedepan, aku memutuskan untuk pergi menghadapi dunia lain dibalik dunia perbisnisan Namjoon yang gelap gulita dan menikmati pesta penuh bling-bling bersama para matahari pesta yang kini hampir sudah menggandeng istrinya masing-masing.

"Hah! Capek bukan main mana heelsku tinggi banget. Semuanya pada pake bahasa inggris lagi." Kata gadis cantik yang tadinya setia mengintil Namjoon oppa itu. Fix dia dikacangi.

"Bukannya kamu pinter bahasa inggris? Coba kalo aku yang diajak. Pasti udah kabur dari tadi." Jawabku asal.

"Aku nggak ngerti deh dunia perbisnisan kaya gini. Apa nanti aku sanggup ngelewatin kalo aku beneran nikah sama Namjoon?" Kata Jennie masih saja menggembungkan pipinya.

"Kuat. Dia sayang keluarga kok." Jawabku tidak sesuai hati. Memang benar sayang keluarga, tapi terkadang, BUKAN TERKADANG, pasti dia akan berlebihan dan overprotective setengah mati.

"Tau lah, Soo. Aku bakal pikir-pikir lagi. Bakal aku tarik ulur dia kalo aja ngelamar aku." Katanya kemayu.

"Haha, yakin amat dilamar." Celotehku dan dia malah mengibas-ngibaskan rambutnya penuh gaya.

Kami pun akhirnya hanya duduk terdiam sambil menepuk-nepuk perut kembung kami yang baru saja terisi berbagai protein dan karbohidrat lalu sedikit demi sedikit mengeluarkan sendawa yang tertahan di tenggorokan.

"Annyeong, Jisoo-ssi." Sapa seseorang tiba-tiba duduk di sampingku.

"Ah, iya.." jawabku kaku. Aku cukup terkejut karena lelaki ini datang sesaat setelah aku bersendawa. Apa ia mendengarnya?

"Masih inget aku?" Tanyanya.

"Haha, pastilah. Masa sih aku sepikun itu." Jawabku. Yap. Pria itu adalah Seunghoon. Sesosok pria cool tapi tetap terlihat manis dan cheerful, salah satu dari teman dekat Namjoon oppa tapi di luar geng satu yang ada di belakangku yang entah kenapa tiba-tiba jadi berisik ini.

"Ngapain disitu?" Seingatku tidak ada orang kukenal dengan suara seperti itu tapi saat aku menengok ke belakang, Hoseok?! Ada apa dengan suara cemprengnya kenapa tiba-tipa menjadi sangar?!

Daylight (JinSoo Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang