Part 3

22.8K 232 0
                                        

*Masih flashback :v

Author pov.

Waktu menunjukan pukul 09:20.
Nayla dan Ceva telah selesai menjalani hukumannya.

Tep! tep! tep!

Suasana ricuh mendadak hening, ketika melihat Nayla dan Ceva memasuki kelas.
Tampak Bu Nani sedang merapikan tas nya, pertanda usai jam pelajarannya.

"Baik anak - anak kita lanjutkan besok. Nayla? Ceva? salin catatan teman kalian" Ucap Bu Nani meninggalkan kelas.

Iris hitam Nayla menangkap seorang gadis.

"Cev" gumamnya lirih.
Seakan mengerti, Ceva mengikuti arah mata Nayla.
"Cih!" Decih Ceva mengepalkan tangan.
Pandangan mereka mengarah pada seorang gadis yang tadi menumpahkan air, tak lain ialah Dira.

Kini Nayla melangkah, menghampiri Dira yang terunduk takut.

"Tuh kan cev, dia IPA 5" kata Nayla duduk di meja Dira.
Terlihat jelas tubuh Dira gemetar.

"Tapi gue sering liat dia di IPA 2 Nay" Ucap Ceva yakin.
Ceva yang berdiri di sebelah Nayla, kini mulai memperhatikan setiap sudut wajah Dira.

"Dia punya kembaran di IPA 2, namanya Mira" Sahut seorang lelaki yang duduk tak jauh dari Nayla.

"Ohhhhh.." Nayla dan Ceva bersamaan.

Lagi - lagi Nayla mengeluarkan rokok di sakunya. Bergidik ngeri, kini semua mata merunduk menahan rasa penasaran.
Penjuru sekolah tau, Nayla menyiksa mangsa nya dengan sundutan rokok.

"Maafin gue nay, gue gak sengaja. Gue bakal lakuin apa aja. Tapi tolong jangan siksa gue" Gadis berambut pendek itu angkat bicara.

Nayla menghisap pelan rokok di tangannya.

Fuhhh..

Asap megepul dari mulut mungilnya.

"Apapun?" Tanya Nayla memandangi gadis dihadapannya.
Dira mengangguk ragu.

"Termasuk jadi kacung gue?"
Sambungnya menyeringai.
Dira menatap Nayla datar.
Iris mata keduanya saling bertaut.

"Seminggu 24 jam lo mesti ikutin kemana pun gue pergi, dan gak ada alesan buat nolak kemauan gue. Ngerti?" Lanjutnya lagi menatap tajam iris hitam di depannya.

Dira mengangguk mengiyakan.
Sementara Ceva menyeringai tipis menyaksikan aksi sahabatnya.

#

Selama seminggu Dira menjadi pesuruh Nayla, selama itu juga Dira tinggal di rumah Nayla. Menjadi teman tidurnya, mengikutinya kemana pun ia pergi. Tak jarang pula menjadi tempat bercerita.

Nayla mulai terbiasa bersama Dira.
Sikap Nayla kian berubah. Ia tak lagi kejam, bahkan tak melupakan senyum manisnya setiap kali bicara.
Entah sejak kapan, Dira tak lagi takut dengan Nayla.
Dan entah sejak kapan, Nayla, Ceva, dan Dira berteman akrab.

××××××××××

"Akh! sial" Decih Nayla mendapati ban mobilnya bocor.
Ia melihat jam tangannya, waktu menunjukan pukul 06:20.

"Mck!! Udah telat, bolos ajalah" Ia berdecak kesal.

Ting!

Lo dimana Nay?
- Dira -

Ting!

Nayla, lo dimana sih?
- Ceva -

"Lo berdua masuk aja, gak usah nungguin gue. Ban mobil gue bocor, gue mau bolos aja"
Nayla membalas pesan singkat kedua sahabatnya

VIRGIN (Metropolis City)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang