"Nayla"
"Iya?" Sahutku.
Tampak Louis berlari kecil menghampiriku.
Ia menendang istana pasir yang susah payah ku buat.
Aku menyilangkan tanganku.
"Mck!" Decakku. Ia terkekeh geli lalu duduk disebelahku.
"Gitu aja marah"
Katanya menggodaku.
Dia tersenyum menatapku lekat-lekat.
Aku yang merasa risih ditatap seperti itu pun akhirnya berdiri, berniat untuk menyusul Ceva, Dira, Rian, dan Bayu.
Grep!
Langkahku terhenti, Louis menarik tangan kiriku. Ia masih tersenyum walau aku menatapnya sebal.
"Kamu cantik" Ucapnya pelan tak terdengar jelas.
"Apa?"
"Apa apanya?"
"Tadi ngomong apa?"
"Gak ngomong apa-apa ah, salah denger kali"
Aku memutar mataku, kembali menunjukkan mimik wajah cemberut.
"Kamu cannnntik!" Katanya memberi sedikit tekanan di akhir.
Tanpa ku sadari, senyumku mengembang.
Ia menggandengku dan melangkah mendekati laut.
Duduk di tepi pantai, berdua denganmu.
Hanya kau dan aku.
Menikmati senja dan indahnya ombak yang menari-nari.
Kau genggam erat tanganku.
Tersenyum padaku dan menatapku penuh cinta.
Aku ingin tetap seperti ini.
Hanya denganmu.
#
Author Pov.
Hari mulai malam.
Nayla dan kawan-kawannya tengah berkumpul didepan api unggun sembari bernyanyi-nyanyi.
"Cev? Dira mana?" Tanya Nayla.
"Di kamar Nay, lagi gak enak badan katanya" Jelas Ceva.
Nayla pun berdiri dari duduknya bermaksud melihat keadaan Dira.
"Biar gue aja Nay" Ucap Lexa.
Nayla menggangguk mengiyakan.
#
Tok! tok!
"Dir?"
"Apa?"
"Lo gak apa-apa kan?"
"I'm okay"
"De" Suara Louis mengejutkan Lexa.
"ish! Apasih ka, ngagetin aja!"
"Bantuin Nayla sama Ceva nyiapin bumbu"
"Loh? Kan makanan tinggal trima jadi"
"Andre maunya bakar ikan sendiri"
"Oh yaudahdeh, tapi ini si Dira gimana?"
"Udah biar gue aja"
"Okedeh"
Kriieett..
"Dir? Kata Ceva lo sakit, gimana? Mau minum obat?"
Tanya Louis menghampiri Dira dan duduk ditepi ranjang.
"Enggak ka, tadi cuma agak pusing"
"Bener?" Tanya Louis kurang yakin, ia menempelkan punggung tangannya dikening Dira.
