Jihoon masih menangkup wajah memerahnya sampai terdengar suara langkah tergesa-gesa milik seseorang. Mengetuk pintu kamar Soonyoung dengan sadisnya.
"Masuk." Ujar pemuda manis itu yang sekarang memegangi kedua pipinya.
Ia membuka pintu sedikit dan melongokkan kepalanya disana. Itu Bibi Ahn. Dengan menggunakan pakaian santainya dan rambut digulung, ia menatap ke arah Jihoon khawatir.
"Kenapa ?" Tanyanya agak tersentak.
Namja kelahiran Busan itu menggeleng masih dengan tangan yang memegang pipinya yang memanas itu, "Aku tak apa, ahjumma." Jawabnya.
"Benarkah ? Ahjumma mendengar kau berteriak tadi dan lagi wajahmu merah. Kau sakit ?" Tanya Ahjumma, lebih tepatnya seperti mengintrogasi.
Oh, shit.
Jihoon melebarkan matanya, lalu menggeleng, "Aku tidak apa-apa, ahjumma. Maaf telah mengejutkanmu." Jawabnya lembut.
Bibi Ahn mengangguk mengerti, "Yasudah, ahjumma kembali ke dapur, ne..." Balasnya tak kalah lembut juga.
Ia menutup pintu. Kepergiannya membuat Si mungil bisa menghela napas. Ia menyandarkan tubuhnya kepala ranjang dan menutup matanya. Sampai atensinya berpindah pada ponsel merah yang bergetar. Ada pesan masuk.
Soonyoung : Annyeong haseyo.
Jihoon : Shit.
Soonyoung : Anak manis seharusnya tidak boleh berbicara kasar.
Soonyoung : Cepat minta maaf.
Soonyoung : Sebelum kau mati.
Jihoon : Berisik kau Soonyoung sialan.
Soonyoung : Kalau chat itu spam Ji bukan berisik.
Jihoon : Terserahmu Kwon.
Soonyoung : Oke.
Read 18.06Soonyoung : Ada yang merajuk rupanya.
Read 18.08Soonyoung : Hei, sesibuk apa kau hingga mengabaikan pesanku, Jihoon.
Read 18.09Namja Kwon itu menghela napas sejenak, sebelum menghubungi Jihoon. Lama tidak mendapat balasan, Soonyoung berniat mengakhiri panggilan tersebut sampai akhirnya panggilan itu tersambung pada Jihoon.
Soonyoung tersenyum, "Yeoboseo." Sapanya.
"Hm?" Jawab Jihoon dingin dari sebrang sana.
"Jangan marah."
"Siapa yang marah, Kwon Soonyoung!! "
"Kau. Kau marah."
"Jika aku bilang tidak ya tidak!! "
Dengan geramnya, Jihoon menutup panggilannya dari si sipit itu. Ia menutup laptopnya kasar lalu mencabut earphone dan memasukkannya kedalam tas.
Sementara disisi lain, Soonyoung tengah menghela napas. Memijat pelipisnya pelan dan menyandarkan punggungnya dijok mobil. Ia sedang berpikir bagaimana caranya membujuk sahabatnya yang sedang merajuk.
"I think i have an idea." Gumamnya.
---
Jihoon berjalan menuruni tangga rumahnya dengan wajah masam. Para pekerja rumah yang merasakan aura aneh yang menguar menyelimuti dirinya, tak sedikit pun bertanya pada Tuan muda pemilik rumah megah disebelah rumah tuan mereka. Mereka hanya diam dan memperhatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Blossom | SoonHoon
FanficAku sahabatnya, tapi aku mencintainya. -Soonyoung. Semuanya biasa saja, sampai kau menghancurkan arti kata itu sendiri. -Jihoon. Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini...