7. Sakit?

2.9K 488 36
                                        

Soonyoung menyelimuti Jihoon dengan jasnya. Jihoon duduk dikursi penumpang tidak berdaya. Kepalanya bersandar ke kaca mobil. Soonyoung melihat sekilas ke arahnya yang setiap ia mengerem, kepalanya akan terbentur kaca.

Ia memberhentikan mobilnya di bahu jalan. Mengambil pelan kepala sahabatnya dan menyandarkan dibahunya.

Jihoon menggeliat pelan saat Soonyoung memindahkan kepalanya. Ia bergerak mencari kenyamanan lalu kembali tidur. Ia tersenyum simpul melihat sahabatnya mencari kenyamanan dibahunya. Ia mengusap surai sahabatnya pelan, lalu kembali mengalihkan pandangannya jalanan.

Kwon Soonyoung sangat suka bila dekat dengan namja mungil dan manis ini. Bukan suka lagi, nyaman. Ia nyaman berada didekat Jihoon yang menurutnya berisik, terkadang suka mendumal memakai aksen Busan yang ia tidak mengerti, suka memukul, suka marah-marah dan masih banyak lagi.

Tapi, ia tidak mempermasalahkan itu. Karena dia hanya mendumal dan berisik padanya saja. Intinya, ia ingin terus berada didekatnya seperti ini. Menjadi sahabat juga tidak masalah.

"Ji," Soonyoung memanggilnya sambil menepuk pelan pipinya.

Si ketua klub vokal itu melenguh pelan sambil memegang kepalanya, ia menjauhkan kepalanya dari bahu tegap Soonyoung, "Kita mampir dulu kesini, ne ? Ada perlu."

Jihoon hanya mengangguk patuh dan kembali menyandarkan kepalanya ke kaca mobil. Sementara Si berandal tampan itu keluar dari mobilnya dan menyapa Jun dan Seungcheol.

"Hai, bro." Sapanya sambil menyalami Jun dan Seungcheol.

"Dimana Si tiang itu ?" Tanyanya sambil masuk ke dalam kedai.

"Entahlah." Jawab Seungcheol sambil menyesap kopinya.

"Aku juga." Jun menjawab sambil membuka kulit kacang, "Shit!!" Gerutunya saat kacang itu jatuh ke tanah.

"Hai, ahjumma yang manis..." Sapa Soonyoung.

"Lebih manis aku atau yang sedang duduk dimobil ?" Tanya Bibi Jung jahil.

Si berandal tampan itu melihat sekilas ke arah mobilnya, "Yang dimobil."

"Siapa itu ?" Bibi Jung bertanya sambil mengaduk adonan yang ada ditangannya.

"Lee Jihoon." Soonyoung mencomot satu makanan, lalu memakannya.

"Walaupun dia lelaki, dia sangat manis." Celetuk wanita paruh baya itu.

Sementara diluar kedai, sedang ada perdebatan kecil antara Jun dan Seungcheol.

"Kau mau tidak ? Jika tidak, akan ku habiskan." Tanya Jun.

"Tidak. Aku tidak suka kacang. Lagipula, yang suka kacang itu monyet." Jawab Seungcheol terlampau santai.

"Ya! Aku sudah berbaik hati menawarkannya padamu, Choi Seungcheol."

Namja Kwon itu tidak memperdulikan mereka yang bertengkar masalah kacang dan terus berjalan ke arah mobilnya. Ia mengetuk kaca mobilnya dan meminta Jihoon untuk menurunkan kacanya.

"Kau mau makan ? Atau minum ?" Tanyanya.

Soonyoung melipat kedua tangannya pada pintu mobil dan menjadikan tangannya sebagai tumpuan untuk kepalanya, agar ia bisa berbica dengan Si perfeksionis itu.

"Aku ingin turun, ingin lihat daftar minumannya." Jihoon menegakkan badannya dan merapikan rambutnya.

"Masih pusing tidak ? Suaramu serak, Ji."

Jihoon menggeleng pelan, "Awas."

Yang lebih tinggi menjauhkan tubuhnya dan membiarkan ia keluar. Soonyoung kembali menyampirkan jasnya pada Jihoon yang sempat ia lepas tadi.

Love Blossom | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang