Flon-5

16 6 0
                                    

Di malam hari yang penuh bintang.
Di hutan yang luas dan diselimuti oleh pohon lebat.
Tanah yang kupijak hanya salju putih bercampur dengan daun biru pohon besar itu.

"Nixel! Dengar aku! Sekarang kau harus pergi dari sini!" Kata seorang kakek tua.

Di hutan gelap yang luas itu hanya ada kami berdua.
Pohon-pohon besar seakan-akan melindungi kami dari mereka untuk waktu yang singkat.

Wajah keriput terlihat jelas di wajah nya. Terdapat bekas luka sayatan lama di pipi kanan nya.
Mata hijau nya mengisyaratkan aku untuk pergi dari sini.

Kakek tua itu mengenakan zirah tua yang kokoh dengan mantel biru yang terikat di leher nya.
Para pasukan berjubah zirah mulai mengejar kami. Mereka dibantu juga oleh tentara dengan senjata laser mereka.

Tentara yang memakai senjata laser menembaki kami dari jarak sekitar 10 meter.
Mereka berteriak dan mengumpat.

Lalu pria tua itu mendorong ku untuk berlari. Ketika tentara itu menembaki nya, aku melihat ia membuat perisai yang membuat laser yang mengenai nya menjadi sangat lambat.

Dia menepuk tangan nya dua kali.
Setelah itu seluruh tentara itu berhenti bergerak. Seakan-akan waktu berhenti berputar.

Aku masih bisa berlari, dan aku tetap terus berlari sampai tidak terlihat lagi kakek itu.
Dari jauh terdengar jeritan orang. Benar-benar mengerikan.

Aku melihat diri ku mengenakan baju biru hitam dan zirah abu-abu di bagian dada ku.
Pedang dengan sarung nya terikat di pinggang ku.

Tiba-tiba pohon besar di samping ku tumbang dan semuanya menjadi gelap.



†††


Aku bangun dengan nafas terengah-engah. Keringat membasahi tubuh ku.

"Sial! Siapa kakek tua itu?" Umpat ku dengan keras.

Beruntung Ben dan Abigail tidak terbangun karena umpatan ku yang keras.

"Siapa itu Nixel? Aku merasa pernah mendengar nama itu," gumam ku.

Aku menyeka keringat ku dengan lengan baju ku.
Aku mengingat-ingat kejadian itu dengan serius. Aku belum pernah mendapatkan mimpi sedetail itu.

Tiba-tiba mobil berhenti dengan mendadak yang membuat Ben dan Abigail terbangun.

"Apa kita sudah sampai?" Tanya Abigail.

Ia terlihat menggosok mata nya, begitu juga dengan Ben. Setelah beberapa saat Kilorn membuka pintu belakang.

Aku melihat langit sudah menggelap.
Tampak beberapa bintang mulai muncul.

Aku pun turun pertama, Ben dan Abigail menyusul.

Kami dikelilingi oleh helikopter milik HOLX dan tentara Amerika.
Lalu datang 1 orang dengan helm yang melindungi wajah nya.
Ia mengenakan baju yang tebal dan kuat. Terdapat juga selendang cokelat melilit leher nya dan senapan berat yang menembakan laser.

"Ada yang bisa kubantu?" Tanya tentara itu rendah.

"Sersan satu Kilorn , Portal Guardian, divisi 10. Aku ingin mengantarkan para rekrutmen menuju Flon-5."
Kilorn menunjukan kartu identitas nya.

Tentara itu menekan helm itu di bagian pelipis. Lalu munculah sinar biru yang memindai kartu identitas nya dan menyamakan dengan wajah Kilorn.

Guardian Of LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang