Chapter 28 : Be Brave (Jisoo)

1.7K 188 8
                                    

Vote+comment!
😆😆😆













































"Kalungnya~ dilepas." Gumam Seokjin sembari menatap leherku yang kosong. Ah benar aku menggantinya menjadi gelang. Namun saat aku akan mengatakannya tenggorokanku tercekat karena tatapan dingin kakak laki-lakiku yang sudah berada tepat di belakang Seokjin siap membunuhnya.

"Oppa~ kamu kok dari tadi cuekin aku terus sih?! Tauk ah aku nanti nggak mau tidur di rumahmu!" Bentak Jennie sembari memukuli tangan Namjoon oppa dan herannya dia luluh lalu pergi mengikuti Jennie yang ngambek. Aku sayang Jennie.

"Oppamu udah pergi, jadi aku boleh disini kan?" Kata Seokjin yang ternyata juga menyadari kehadiran Namjoon.

"Pergi..." Bisik Seungwan sunbae kepada Yoongi mengode untuk segera meninggalkan kami bertiga. Lagi. Setelah happy family itu resmi pergi, Seokjin langsung menyambar tempat duduk bekas Seungwan sunbae dan aku yang masih melamun bingung sambil sesekali menatapnya canggung dibuyarkan lamunannya oleh Jinhye kecil yang minta diambilkan tissue karena tangannya kotor. Hanya tangan dan mulutnya yang kotor, bajunya tidak. Aku heran, bahkan aku masih sering menjatuhkan makananku ke baju. Duda keren itu mengelap lembut tangan dan bibir putri manisnya.

"Udah lama nggak ketemu ya. Jinhye kangen banget sama kamu soalnya kamu nggak angkat telfon." Kata Seokjin. "Walaupun sekarang udah tunangan, lupain aku aja, jangan Jinhye. Please." Lanjutnya lalu Jinhye menatap Appanya imut.

"Tunangan itu apa?" Tanya Jinhye penasaran, maklum anak kecil. Aku menghembuskan nafasku keras, begitu juga Seokjin untung saja ia sudah lupa karena tiba-tiba Taehyung lewat membawa anaknya dan ia pun turun dari pangkuanku untuk bermain dengan putri kecil Taehyung yang cantiknya mirip manhwa itu dan akhirnya meninggalkan aku dan Seokjin berdua. Aku pun tidak sanggup menahan pesona duda tampan tersebut.

"Sorry, aku benar-benar harus pergi..." Jinhye eomma--tante duluan yaa... aku melambaikan tangan cepat dan buru-buru melenyapkan diri dari Seokjin.

Aku tiba di sebuah sofa di ujung taman setelah mengambil minuman. Sendirian selama 1 jam lebih dan aku memutuskan untuk bermain ponsel saja. Namun seketika kedamaianku terguncang saat seseorang ikut nimbrung di wilayahku, hampir saja mendaratkan gelas tinggi ini di bibirku kalau tidak direbut oleh seorang tampan, cool tapi sudah tak terlalu ku gubris, Jimin. Ia kembali menggodaku habis-habisan setelah tau aku menjauh dari Seokjin, "Hey, Soo? Nggak bareng keluargamu?" Sambil menunjuk ke arah Jin family.

"Bacot." Umpatku.

"Wae? Oppa apa tunangan kali ini?" Jimin nyengir mengejekku.

"Diem aja deh ya! Kalo bukan gara-gara kamu tikungin aku aku nggak bakal hidup kaya gini tau!" Bentakku lalu saking jengkelnya aku mendaratkan hand bag-ku ke muka sexy Jimin dan meninggalkan pangeran yang masih banyak omong itu.

"Masih suka sama aku ternyata." Kata Jimin malah mengikutiku.

"Cih, sama sekali nggak." Jawabku sebal. "Dendam iya." Kataku mengacungkan kepalan tanganku ke depan wajah Jimin.

"Tapi, Soo.. kamu nggak apa-apa kan sama Seunghoon? Happy?" Tanya Jimin. Kini sikapnya berubah entah mengapa menjadi benar-benar tulus perhatian.

"Kenapa tanya?"

"Matamu bengkak. Dipikir nggak keliatan?" Katanya masih menatapku. "Seunghoon baik kan? Kamu nangis gara-gara kamu sendiri kan bukan dia?" Katanya bertele-tele. Sial aku ingin memeluk Jimin, apa boleh? Aku ingin sekali memberontak pada Seunghoon sekali saja.

Daylight (JinSoo Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang