Sungai Derita

14K 285 4
                                    

Dira Pov.

Tak ada yang tahu, ternyata kehidupan begitu keras dan rumit.
Aku hanya bunga layu yang menginginkan setetes air, namun tetesan itu jatuh ke tanah.

Tak ada seorang pun yang mau hidup penuh derita. Tapi kita sebagai ciptaan - Nya hanya bisa menerima dan menjalani hidup dengan baik.
Ada yang berkata, bahwa Tuhan takkan memberi cobaan diatas kemampuan hamba - Nya. Tapi tak bolehkah aku mengeluh?

Tuhan? Mengapa aku tidak dilahirkan menjadi dia, dia, atau dia.
Mengapa kebahagiaan tak pernah singgah? Mengapa hanya tangis dan jerit kesakitan yang ku dapat?

Ibu? Tahukah kau aku begitu merindukan mu? Aku rindu pelukmu, rindu senyummu, harummu, kasihmu, dan semua yang ada pada dirimu.

Ayah? Apa salahku? Mengapa kau siksa diriku? Aku ini anakmu, darah dagingmu. Jangan jadikan aku pelampias amarahmu ayah. Jangan perlakukan aku seperti binatang.
Aku merindukan dirimu yang selembut sutera.

Cukup penderitaan ini ku rasakan sendiri. Hingga pada suatu hari aku menemukan sebuah cinta. Cinta yang membuatku ingin terus hidup di dalam nya.

Farhan...

Seorang yang selalu tersenyum hangat padaku. Memperlakukanku dengan sangat baik. Mengajariku arti bahagia yang sesungguhnya. Menarikku untuk bangkit dari sungai derita. Menuntunku agar aku jauh dari masa kelam. Membuatku merasa hidup.
Saat aku menemukanmu, aku merasa kali ini Tuhan berlaku adil padaku. Ia memberiku sebuah cahaya yang begitu terang untuk menyusuri lorong hitam didepanku.
Dan saat itu, aku ingin selalu hidup disaat raga ini lelah untuk bertahan hidup.

Tapi kini semua hanya bayangan. Ya. Bayangan yang perlahan menghilang tanpa meninggalkan bekas. Hanya ingatan yang ada dikepala.

Sungai derita kembali mengalir setelah sekian lama sungai itu tenang.

Hanya tangis dan kepedihan yang ku rasa. Lelah raga ini dipukuli. Lelah jiwa ini disakiti.

Untuk apa lagi aku hidup?

Pernahkah kamu berpikir tak ingin lagi berada di dunia ini?
Pernahkah kamu merasa dunia ini tak menginginkan mu?
Pernahkah kamu merasa sakit yang teramat dalam?
Pernahkah kamu kehabisan air mata untuk ditumpahkan? Bahkan mulut menjadi bisu karena tak tau harus berkata apa lagi.

Putus cinta memang soal biasa. Yang tak biasa yakni mencintai pria yang akan jadi ayahmu sendiri.

Siapa yang tahu bahwa dunia selebar daun kelor. Dari sekian banyak pria mengapa harus dia?
Skenario apalagi yang ingin tuhan tunjukan?

Menghapus rasa tak semudah membalik telapak tangan.

Aku...

Lelah...

#

Author Pov.

"DIIIIIIRRRRRRAAAAAAA!!!!!!!"

Ceva terus berteriak. Tak henti - henti menangis menyebut nama Dira yang kini tak sadarkan diri di sebuah kamar rumah sakit.
Begitu juga Lexa. Ia tak kalah histeris dengan Ceva.
Sedang Nayla? Ia sangat terpukul, bahkan terlihat seperti manusia tanpa roh. Tatapannya kosong, ia tak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya.

Dira masih bernafas.
Namun tak sadarkan diri semalaman.

Sahabat - sahabatnya yang setia menanti mata nya terbuka.

Mungkin kala itu pikirannya sedang kalut hingga tak bisa berpikir jernih. Hingga membuat Dira menyayat tangannya dengan sebilah pisau.

#

"Sayang? Gimana keadaan Dira nak?" Tanya mama Lexa pada Lexa.

"Masih belum sadar mah. Lexa takut mah..." Kesekian kalinya lexa menangis.

"Iya sayang, mamah ngerti nak. Tapi kamu juga harus makan. Ayo makan nak, mamah bawain makanan kesukaan kamu. Makan ya"

Lexa mengangguk pelan.
Louis mengelus pucuk kepala Lexa sesekali mencium adik tercinta nya itu.

#

"Udah honey, udah jangan nangis terus. Momi jadi ikut sedih. Kita berdoa aja ya han biar Dira cepet sadar dari koma" Mama Ceva mengelus pundak Ceva dengan harapan anaknya berhenti menangis.

Ceva mengucek mata nya.
"Mom? Nayla mana?"

"Masih di kamar Dira han. Kamu udah hubungin keluarga Dira han?"

"Emm.. Belom mom, ini aku mau kontekin"

"Yaudah honey, momi samperin Lexa di ruang tunggu ya, kamu nyusul loh!"

"Iya mom nanti aku kesitu"

#

Kriiiieeettt..
*Suara pintu dibuka

"Nay? Ayo makan. Dari kemaren lo belom makan" Ceva mengelus pundak Nayla pelan.

"....."

"Nayla, Dira pasti baik - baik aja kok Nay. Ayo makan nay ntar lo sakit, kan gak lucu kalo Dira sembuh malah gantian lo yang sakit."

"....."

"Nayla. Kita berdoa aja ya biar Dira cepet sadar. Gue juga udah hubungin Mira kok."

"Gak usah hubungin mereka!"
Akhirnya Nayla angkat bicara. Ia terlihat sangat marah kala itu.

"Tapi Nay.."

××××××××××××

Author Note :

Maaf part kali ini pendek😂
Jngn lupa klik gambar bintang ya readers yg baik hati.

VIRGIN (Metropolis City)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang