Aku membuka tas yang Seokjin bawakan untukku, ada baju, celana, dan.. Dalamanku?! Apa Seokjin mengambilkannya untukku?! Semburat merah muncul di wajahku saat ini, bisa kurasakan karna pipiku memanas. Aku pun mandi secepat kilat untuk meminta penjelasan dari Seokjin tentang isi tasku, namun saat itu juga aku mendapati pria tampan yang baru saja potong rambut itu meletakkan ponselku di telinganya.
"Emang sejahat itu si Namjoon?" Katanya, tanpa basa-basi lagi aku langsung merebut ponselku dan berbicara pada orang dibalik ponsel itu, Jaksa Oh.
"Halo ini saya." Sambutku. Ia pun memberi salam dengan gelagapan karena katahuan sedang membicarakan kakakku oleh adiknya sendiri.
"Jisoo-ssi, setelah interogasi Tn. Seunghoon kami mendapati bahwa ternyata banyak kejanggalan oleh Tn. Namjoon dan jelas bisa membuat kita
kalah. Saya sarankan lebih baik anda ikut saya ke sel Tn. Seunghoon, apakah anda ada waktu?" Tanya jaksa Oh. Aku hanya bisa menghembuskan nafas sekeras-kerasnya.Akhirnya kami pun berangkat ke kantor polisi untuk 'menjenguk' Lee Seunghoon. Tanganku gemetar, bahkan tulisanku sampai berantakan. Seokjin pun mendaratkan tangannya di atas tanganku, menatapku lembut dan membuatku yakin sejenak.
aku pun masuk mengikuti Jaksa Oh menuju ruang interogasi. Seunghoon telah menunggu di kursi yang telah disediakan, tangannya berhiaskan borgol yang terkunci rapat. mata kami bertemu dan tatapannya menusuk mata dan aku hanya bisa menunduk.
"OK, Jisoo-ssi. Bisa kita mulai mediasinya?" Kata Jaksa Oh. aku mengangguk dan Seunghoon melemparkan senyum sinis dengan membuang mukanya.
Kami pun duduk berhadapan, Jaksa Oh membacakan tuntutan kami berdua lalu menatapku untuk meminta penjelasan.
"Apakah anda setuju dengan kesaksian Lee Seunghoon bahwa Kim Namjoon juga bersalah atas kasus ini?" Katanya. aku bisu. Tiba-tiba Seunghoon mendekatkan tubuhnya ke arahku.
"Kenapa? Sekarang baru diem?" Katanya memojokkanku.
"Soal Namjoon bukan urusanku. Aku masih tuntut kamu kasus kekerasanku." Jawabku terbata-bata. lagi-lagi ia mendengus.
"Kalau Namjoon nggak begitu aku nggak perlu repot-repot kenalan sama kamu." Kata Seunghoon. "Dan lagi temen genitmu itu. Kalo nggak ada dia, Hyeri.. dia.." Seunghoon pun terisak.
"Hyeri eonnie udah sadar." Ceplosku. Aku pikir aku melakukan kesalahan fatal yang bisa berakhir tragis untuk Namjoon. Ia membelalakan matanya, menyunggingkan bibirnya setajam mungkin. "Jangan main-main sama aku!" Katanya. akhirnya aku pun berakhir membuktikannya dengan menelfon ibu Seunghoon. Jaksa Oh pun menatapku pasrah bahwa mungkin saja kasusnya akan kalah karena kecerobohanku.
"Halo, Eomonim? ini saya. Saya lagi sama Seunghoon, mungkin eomoni ingin bicara?" tanyaku. jelas saja tanpa pikir panjang sang ibu mengiyakan tawaranku. mereka pun mengobrol, berganti dengan video call seiring waktu dan membuktikan bahwa adik kesayangannya yang membuatku babak belur ini masih hidup.
Selama hampir setengah jam, jaksa Oh yang sedari tadi was was pun mulai mendengar mereka membicarakan Namjoon. ia sontak merebut ponselku dan mengembalikannya.
"maaf, itu sudah cukup. saya rasa pertemuan kali ini sampai sini dulu." kata Jaksa Oh, ia menatapku. Seunghoon mulai meronta-ronta ingin kabur untuk melihat adiknya yang siuman itu.
"YA!!" Teriakku pada Seunghoon. "Aku akan ijinin kamu ketemu sama Hyeri jadi tolong jangan kaya gini. Belum cukup kamu repotin banyak orang?" Lanjutku lalu pergi melewatinya. Jaksa Oh mengejarku.
"Anda yakin ijinkan dia bertemu adiknya? Kalau begitu mungkin Namjoon akan ikut kena pasal." Katanya. Aku hanya mengangguk. Yang ingin kulakukan hanyalah membalas hutangku pada Hyeri eonnie dulu. Jika saja aku tidak mengacanginya saat mabuk, jika saja aku mendengarkan curhatannya tentang Namjoon oppa saat itu, mungkin ini semua tidak akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daylight (JinSoo Ver.)
FanfictionAuthor : Ailees Lee (EXO Ver.) Editor : Park Hanna (BTS Ver.) Genre : Romance Character : Kim Jisoo (BP Jisoo), Kim Seokjin (BTS JIN), Kim Namjoon (BTS RM), Jennie (Blackpink),Hoseok, Taehyung, Yoongi, Jungkook, Jimin, Jinyoung (Got7) Length : Chapt...