11. Aku Mencintainya?

2.2K 436 38
                                    

"Apakah benar ini kedainya ?"

Yoongi memberhentikan mobilnya di depan kedai Bibi Jung dan kembali meyakinkan ia sampai ditempat yang benar.

Yoongi memajukan sedikit mobilnya. "Ah, iya bener ini kedainya. Ada mobil Soonyoung disana."

Ia memasuki parkiran kedai tersebut dan memarkirkan disebelah mobil hitam milik Soonyoung. Mingyu, Jun dan Seungcheol yang memang sedang duduk di bangku luar, mengernyitkan alisnya bingung. Karena bagi mereka, mobil ini asing.

"Permisi." Sapa Yoongi sopan.

"Ada yang bisa kami bantu ?" Tanya Mingyu yang sudah tersadar.

Soonyoung yang mendengar Mingyu berbicara dengan seseorang langsung keluar. Yoongi melihat ke arahnya yang baru saja muncul dari balik pintu.

"Ah, Soon." Sapanya sambil menyalami Soonyoung, "Dimana ?"

Ia menunjuk ke arah dalam, "Di dalam."

Yang tertua menganggukkan kepalanya. Ia berbalik menatap ke arah ketiga lelaki dibelakangnya yang sekarang tengah sibuk berbisik dibelakang sana.

Soonyoung menepuk bahu Yoongi. "Ini Lee Yoongi, kakak dari Lee Jihoon."

"Oh..." Gumam mereka bersamaan.

Mingyu menyenggol bahu Jun dan mereka merapat. "Bukankah mereka sangat mirip ?" Bisiknya yang dijawab oleh anggukkan setuju dari dua yang lain.

Yoongi hanya tersenyum maklum ke arah mereka. "Aku permisi ke dalam dulu, ne."

Mereka menganggukkan kepalanya. Kini Mingyu kembali menyenggol bahu Jun. "Tapi, yang ini berbeda." Bisiknya.

"Apa yang berbeda ?" Tanya Seungcheol dengan nada pelan juga.

"Kakaknya murah senyum, berbeda dengan adiknya." Bisik Mingyu yang kembali dibalas anggukan oleh mereka.

"Gosip." Sindir Soonyoung sebelum berlalu.

Sang kakak melihat ke arah adiknya yang tengah menangkup wajahnya. Ia menoleh ke arah Soonyoung sambil mengangkat alisnya.

"Nangis ?" Tanyanya tanpa suara.

Yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya. Yoongi mendekat ke arah Jihoon. Ia melihat ke arah Bibi Jung lalu tersenyum simpul. Bibi Jung hanya menatapnya saja sedari tadi, tampaknya benar apa yang dikatakan Soonyoung. Mereka mirip sekali.

Bibi Jung memberikan ruang untuk kakak dan adik itu. Sang kakak bersimpuh seperti seorang pangeran yang sedang mempersunting calon permaisuri. Seorang dokter muda seperti Yoongi rela derajatnya turun untuk adik kesayangannya.

Wanita paruh baya itu menyilangkan tangannya di dada. "Kakaknya ?" Tanyanya.

"Iya."

"Dia sangat mirip dengan Jihoon."

Yoongi menjauhkan kedua telapak tangan yang kini sudah basah karena air mata. Ia tersenyum simpul lalu menghapus air mata yang ada ditangan adiknya sekaligus menghapus air mata di pipi adiknya.

"Kau tak apa ? "

Jihoon mengangguk lirih sebagai jawaban. Yoongi kembali menarik bibirnya untuk tersenyum simpul. Ia membawa tubuh mungil itu dalam dekapannya.

Sang adik membalas pelukannya. Air mata itu kembali menetes dengan sendirinya. Hari ini Jihoon merasa ini bukan dirinya. Biasanya ia pandai untuk mengatur emosi seperti ini, tapi sekarang ia malah menangis seperti orang gila di depan orang yang baru ia kenal.

"Hyung, aku salah. Aku..."

Si Perfeksionis itu mengigit bibir bawahnya untuk meredam isakannya. Sang kakak semakin mengeratkan pelukannya sambil mengusap lembut surai adiknya. Ia bisa merasakan sakit yang adiknya rasakan. Seperti kontak batin.

Love Blossom | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang