"Come on, let's go home. Sudah mau hujan." Ucap namja sipit itu sambil merangkul pundak Jihoon.
Mereka berjalan beriringan, tapi tanpa diketahui Soonyoung, Jihoon tengah menatapnya jengkel. Tentu saja karena ia merangkulnya tanpa izin. Tanpa diketahui Soonyoung yang masih asik merangkulkan tangannya dipundak itu, Jihoon mempunyai sebuah ide.
Jihoon berdeham, "By the way, by the way, you do things to my body. Ah, not my body, but my shoulder."
"Kau menyindirku ?" Tanya si sipit, ia melirik Jihoon sekilas tanpa melepaskan rangkulannya.
"Menurutmu ?" Bukannya menjawab, Jihoon malah bertanya balik.
Sesudahnya, mereka berjalan dalam keheningan. Jangan lupakan tangan Soonyoung yang masih setianya merangkul pundak Jihoon.
Angin sudah mulai terasa dingin sekali, walaupun namja manis itu memakai jas almamaternya dan coat yang lumayan tebal, ia masih tetap kedinginan. Namja manis ini tidak suka dingin. Ia tidak suka hujan, karena hujan membuatnya basah, kotor dan kedinginan. Lebih tepatnya, 'Si Perfectionist ' benci kotor.
"Dimana kau menaruh kabel datamu ?" Tanya Jihoon sambil mengubek-ngubek dashboard Soonyoung.
"Cari saja, tidak usah banyak bicara." Keluh Soonyoung tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan raya.
Jihoon menghela napas, lalu mengubah posisi duduknya menjadi sila. Mengacak-ngacak lagi dashboard itu tanpa tahu kalau Si pemilik sudah berdecak kesal.
"Ada tidak ? Kau berniat untuk mencari atau mencuri ? Lihat, semuanya jadi berantakan." Ujar Soonyoung kesal.
"Ada." Namja manis itu membuka gulungan kabel itu dan menyambungkannya pada ponselnya dan tape mobil. Jihoon sibuk dengan ponselnya, ia tengah mencari lagu yang akan diputar. Ia mengklik lagu itu dan musik pun terputar.
♬ Afternight project - You ♬
"Jangan lagu slow, please..." Keluh Soonyoung.
Namja manis itu merebahkan punggungnya, "Diam." Ujarnya dingin yang mampu membuat namja sipit itu langsung bungkam.
Lagu itu mengalun terus memenuhi seisi mobil. Sementara orang yang memutar lagu sekarang tengah memejamkan matanya. Sepertinya terbuai karena lagu itu.
Soonyoung meliriknya sekilas, "Kau kenapa ? Mau mati ?" Yang ditanya hanya berdeham sebagai jawaban.
"Kalau kau mati, gali kuburanmu sendiri. Jangan manja, jangan merepotkanku dan orang lain." Celetuknya asal.
Napas Jihoon mulai teratur, ia tertidur. Namja Kwon itu mengambil ponselnya, memasukkan password-nya dan mematikan lagu yang sudah kurang lebih 7 kali terputar itu. Ia kelelehan beberapa hari ini.
Hidup hanya berdua dengan seorang kakak laki-lakinya disini. Kedua orang tuanya mengurusi perusahaan mereka di Jerman sejak 2 tahun yang lalu. Si kakak, Yoongi, kadang tidak pulang ke rumah jika sedang mengerjakan tugas kuliahnya. Wajar jika diusianya yang masih cukup muda ini, ia kelelahan harus mengurus hidupnya sendiri tanpa kedua orang tuanya.
Kadang orang tuanya akan menjenguk kedua mutiara kecilnya sebulan sekali. Walaupun ia dingin, tidak peduli sekitar, tapi tidak memungkinkan ia rindu kepada orang tuanya. 'Si Ketua Sangar' pun bisa merasakan kerinduan yang amat sangat.
---
Ia membuka matanya, lalu menggeliat pelan. Menarik selimut agar semakin menutupi tubuhnya, dingin, diluar sedang hujan. Terdengar suara televisi, ia memperhatikan seluruh ruangan. Ia sungguh sangat kenal dengan ruangan ini. Bahkan baunya saja ia hafal. Bagaimana tidak, sudah 15 tahun lebih mereka bersama dan jangan lupakan rumah mereka yang bersebelahan, membuat mereka sering mengunjungi rumah masing-masing. Ya, Ini kamar Soonyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Blossom | SoonHoon
Hayran KurguAku sahabatnya, tapi aku mencintainya. -Soonyoung. Semuanya biasa saja, sampai kau menghancurkan arti kata itu sendiri. -Jihoon. Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini...