Pentas seni. Acara dimana semua kelas mempersembahkan penampilan spesial yang telah disiapkan oleh masing-masing kelas.
Klub vokal ikut andil dalam pentas seni ini. Mereka menjadi panitia untuk acara kali ini. Sibuk kesana kemari dari pagi hari sampai acara selesai pada tengah malam nanti.
Sebagai ketua klub vokal, Jihoon sibuk. Pertama, sibuk mengatur jalannya. Kedua, sibuk menghindar dari Soonyoung. Jujur, ia malu untuk bertemu lelaki sipit itu. Kejadian dimana bibirnya bersentuhan dengan bibir lelaki itu.
Sudah terhitung ke-6 kali Jihoon dan Soonyoung tak sengaja berpapasan. Soonyoung tahu kalau Jihoon menghindarinya. Ia tahu dan paham gelagat sahabatnya yang satu ini.
Para panita memiliki kostum tersendiri yang membuat mereka mudah dikenali. Menggunakan baju baju kemeja yang memiliki desain dan bentuk yang sama. Baju kemeja berwarna coklat dengan nama disisi kanan dan lambang sekolah disakunya.
Dengan berbalut baju khusus dengan lengan kemeja yang ia gulung sebatas siku, ia sedikit berlari untuk mengambil kardus berisi minuman diruang kepanitiaan. Membawa dua kardus sekaligus membuatnya kesusahan.
Seseorang menepuk bahunya. "Kalau kau ingin merengek meminta konsumsi, lebih baik nanti saja, Wonwoo-ya. Aku sedang kesusahan sekarang." Ujarnya.
Orang itu mendahului langkahnya. Mengambil kedua kardus itu dari tangan Jihoon. "S-soonyoung."
Itu bukan Wonwoo, tapi Soonyoung. Mereka berjalan beriringan dengan rasa canggung yang melanda perasaan Jihoon.
"Aku tahu kau masih memikirkan ciuman itu bukan ?" Celetuk Soonyoung.
Jihoon kelimpungan dibuatnya. "Ti-tidak." Gugupnya.
"Aku tahu dirimu, Jihoon."
Astaga! Jantungnya dibuat hampir lepas oleh Soonyoung. Dia sudah tidak tahu lagi harus berkata apa karena terlalu malu. Dengan segera ia mengambil kardus itu dari tangan Soonyoung. "Terima kasih, Soonyoung."
Ia segera berbalik dan meninggalkan seseorang yang tengah menatap punggung mungil itu yang semakin hilang dari pandangannya.
Hari semakin malam dan acara semakin seru. Kelas Jihoon telah tampil tadi dan sekarang giliran klub vokal untuk menampilkan penampilan mereka.
Hari ini, Seokmin dan Jihoon hanya bertemu saat tampil tadi. Lebih tepatnya, Jihoon yang selalu menghindarinya.
"Hyung," Seokmin berusaha mencegah kekasihnya daritadi mengabaikannya.
Jihoon melepaskan genggaman tangan Seokmin. "Aku tidak ingin bertemu denganmu lagi." Ucapnya dingin.
Jihoon ingin kembali melangkah namun dihalang olehnya. "Hyung, kau ini kenapa ?"
"Tanyakan pada dirimu sendiri." Jawabnya.
Lelaki manis itu membalikkan tubuhnya berniat untuk meninggalkan lelaki brengsek itu namun gagal. Seokmin mencengkram kuat bahu namja mungil itu dan membalikkan tubuh Jihoon. Jujur saja, ia merasa sedikit tersentak.
Cengkraman dibahunya semakin keras yang membuat Jihoon kelimpungan. Ditambah lagi jarak wajahnya dan wajah Seokmin begitu dekat. "Dengar," Ucapnya.
"Jika kau masih marah karena wanita itu, sudah kubilang dia hanya sepupuku." Jelasnya.
"Mana ada sepupu yang saling berciuman dengan mesranya dibelakang mobil didekat toko buku pada pukul 8 malam." In Wonwoo yang berkata.
"Lepaskan Jihoon atau aku akan berteriak." Ancamnya.
Wonwoo datang tidak seorang diri. Ia membawa antek-anteknya. Dengan segera ia berdiri disamping Jihoon. Sementara dibelakang Seokmin sudah ada Mingyu, Jun dan Seungcheol. Sementara Soonyoung sudah berhadapan dengan Seokmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Blossom | SoonHoon
FanfictionAku sahabatnya, tapi aku mencintainya. -Soonyoung. Semuanya biasa saja, sampai kau menghancurkan arti kata itu sendiri. -Jihoon. Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini...