Berita

29 13 2
                                    

Ben pun berjalan menemani ku pergi ke loker biru di belakang barisan sepeda.

Loker tersebut memiliki keamanan yang bagus.Aku menekan pemindai sidik jari dengan ibu jari ku dan menyoroti mata ku dengan laser biru yang muncul dari pemindai sidik jari.

Lalu pintu loker tersebut terbuka,
kemudian aku memasukan hoverboard ku.
"Ada kabar terbaru?" Tanya ku kepada Ben.

Ben merupakan mata-mata di sekolah yang tugas nya mencari informasi tentang soal ujian dan membocorkannya kepada beberapa teman nya.
Beberapa guru pun tidak menyadari tindakan Ben.

"Hari ini ada ujian mendadak," jawab nya santai.

"Apa!?"

"Tenang saja,soal nya akan mudah bagi mu untuk kau kerjakan."

"Siapa yang buat ujian nya?" Tanya ku sambil mengacak-acak rambut ku dengan frustasi karena belum belajar.

"Tidak perlu tahu,yang penting materi nya berisi tentang senjata dan teknologi.Kau mahir di bidang itu."

Ben pun berjalan masuk ke dalam kelas melewati pintu dekat dengan halaman parkiran.

Yah,ini gila Rochadel Education memang mengajarkan murid-murid nya tentang senjata,strategi perang,
ilmu peroketan,dan lain-lain.
Itu semua disiapkan dengan satu tujuan,yaitu untuk mendidik anak murid cara bertahan hidup apa bila terjadi perang lagi di bumi.

Aku pikir jika masuk ke dalam sekolah ini aku tidak akan dihadapkan dengan materi pelajaran fisika,Matematika.
Akan tetapi pelajaran itu tetap ada di sekolah ini.Aku rasa pelajaran berhitung tidak akan pernah hilang dari bumi walaupun bumi akan hancur lagi.

"Apa kau sudah belajar Ben?" Tanya ku sambil berlari kecil.

"Tentu saja," jawab nya singkat.

Saat masuk ke dalam sekolah,suasana lorong di dalam sekolah hanya terdapat beberapa murid yang kerajinan datang pagi termasuk aku.

"Apa ada kabar terbaru lagi?" Tanya ku yang masih mengikuti Ben berjalan ke kelas.

"Ada.Kabar nya,mungkin sekitar beberapa minggu lagi akan ada orang dari HOLX datang ke sini," ucap Ben sambil membuka pintu kelas.

"Untuk apa mereka ke sini?"

"Entah lah,aku tidak terlalu peduli."
Ben tampak tidak peduli dengan kedatangan HOLX.

Suasana di kelas cukup gelap,tetapi ruangan cukup luas mungkin sekitar 10×15.
Di kelas terdapat 7 barisan meja panjang dan kursi panjang yang masih terbuat dari kayu.

"Aku rasa baru kita berdua yang datang," ucap Ben yang menggaruk kepala nya.

"Lebih baik kita nyalakan dulu lampu nya," saran ku yang sedikit takut terhadap ruangan gelap.

Ben pun melihat sekeliling nya.
"Aku lupa dimana saklar nya?" Gumam Ben.

"Aku bahkan tidak tahu bahwa kelas kita pakai saklar," balas ku sambil terkekeh.

Well,aku sedikit cuek terhadap kelas ku,karena aku tidak menyukai nya.

"Kelas ini tidak pakai saklar bodoh!" Cibir Abigail yang tiba-tiba masuk ke dalam kelas sendirian.

Aku dan Ben pun langsung kaget dan hampir jatuh.
Abigail pun berjalan ke tengah kelas sambil mengenakan kaos bewarna putih dengan jaket bewarna hijau.

Guardian Of LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang